Pengumuman

285 0 0
                                    

(つ≧▽≦)つ Happy Reading (つ≧▽≦)つ

Kata-kata Carissa barusan tentu langsung menusuk hati Elizabeth. Elizabeth sendiri tahu bahwa Carissa bukan orang yang mudah dibodohi. Ia menggigit bibir bawahnya dengan cemas, "Saya tidak bisa memberitahukannya pada anda disini."

Belum selesai Carissa membalasnya tiba-tiba semua lampu yang ada di ball room mati. Suasana menjadi ricuh bahkan entah apa yang terjadi, Carissa seperti sedang menerima sesuatu di sebelah tangannya. Itu adalah benda yang tajam.

'Bawa belati itu terus bersamamu,' suara bisikan itu muncul bersamaan saat ia menerima benda tajam yang merupakan belati itu. Saat itu, Carissa telah mengetahui siapa dalang dibalik kericuhan yang satu ini.

"Semuanya harap tenang! Lampu akan segera menyala," ucap Elios dari balik kegelapan itu dan benar saja, tidak lama setelah itu lampu kembali menyala.

Saat Carissa ingin melihat belati yang ia terima itu, kepalanya otomatis menoleh ke arah kanan dan sungguh ia sangat terkejut melihat Alara yang tiba-tiba sudah ada disampingnya.

"Apa-apaan kau?!" pekik Carissa.

"Kau juga menerimanya?" tanya Alara.

Carissa yang peka tentu saja langsung menganggukkan kepalanya. Alara menatap ke arah tempat Seraphina berada saat ini, begitupun dengan Carissa.

"Apa kau tahu mengapa dia tiba-tiba seperti itu?"

"Aku juga tidak tahu tapi sepertinya ada sesuatu yang tidak beres. Alara, jangan bilang kau mengetahui sesuatu?"

"Kalau aku tahu, aku tidak mungkin bertanya padamu, bodoh!"

"Terus, mengapa dia tiba-tiba seperti itu?"

"Lakukan saja seperti apa yang dia katakan. Jangan sampai hadiah yang dia berikan pada kita, hilang atau jauh dari jangkauan kita. Ini mungkin akan menjadi red flag bagi kita."

Samuel, Raphael, serta Elizabeth hanya bisa mengernyit heran dengan percakapan Alara dan Carissa saat ini.

Suara alunan musik tiba-tiba berhenti, bahkan bersamaan dengan dansa yang dilakukan oleh beberapa pasangan di tengah ball room. Suara terompet yang terdengar memekikkan telinga kembali terdengar.

Pintu ball room kembali terbuka dan menampilkan Daniel William yang sedang berjalan ke arah Elios. Carissa yang baru melihat Daniel sontak wajahnya memerah dan menjadi sedikit salah tingkah. Daniel, pria itu terlihat sangat tampan dengan pakaian ksatria yang dikenakannya.

Hanya saja ada satu hal yang mengganjal. Daniel tengah membawa sebuah kertas dan tidak ada yang tahu kertas apa yang dibawa oleh pria itu kecuali Daniel sendiri dan Elios yang saat ini tampak sedang menyeringai.

"Perhatian semuanya!"

Daniel mulai menjadi pusat perhatian dan pria itu mulai membaca kertas yang ia bawa ke hadapan setiap orang yang berada di ball room. Mereka yang ada di ball room hanya bisa terheran melihat skenario yang tiba-tiba dilakukan saat ini.

"Kaisar saat ini tengah memilih setiap wanita yang dapat memimpin Kekaisaran Erde ke depannya untuk di calonkan sebagai Permaisuri atau bahkan Selir sekalipun."

Setiap orang yang berada di sudut ball room itu sekalipun benar-benar terkejut. Pasalnya, pengumuman hal sepenting ini terlalu tiba-tiba.

"Dalam kertas ini, Yang Mulia telah menuliskan beberapa calon kandidat dan di antaranya adalah.."

Ucapan Daniel yang menggantung saat itu membuat para bangsawan dan rakyat kelas atas bersorak-sorai berharap bahwa salah satu putri dari keluarga merekalah yang terpilih menjadi kandidat itu.

EuphoriaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang