SSD 32

20K 668 18
                                    

Pagi yang cerah sudah menyinari rumahnya Darren. Kini pemilik rumah sedang bersiap-siap berangkat kantor karena sudah satu bulan lebih tidak kekantor. Darren mengancing kemejanya tak lupa memakai jas hitamnya. Setelah selesai dirinya keluar dari kamar menuju lantai bawah sambil membawa dasi yang panjang.

Sesampainya di bawah Darren tersenyum melihat Dita yang sibuk dengan dapur. Darren berjalan kearah Dita yang tidak sadar bahwa dirinya sudah berada di belakangnya. Dita yang asik mengaduk-aduk sop di panci tiba-tiba Darren meniup tengkuk Dita dari belakang hingga membuat tangan Dita menyengol panci yang panas.

"Aww" ringis Dita sambil mengibaskan tangannya. Darren langsung kaget dan memegang tangan Dita yang sedikit lecet. Darren meniup-niup tangan Dita.

"Masih sakit? " tanya Darren khawatir sambil meniup-niup tangan Dita.

"Tidak! "

"Yakin?" tanya Darren masih khawatir.

"Iyaaaaaaaaa"

"Tap-"

"Udah biasa bapak Darren terhormat! "

"Gak ini harus bawa kerumah sakit"

"Hah? " Dita langsung kaget saat Darren meminta dirinya kerumah sakit untuk memeriksa tangan Dita yang sedikit lecet.

"Gak-gak" Dita melepaskan tangannya dari cengkraman Darren yang menariknya keluar.

"Tapi ini sakit Ditaaaa!! "

"Ini udah biasa terjadi sama aku pak, jadi bapak gak perlu bawa aku kerumah sakit!! " ucap Dita mencoba memahami Darren untuk tidak membawa kerumah sakit.

"Gak harus kerumah sakit sekarang! " Darren tetep keukeuh dengan pendiriannya.

"GAK MAU PAK DARREN! " teriak Dita saat dirinya ditarik-tarik keluar. Darren langsung berhenti dan menghela napas.

"Oke, kalau kamu gak mau kerumah. Tapi saya panggilin Raka kesini! "

"Ya Allah sudah aku katanya ini cuma lecet sedikit dan dikasih obat udah sembuh, jadi bapak gakusah panggil dokter Raka, Oke? "

"Yaudah kalau gak mau dipanggilin Raka kamu harus kerumah sakit!! "

"Oke fine! Aku mau dokter Raka ke sini" pasrah Dita agar Darren tidak membawanya kerumah sakit.

"Sebentar kamu tunggu sini saya mau nelpon Raka dulu! " ucap Darren sambil mendudukkan Dita dikursi makan. Dirinya langsung sedikit berjarak sama Dita. Setelah Darren sedikit berjarak, Dita berdiri dan berjalan ke arah kompor yang masih menyala. Tak lupa mematikannya saat sop nya sudah matang dan enak.

Setelah selesai telponan Darren langsung bergegas ke arah Dita yang didapur.

"Kan saya sudah bilang kamu itu duduk disitu! Ngapain disini? Nakal banget sih kamu!! "

"Cuma matiin kompor aja pak!! "

"Sama aja! " ucap Darren tak mau dibantah.

"Hmm"

"Lebay banget sih ni orang! " batin Dita kesal.

"Saya tidak lebay, cuma ini demi kebaikan kamu!" ucap Darren seraya tahu pikiran Dita.

"Loh bapak kok bisa tahu sih? Apa bapak cenayang ya?"

"Saya gak cenayang! "

"Ngaku aja kali pak! "

"Sudah saya bilangin saya nggak C-E-N-A-Y-A-N-G!!" ucap Darren sambil mengeja kata cenayang.

"Gengsi banget gak mau bilang kalau emang cenayang"

Suamiku Seorang DudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang