SSD 14

24.4K 855 2
                                    

Hi
i'm back👋

Selamat membaca ❤

Pintu terbuka dan nampaklah seseorang yang sedang membawa rantang makanan. Orang itu langsung malu karena menjadi pusat perhatian di ruangan itu.

"Mau apa? "

"Iit-"

"Apa? "

Dita tak menjawab malah dirinya hanya menundukkan kepalanya tidak mau menatap Darren. Hal itu membuat Darren menghela nafas.

"Lo berdua keluar"

"Ogah" celetuk Raka dan diangguki Bayu.

"Cepat"

"Mau ngapain sih Ren? sampai kita berdua disuruh keluar"

"Cepat keluar"

"Okey"

Raka dan Bayu hanya pasrah saat Darren menatapnya dengan tatapan membunuh. Sebelum keluar Raka membisikkan sesuatu pada Darren.

"Jangan lupa kunci pintu kalau mau ah ah" bisik Raka membuat Darren melotot.

"Okey" Raka langsung ngibrit di ikuti Bayu sebelum Darren melemparkan vas bunga.

Setelah Raka dan Bayu keluar, Darren bertanya lagi kepada Dita .

"Apa? "

"Iitu-"

"APA? "

"Oh i-ini makanan buat Bapak"

Dita menaruh rantang yang ia bawa dimeja Darren.

"Lalu? "

Dita mengigit bibir bawahnya karena malu mengucapkan.

"Iitu disuruh mama buat ke-" Ucapan Dita kepotong saat ada panggilan telepon dihp Darren.

"Bentar" Darren berjalan dan mengangkat panggilan yang masuk tadi. Dita mengamati setiap sudut ruangan Darren yang membuat dirinya terkagum-kagum.

"Tadi bilang apa? "

Setelah Darren selesai mengangkat telepon tadi langsung menghampiri Dita.

"Iitu-" ucapan Dita kepotong lagi saat ada panggilan telepon lagi.

Darren mengangkat hpnya untuk melihat siapa yang menelpon. Layar HP Darren menampilkan nama 'Jihan'. Darren langsung mengangkat teleponnya disamping Dita.

"Apa? "

"Udah ke butik? "

"Emang mau ngapain? "

"Dita belum ngasih tahu kamu, kalau Dita kekantor untuk memberitahu ke butik"

"Belum"

"Yaudah sana pergi, bye"

Tut

Panggilan terputus. Darren langsung menatap Dita tajam membuat sang empu menelan ludah.

"A-apa? "

"Kenapa kamu gak ngasih tau saya kalau sekarang mau ke butik"

"T-tadi a-aku mau ngasih tau tapi ada telepon mulu"

"Alasan"

Darren melihat jam tangannya yang menunjukkan pukul setengah 1 siang berarti masih jam istirahat. Darren kembali ke kursi kebesarannya dan mengambil rantang yang tadi dibawa Dita. Darren membuka rantang itu yang berisi nasi dan rendang. Darren langsung memakan dengan lahap tanpa melirik Dita yang masih berdiri.

Suamiku Seorang DudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang