SSD 46

11.4K 514 52
                                    

Sepulang dari rumah tantenya Nita, Dita langsung masak buat sarapan dibantu mbok Inah. Setelah selesai memasak Dita membangunkan suami dan anaknya yang masih tertidur. Sampai di lantai atas Dita masuk kekamar anaknya dulu. Dita mendorong pintunya melihat El masih tertidur. Lalu dirinya berjalan kearah El. Dita mengusap-usap kepala El dengan lembut hingga membuat sang anak terbangun.

"Eughh" lenguh El sambil mengedipkan matanya berkali-kali.

"Bunda"

"Bangun sudah pagi"

"Bentar" El memejamkan matanya lagi membuat Dita tersenyum.

"Katanya mau sekolah, kok bangunnya siang" El yang mendengar itu seketika langsung bangun dan berjalan ke arah kamar mandi sedikit oleng karena nyawa belum terkumpul sempurna.

"Eh awa-" belum selesai Dita memperingati El yang hampir menabrak lemari malah nabrak. El jatuh dan menatap bundanya dengan cengengesan. Dita langsung menghampiri El dan membantunya berdiri.

"Makanya kalau bangun jangan langsung berjalan, kan jadi nabrak"

"Hehehe. Maaf bunda, tapi Ey beneran ndak papa. Ey cuma mau mandi"

"Biar bunda yang mandiin El" Dita langsung menggendong El kekamar mandi dan mendudukkan di wc duduk. Setelah itu melucuti pakaian El hingga terlanjang.

20 menit kemudian akhirnya El sudah selesai dengan pakaian santainya. Dita menggendong El keluar kamar dan dirinya langsung masuk ke kamarnya. Dita kemudian menurunkan El ke sofa dan menatap kesal sangat suaminya yang masih bergulung selimut itu.

"MAS BANGUN!! " teriak Dita sambil menepuk-nepuk badan suaminya yang masih tergulung selimut.

"MAS BANGUN, SUDAH PAGI! " masih tidak ada respon dari suaminya. Alhasil Dita mengeram kesal dan hendak pergi ke keluar, namun tanpa disadari ternyata Darren sudah bangun. Daerah membuka selimut dan langsung menarik tangan istrinya hingga membuat Dita jatuh di kasur.

"AAAAA"

"Masih pagi sudah teriak-teriak! " Darren memeluk tubuh Dita dari belakang.

"Makanya kalau dibangunin itu cepat bangun, bukan tidur mulu"

"Berani ya kamu"

"Nyenyenye"

Darren langsung membalikkan tubuh Dita hingga terlentang. Kemudian dirinya menindihnya dan mendekatkan wajahnya ke leher jenjang Dita dan mengendus-endus hingga membuat sang istri geli.

"Ih geli mas" Bukannya berhenti Darren malah menggigit lehernya.

"Akhh" ringis Dita. Darren langsung menatap istrinya yang juga menatapnya dengan tajam untuk mengode kalau diruangan itu bukannya hanya mereka berdua namun ada anaknya. Darren yang tidak jelas apa yang dilakukan istrinya hanya mengidikkan bahunya dan meneruskan aktivitasnya tadi yang sempat terjeda.

Kepala Darren turun kedada Dita dengan membuat kissmark didadanya. Dita menggigit bibir bawahnya untuk menahan desahannya.

"Janganhh ditahanhh" ucap Darren disela aktivitasnya. Dita menggeleng-geleng.

"Mashh adahh Elhh" desah Dita memberitahu suaminya. Lagi-lagi Darren tidak menggubrisnya. Kedua tangan Dita mendorong kepalanya suaminya agar menjauh dari dadanya.

"Apasih yang?" tanya Darren menatap istrinya kesal.

"Itu" Dita menunjukkan El yang menatap orang tuanya dengan polos.

"Apa? " Darren mengikuti arah tunjuk istrinya. Darenya langsung menjauhkan tubuhnya.

"Kenapa gak bilang kalau ada El" bisik Darren.

Suamiku Seorang DudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang