(つ≧▽≦)つ Happy Reading (つ≧▽≦)つ
Pagi ini, matahari memancarkan sinar cahayanya dengan terik, tidak seperti kemarin. Cuaca seperti ini lah yang Alara tidak sukai. Benar-benar panas seperti ingin terbakar rasanya.
"Seraphina! Liat deh. Bagus nggak?"
"Daripada itu, bisa nggak lo jangan lari-lari? Bikin pusing tau nggak?!"
"Dasar no life! Ini tuh gue lagi pamer ke semua orang karena gue baru aja dapet pc langka!"
"Pc komputer?"
"Photocard dodol!"
"Ya mana gue tau yang gituan?!"
"Dasar! Ternyata lo emang beneran no life, ya?! Tapi ini biasnya Alara, gue mau kasih dia tapi.."
"Emang kita punya temen satu kelas yang namanya itu, ya?"
"E-Eh? Lo amnesia?"
Carissa mengernyitkan keningnya heran saat melihat tatapan Seraphina yang terpaku padanya. Ah tidak, bukan dirinya, Seraphina tidak melihat ke arahnya akan tetapi gadis itu melihat ke arah belakangnya. Saat Carissa menoleh, ia membelakkan matanya terkejut.
"Selamat pagi!" sapa Laura pada Carissa dan Seraphina seraya tersenyum senang. Hanya saja tidak ada respon yang ditunjukkan oleh kedua gadis itu. Laura yang menyadarinya terkekeh, "Kenapa diam aja? Harusnya kalian balas sapaku dong? Dasar nggak sopan!"
"Oh iya tadi kebetulan aku dan Alara bertemu di bawah jadi kita naik ke atas bersama. Iya kan, Alara?"
Alara yang berada di samping Laura hanya tersenyum lebar. Hanya saja dalam hati ia menggerutu kesal, 'Kenapa harus ketemu dia di bawah sih, anjir!'
"Ayo duduk, Alara! Kau pasti capek, bukannya begitu?" ucap Laura, sedangkan Alara hanya bisa tersenyum kembali.
Alara mendudukkan dirinya di kursinya seperti biasa, begitu pun dengan Laura. Tidak ada yang berubah, hanya situasinya yang sekarang tidak mendukung.
Duduk di samping Seraphina membuat keadaan di antara mereka menjadi sangat canggung. Tidak ada perbincangan seperti biasanya. Hanya ada keheningan yang menyelimuti mereka berdua.
Pelajaran dimulai saat bel masuk berbunyi. Semua berjalan seperti biasanya hingga jam istirahat tiba. Seraphina dan Carissa sudah pergi terlebih dahulu, hingga mau tidak mau, Alara harus pergi istirahat bersama Laura.
Anehnya saat di perjalanan ke kantin, Alara merasa kepalanya sedikit pusing. Ia menengadahkan kepalanya ke atas dan melihat matahari yang cukup terik.
"Ada apa?" tanya Laura yang langsung dijawab dengan gelengan kepala oleh Alara. Laura juga tidak terlalu peduli jadi ia kembali memfokuskan perhatiannya ke depan.
Saat sudah sampai di kantin, Laura sedikit terhuyung ke belakang. Benar, ada seorang gadis yang tanpa sengaja bertabrakan dengannya.
"Maaf, kak! Saya nggak sengaja!"
"Nggak sengaja?! Seragamku jadi basah, kau bilang nggak sengaja?!"
Itu adalah adik kelas mereka dari kelas X IPA 3. Gadis itu memang tidak sengaja menumpahkan air putih yang berada di botol ke seragam Laura. Laura yang kesal pun menarik rambut adik kelas itu dengan kencang.
"Kak, sakit!"
Semua pusat perhatian sekarang tertuju pada Laura, adik kelas itu, dan Alara yang berada di samping Laura. Sebuah bisikan-bisikan mulai terdengar yang sedang membicarakan mereka bertiga.
"Lepasin, Laura. Dia nggak sengaja," ucap Alara seraya menahan lengan Laura agar tidak menarik rambut adik kelas itu terlalu keras.
"Tapi seragamku jadi basah karena dia!" pekik Laura kencang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Euphoria
FantasyBagaimana jika ternyata anima dari elemen utama seperti air, api, angin, dan tanah bertemu? Ini hanya kisah persahabatan antara anima air, api, dan angin yang harus melawan anima tanah karena tidak menginginkan untuk menjadi bawahan dari Kaisar Erde...