Pagi harinya Dita dan Darren sudah bersiap-siap pulang. Sekarang mereka berada di parkiran setelah berpamitan sambil membawa beberapa koper. Darren memasukkan koper-kopernya di bagasi, lalu masuk mobil diikuti Dita.
"Sudah siap? " tanya Darren seraya memasang sabuk pengaman.
"Sudah. Hati-hati mas" peringat Dita.
"Iya"
Mobil Darren keluar dari parkiran menuju halaman hotel dan keluar ke jalan raya. Dita sedang main ponsel karena dirinya sangat gabut. Sedangkan Darren fokus menyetir.
Beberapa menit kemudian mobil mereka berhenti di pinggir jalan depan pedagang kaki lima. Dita menyimpan ponselnya menatap sekitar seraya mengernyitkan dahinya.
"Kok berhenti? "
"Saya lapar" jawab Darren lalu turun dari mobil.
"Yaudah tungguin aku" Dita juga ikut turun. Mereka berjalan beriringan menuju tempat makan.
"Mas yakin makan disini? " tanya Dita sedikit ragu, soalnya gak biasanya suaminya makan dipinggir jalan.
"Iya, emang kenapa? "
"Gak papa, cuma nanya doang"
"Oke"
Mereka duduk berhadapan di tikar yang sudah disediakan. Di tengah-tengah ada meja panjang.
"Sebentar kamu tunggu sini"
"Iya"
Darren beranjak menuju ke penjual. Setelah beberapa menit dirinya pesan, lalu kembali duduk disamping istrinya.
"Kenapa? Kamu gak suka makan disini?" tanya Darren saat melihat istrinya menatap tempat ini.
"Tidak. Aku malah suka banget, ngingetin pas jaman SMA dulu, makan ramai-ramai sama temen" jawab Dita menatap suaminya.
"Sejak kapan mas suka makan dipinggir jalan? "
"Nanti saya jawab. Sekarang makan dulu" ucap Darren saat makanan yang dirinya pesan sudah berada didepannya. Dita hanya menurutinya sampai tidak tahu kalau yang dimakan ada udangnya. Mereka telah selesai makan dan membayar nasi gorengnya, lalu kembali ke mobil.
"Mas"
"Hmm"
"Sejak kapan mas suka makan dipinggir jalan? " tanya Dita lagi.
"Sejak saya dijogja"
"Waktu itu Bayu mengajak saya ke warung pecel lele tempatnya dipinggir jalan. Awalnya saya mau nolak tapi melihat Bayu yang begitu lahap makannya, membuat saya jadi pingin cobain apakah enak tidak. Ternyata dalam satu suapan membuat saya jadi tambah dan tambah lagi, sampai saya ngabisin 3 piring. Setelah saya kenyang deh" Dita yang menyimak sedari tadi langsung melotot tak percaya saat mendengar suaminya menghabiskan 3 piring. Sungguh dirinya tidak percaya.
"3 piring?" tanya Dita memastikan.
"Hmm"
"Serius? "
"Iya"
"Kirain aku, mas gak suka makan dipinggir jalan. Biasanya orang kaya makan di restoran bintang 5 dan ya begitulah"
"Hehehe, kamu juga orang kaya. Kenapa makan dipinggir jalan?" kekeh Darren.
"Walaupun aku orang kaya tapi sejak kecil emang sudah diajari makan dipinggir jalan. Soalnya mama dulu pernah diposisi itu"
"Maaf"
"Gakpapa. Oh iya kenapa mas makan dipinggir jalan?"
"Awalnya sih gitu, tapi lama kelamaan kok enak ya saya keterusan"
KAMU SEDANG MEMBACA
Suamiku Seorang Duda
AcakStop plagiatrisme!! [Cerita ini murni dari pemikiran saya sendiri] Gadis yang terlahir memiliki paras yang cantik bak bidadari,tapi sayangnya seorang sebatang kara yang ditinggalkan oleh keluarganya akibat kecelakaan beruntun 2 tahun yang lalu. Saat...