Perang?

240 1 0
                                    

(つ≧▽≦)つ Happy Reading (つ≧▽≦)つ

Tangan Alara terulur memegang telapak tangan Seraphina. Ia memberikan sedikit energi miliknya agar tubuh temannya itu tidak terlalu tampak pucat. "Ayo bangun. Kami selalu menunggumu."

Itu benar. Alara dan Carissa menunggunya untuk membuka matanya kembali. Aura pekat itu sedikit memudar ketika Alara memberikan energinya pada Seraphina. Butuh beberapa detik untuk Alara mencerna apa yang terjadi.

Setelah memutar otaknya, ia mengerti bahwa aura pekat itu hanya akan menghilang ketika ia mengambil energi makhluk lain, seperti parasit. Alara menyeka wajahnya. Ia jadi mengerti mengapa Air menyuruhnya untuk meminta bantuan pada Samuel dan Gabriel.

Kehadiran Samuel mampu mengusir segala aura yang jahat dan setelah mengusir aura itu, peran Gabriel adalah untuk menyembuhkan dan mengembalikan energi pada tubuh Seraphina yang telah diserap oleh aura itu. Sekarang, semuanya terdengar masuk akal.

Sebuah langkah kaki terdengar dari balik belakang Alara dan entah sejak kapan sebuah belati telah mengarah pada leher gadis itu. Alara bisa mendengar suara napas yang terdengar dari balik belakang tubuhnya.

"Ternyata firasatku benar bahwa kau ada di sini."

Alara terdiam sejenak lalu tertawa kecil sembari berkata, "Rupanya aku tidak bisa mengelabuimu."

Setelah mengatakan hal itu, ia membuat gerakan cepat dengan menghindar dari Laura. Ia memukul perut gadis itu hingga Laura sedikit lengah dan terhuyung ke belakang. Ia lalu merebut belati itu dari tangan Laura dan mengarahkannya pada gadis itu.

"Padahal kita telah bekerja sama. Mengapa kau bertindak seperti ini padaku?"

"Apa?" Laura tersenyum sinis. "Jangan konyol. Bukankah kau yang telah mengambil jalan ini? Kau kabur dan meninggalkanku. Beraninya kau—"

"Aku melakukan itu untuk bertahan hidup. Apa itu salahku?"

Kali ini, Laura sontak terdiam mendengar Alara. Itu memang benar, Laura hendak memberi Alara untuk Kekaisaran dan kemungkinan Alara akan dijadikan tumbal atau budak untuk kekaisaran.

Alara hanya sedang berusaha untuk bertahan hidup dan itu sama sekali tidak salah. Laura tahu itu dan ia menggigit bibir bawahnya karena merasa bersalah.

Alara akhirnya membuang belati itu dengan jauh. Ia perlahan mulai mendekati Laura, "Bertahan hidup di dunia ini ternyata jauh lebih sulit dari apa yang kubayangkan. Aku yakin dari kita juga pasti sudah merasakan hal itu."

"Laura, jika kau masih menyayangi nyawamu maka menjauhlah dari Elios karena dia bukan lagi Elios yang kau kenal."

Laura tampak mengernyitkan keningnya dengan heran, "Apa maksudmu?"

"Jangan percaya pada siapapun dan tolong jangan gunakan wajah itu. Itu bukan wajahmu."

"Kau sama sekali tidak berhak untuk memerintahku."

"Seraphina adalah temanku dan aku tahu bahwa kau tidak memiliki hubungan yang baik dengannya tetapi tetap saja, apa kau tidak malu karena telah merebut posisinya dengan kotor?"

"Kau tidak tahu apa pun. Aku berdiri untuk sampai di posisi ini dengan susah payah!"

"Tapi bukan dengan cara seperti ini. Kau yang berlaku seperti ini sama saja dengan orang tuamu di masa lalu."

"Jangan samakan aku dengan mereka!"

"Darah tidak bisa dibohongi, Laura. Kau perlahan tumbuh dengan sifat yang sama seperti mereka."

Tentu saja, siapa yang tidak mengetahui kisah masa lalu Laura Isabel? Kisah itu telah tersebar dan bahkan ada yang menjadikannya sebuah buku. Masa lalu kelamnya serta pertemuan awalnya dengan Kaisar. Kisah yang tertulis bagai dongeng tetapi nyata. Itu mirip seperti kisah Cinderella di Dunia Manusia.

EuphoriaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang