Malam harinya Darren pulang telat karena ada rapat mendadak. Saat sampai di kamarnya Darren langsung bergegas mandi. Setelah beberapa menit Darren sudah selesai mandi dan sudah rapi dengan pakaian santai. Saat Darren melangkah ke arah ruang kerja langsung berhenti karena merasa tenggorokannya kering. Darren memutar tubuhnya dan berjalan keluar dari kamar untuk ke lantai bawah.
Sesampainya di dapur Darren membuka lemari es. Saat tangannya hendak mengambil air putih di botol tak sengaja matanya menangkap sebuah wadah yang berisi jus. Rahang Darren mengetat dan kedua tangannya mengepal saat mengetahui isi dari wadah itu adalah jus alpukat yang tadi ia beli.
Darren tak jadi mengambil minumannya. Dirinya membanting pintu kulkas dengan kuat sampai menggelegar di area dapur. Darren berjalan cepat menaiki tangga. Sampai di lantai atas Darren bergegas menuju kamar Dita dengan menahan amarah. Saat sampai di depan pintu, Darren langsung mendorong pintunya kuat sampai membuat orang yang didalamnya kaget.
Dita yang sedang tertidur langsung kaget saat pintu kamarnya di dorong kuat.
"ASTAGFIRULLAH! " teriak Dita.
"B-bapak n-ngapain disini? " tanya Dita saat melihat Darren di pintu dengan muka merah dan matanya menatap dirinya tajam. Darren berjalan cepat kearah Dita.
"MAKSUD KAMU APA, HAH? " tanya Darren dengan nada membentak membuat Dita terlonjak kaget.
"M-maksudnya? "
"SAYA NANYA MAKSUD KAMU APA, HAH? " saat sampai di depan Dita, Darren langsung mencengkram kedua pipi Dita kencang dengan tangan kanannya.
"L-lepas! "
"SAYA GAK AKAN NGELEPASIN!! "
"B-bapak s-sebenarnya m-mau n-ngapain? "
"JANGAN PURA-PURA BODOH KAMU, JALANG! " ucap Darren sambil melepaskan cengkramannya.
'deg'
Air mata Dita luruh seketika saat mendengar Darren menyebut dirinya 'jalang'. Dita yang merasa tak terima dengan ucapan Darren barusan tiba-tiba tangannya mengayun dan siap menampar Darren.
Plak
Bunyi suara tamparan menggema di kamar Dita. Darren yang ditampar Dita kuat membuat wajahnya menoleh ke samping. Saat Dita menyadari bahwa dirinya menampar seorang Darren langsung mundur ke belakang sambil menatap tangannya.
Wajah Darren kembali menghadap Dita dengan rahang mengetat dan juga muka merah. Darren yang tak terima dirinya di tampar langsung menarik kedua tangan Dita dengan kuat. Tubuh Dita terseret kedepan. Tubuh mereka hanya berjarak beberapa senti. Darren yang menyadari bahwa Dita didepannya langsung menariknya dan menyudutkan di tembok.
Deru napas Darren menyapu wajah Dita yang basah karena dari tadi meringis menahan kedua tangannya yang di genggam kuat Darren.
"HADAP SINI! " titah Darren saat Dita menatap lantai.
"SAYA BILANG HADAP SINI!! " Dita masih tak mau menghadap Darren. Darren yang merasa diacuhkan langsung melepaskan genggamannya. Dita yang merasa tangannya sudah tak digenggam lagi. Dirinya memiliki ide untuk kabur dari Darren. Saat hendak kakinya melangkah tiba-tiba tangannya Darren kembali mendorong tubuhnya ke tembok dengan kencang.
"Sshh" ringis Dita saat merasakan punggungnya terhantam tembok keras.
"Mau kemana, hmm? " suara Darren berubah 180° sampai membuat bulu kuduk Dita meremang. Telunjuk Darren mengelus setiap inci wajah Dita. Dita yang merasa wajah dielus langsung menolehkan wajahnya ke samping.
"Mau kamu apa sih? " suara Darren masih seperti sebelumnya masih lembut. Tapi itu tidak berarti bagi Dita. Wajah Dita masih menatap samping dan tak mendengarkan ucapan Darren. Darren yang diacuhkan langsung mencengkram kedua pipi Dita kembali dengan kuat sampai urat di tangannya menonjol keluar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suamiku Seorang Duda
RandomStop plagiatrisme!! [Cerita ini murni dari pemikiran saya sendiri] Gadis yang terlahir memiliki paras yang cantik bak bidadari,tapi sayangnya seorang sebatang kara yang ditinggalkan oleh keluarganya akibat kecelakaan beruntun 2 tahun yang lalu. Saat...