SSD 6

28.8K 1.1K 1
                                    

Seminggu telah berlalu kini Dita sudah kembali bekerja seperti biasa. Dita yang sedang melamun, tiba-tiba dikagetkan dengan suara Nita.

"Woy, bengong ae lo" teriak Nita tepat di samping Dita.

"Astaghfirullah, Nita" kaget Dita sambil mengusap dadanya.

"Ngapain lo" ketus Dita.

"Eh sorry" Ucap Nita sambil cengengesan.

"Lo kenapa, Dit? " tanya Nita.

"Emang gue kenapa? " tanya balik Dita.

"Eh gue nanya malah nanya balik lo" kesal Nita.

"Nita, gue juga tanya emang gue kenapa?" greget Dita.

"Kenapa lo bengong dari tadi? "

"Emang iya ya?"

"Ga" jawab Nita singkat.

"Gajelas banget lo, Nit" ujar Dita sambil melangkahkan kakinya keluar dari restoran.

"Woy Dita tunggu napa" teriak Nita langsung menjadi pusat perhatian semua orang yang ada didalam restoran.

"WOY NITA" teriak salah satu teman kerjanya.

"APA? " teriak tak kalah kenceng Nita.

"BANTUIN GUE DONG, DARI TADI LO TERIAK TERIAK MULU" teriak temannya Nita.

"OGAH" teriak Nita lagi.

"KALAU LO GA MAU BANTUIN, GUE ADUIN BOS LO" teriak temennya Nita lagi membuat Nita pasrah. Daripada nanti dipecat pasti dirinya akan  dimarahi habis-habisan sama ibunya.

"IYA" akhirnya Nita kembali menuju temannya itu untuk membantunya.

Ditaman pinggir restoran Dita sedang termenung memikirkan El. Dirinya kangen banget sama anak itu.

"El, tante kangen sama kamu" gumam Dita.

"Eh ralat maksudnya bunda" kekeh Dita.

Tanpa Dita sadari ternyata ada seseorang yang sedang memperhatikannya. Orang itu menatap Dita tersenyum kecut.

Dita yang tahu kalau cuacanya mau hujan, ia melangkahkan kakinya ke restoran. Orang itu yang melihat Dita mau pergi langsung mengejarnya. Dan sampai dibelakang Dita lalu memanggil Dita.

"Dita" panggil lirih orang itu membuat Dita kaget

"Astaghfirullah" kaget Dita menoleh kearah suara itu.

"Tt-tante" panggil Dita pada orang itu.

"Eh maaf maksudnya mama" Ya orang itu adalah
Jihan. Kalian masih ingatkan? Ya Jihan itu mamanya Darren.

"Dita" panggil Jihan lagi.

"Eh ii-iya ma" jawab Dita kikuk

"Mama boleh minta bantuannya ga? "

"Mmm duduk dulu ma" Dita mempersilahkan Jihan duduk di kursi taman.

"Mama mau minta bantuan apa? " tanya Dita sambil menatap Jihan yang mukanya terlihat sedih.

"El" lirih Jihan sambil meneteskan air matanya. Hal itu membuat Dita khawatir dan penasaran.

"El? " tanya Dita yang langsung mendapat anggukan dari Jihan.

"Emang El kenapa, ma? " tanya Dita lagi.

"El sakit" jawab Jihan menatap Dita dengan matanya yang sudah memerah akibat menangis.

Deg

"El sakit"  batin Dita yang memegang dadanya. Seketika sesak mendengar kabar bahwa El yang udah ia anggap anaknya sendiri itu sakit.

"El ss-sakit? " tanya Dita sambil menggigit bibir bawahnya dan menatap langit agar air matanya tidak jatuh.

"Iya" jawab Jihan. Dita yang tidak bisa menahan air matanya pun keluar dengan sendirinya.

"Ss-serius ma? " tanya Dita lagi dengan air mata yang mengalir. Dibalas anggukan Jihan yang juga ikut menangis.

"Ss-sakit aa-apa mm-ma? " tanya Dita terbata-bata. Jihan hanya menggelengkan kepalanya membuat Dita semakin terisak menangis nya.

"Sebentar ma, Dita kedalam dulu" pamit Dita langsung berjalan masuk restoran. Sampai didalam teman kerjanya bertanya-tanya akan dirinya. Nita juga heran kenapa sahabatnya masuk-masuk dengan mata yang sembab hidung memerah.

"Woy Dit, lo kenapa? " tanya Nita.

"Ee-engak papa kok Nit" jawab Dita sambil mengelap air matanya dan tersenyum.

"Lo kayak sama siapa aja. Gue ini sahabat lo dari dulu, gue tahu lo itu sedang ada masalah"

"Enggak kok Nit" jawab Dita sambil membereskan tasnya membuat Nita curiga.

"Eh Dit, lo mau kenapa? "

"Oh iya, tolong ijinin bos gue ada urusan sebentar"

"Emang lo mau kemana? "

"Nanti gue jelasin, maaf gue buru-buru" pamit Dita sambil berjalan cepat keluar restoran. Dita cepat menemui Jihan yang sudah menunggu di bangku taman.

"Maaf, ma" maaf Dita pada Jihan.

"Gapapa" jawab Jihan dengan senyum.

"Yaudah ayo" ajak Jihan dan menggandeng Dita menuju mobilnya.

Mereka berdua masuk kedalam mobilnya Jihan. Dita dan Jihan duduk dikursi belakang, sedangkan didepan ada supir yaitu Pak Diman.

"Ayo pak kita pulang" ajak Jihan pada Pak Diman.

"Baik bu" jawab Pak Diman sambil menganggukkan kepalanya.

Suasana didalam mobil hanya sunyi. Dita yang sibuk dengan pikirannya sendiri karena khawatir sama El. Begitupun juga dengan Jihan.

*******

Setelah menempuh perjalanan cukup jauh, akhirnya Dita dan Jihan sampai dirumah Jihan. Atau orang tuanya Darren.

Dita dan Jihan turun dari mobil dibantu pak Diman yang membukanya pintu.Dan tak lupa juga mengucapkan berterima kasih. Dita dan Jihan melangkahkan kakinya didepan pintu utama.

Jihan lalu membuka pintu itu langsung masuk kedalam yang diikuti Dita dibelakangnya.

"Assalamu'alaikum" ucap Dita.

"Waalaikumsalam" Balas Jihan didepan Dita.

Jihan dan Dita berjalan menaiki tangga satu persatu anak tangga. Setelah sampai di tangga paling atas. Dita dan Jihan berjalan menuju kamar El yang berada di samping kanan kamar Darren.

Tepat didepan pintu berwarna coklat yang bertulisan 'Emanuel Frakenzo A'. Jihan menyuruh Dita mengetuk pintu itu dan diangguki oleh Dita.

Tok Tok Tok

Tidak ada jawaban dari dalam Dita langsung membuka pintu. Dita masuk kedalam kamar El yang bernuansa serba biru. Tanpa Dita sadari air matanya kembali luruh seketika saat melihat El yang berbaring diatas tempat tidur bermotif tayo.

Dita berjalan menghampiri El. Lalu berjongkok menghadap wajah El yang pucat. Jihan yang peka dengan keadaan langsung berjalan keluar dari kamar El. Dita mengusap pipi El lembut sampai membuat El terusik.

Perlahan-lahan El membuka matanya. Tepat didepan wajah El ada Dita yang sedang tersenyum kepadanya. El langsung bangun dan memeluk Dita, sebagai rasa kangen selama seminggu.

"Hikss Ndaa" tangis El pecah dipelukan Dita. Membuat Dita tak kuasa menahan tangisnya.

"Iya ini bunda, sayang" ucap Dita tersenyum, walaupun senyum kecut

"Hiks nda enapa pegi? " tanya El



Tbc.
Btw janlup komen vote dan share.
Terima kasih❤

Suamiku Seorang DudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang