Di sebuah tempat yang sangat ramai, banyak orang berlalu-lalang menarik koper. Yaps sekarang mereka berada di Bandara Soekarno-Hatta.
"Bun, kenapa orang-orang natap kita?"
"Udah biarin aja"
"Ada yang genit sama papa tuh Bun" kode Zean melirik beberapa remaja yang menatap Darren terus.
"Tau, sekali-kali cuci mata lihat yang ganteng"
"Papa ganteng?" ulang Zean yang diangguki Dita.
"Mana ada papa ganteng. Yang ada papa jelek, tua lagi"
"Apa?" kaget Darren yang tadinya mengobrol sama El langsung menoleh kearah Zean.
"Kayak kamu nggak aja, malahan lebih jelek" jawab Darren tidak mau ngalah.
"Idieh emang papa di ajak?" sinis Zean.
"Yang seharusnya nggak diajak itu kamu"
"Sudahlah pa, malu di lihatin orang-orang" ucap El.
"Diam!" sentak Zean dan Darren bebarengan yang langsung membuat El memutar bola matanya kesal.
"Sini ikut bunda" ajak Dita menarik tangan El dan Zeva untuk pergi meninggalkan anak dan bapak yang lagi debat.
"Lah papa aja ikut-ikutan, malah nyalahin aku"
"Dinasehatin malah ngelunjak. Sebenarnya kamu itu anaknya siapa sih?"
"Anaknya bunda Dita lah. Emang papa nggak punya mama" jawab Zean yang awalnya biasa langsung membuat wajah Darren berubah.
"Iya papa tahu, kalau papa tidak punya mama" jawab Darren apa adanya dan langsung diam. Akhirnya mereka diam tidak ada yang membuka suara lagi. Hingga akhirnya Zean memberanikan memanggil Darren yang merem.
"Pa"
"Hmm"
"Mm-maafin Zean ya" ucap Zean menatap Darren agar menoleh, tapi nihil. Hal itu membuat wajah Zean langsung kecut sembari menatap sekitar yang juga menatapnya ada yang ketawa ada juga merasa kasihan.
"Hmm"
"BUNDA MANA PA?" heboh Zean saat menoleh ke arah samping di mana tempat yang tadi di duduki Dita.
"Duduk di sebelah kamu"
"Nggak ada!"
"Pa, pasti bunda, Zeva, dan Bang El ninggalin kita. Gimana ini Pa" sambung Zean panik kebingungan.
"Kamu sih daritadi ngajak berantem terus, kan jadi di tinggalin bunda"
"Kok malah nyalahin Zean! Seharusnya Papa yang tadi jawab mulu"
"Daritadi di bilangin malah nyolot" ucap Darren sembari mendorong kening putranya pelan.
"Ishh Papa nggak asik!" ucap Zean berkaca-kaca menatap kesana kemari. Sedangkan Darren masih santai sampai bunyi pemberitahuan pesawat yang akan mereka tumpangi akan terbang.
'Selamat sore, penumpang sekalian. Ini adalah pengumuman pre-boarding untuk penumpang Maskapai Lion Air dengan nomor penerbangan 431B tujuan Labuan Bajo, Kami mengundang para penumpang dengan anak kecil dan penumpang yang membutuhkan bantuan khusus untuk melakukan boarding terlebih dahulu. Mohon persiapkan pas naik dan identifikasi Anda. Boarding regular akan mulai dalam waktu sekitar sepuluh menit. Terima kasih'
"Huaa, bunda mana?" tangis Zean pecah seraya menarik tangan Darren agar berdiri.
"Bunda hilang huaaa" tangis Zean semakin kencang.
"Papa ayo cari bunda" Zean menarik tangan Darren lagi.
"Diam atau Papa tinggal!" ancam Darren yang kesal dengan suara anaknya. Sontak Zean langsung nurut, walaupun masih sesenggukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suamiku Seorang Duda
RandomStop plagiatrisme!! [Cerita ini murni dari pemikiran saya sendiri] Gadis yang terlahir memiliki paras yang cantik bak bidadari,tapi sayangnya seorang sebatang kara yang ditinggalkan oleh keluarganya akibat kecelakaan beruntun 2 tahun yang lalu. Saat...