(つ≧▽≦)つ Happy Reading (つ≧▽≦)つ
"Apa kau tidak punya malu, Daniel William?"
Elios menyipitkan matanya tidak suka. Ia mulai mengeluarkan elemen petir dari balik tangannya dan menyerang Daniel dalam kondisi pria itu yang tidak dapat melawan karena telah diserang terlebih dahulu.
*Brak
Carissa tiba-tiba membuka pintu ruangan itu dengan kencang. Ia dengan cepat mengeluarkan elemen api dari balik tangannya dan membakar lengan pakaian Elios.
Elios yang tengah mengarahkan elemen petirnya pada Daniel, tentu saja arahannya menjadi sangat meleset dan justru mengenai rak bukunya hingga hancur. Elios menggertakkan giginya dengan geram.
Gadis itu melihat ke arah Daniel yang mulai mengeluarkan banyak darah dari mulutnya. Ia dengan panik segera menghampiri pria itu. Matanya berkaca-kaca. Ia takut.
"Apa yang anda lakukan, Yang Mulia?!"
"Minggir, Carissa."
"Tidak! Jika saya minggir, anda akan melukai Daniel lebih dari ini. Apa anda ingin membunuhnya?! Apa anda gila?!"
Elios berdecak kesal. Seraphina, tidak, lebih tepatnya Laura yang berwujud Seraphina, masuk ke dalam ruangan itu dan tanpa sengaja ia melihat kejadian yang tidak seharusnya ia lihat. "Yang Mulia?"
Elios menoleh ke arah Laura yang sedang terpaku menyaksikan Carissa yang menangis tersedu dengan Daniel yang tidak berhenti mengeluarkan darah dari mulutnya. Laura menggigit bibir bawahnya dengan kuat. "Yang Mulia, tolong berhenti."
Laura sendiri tahu bahwa tidak seharusnya ia mengatakan hal itu tetapi ia juga masih memiliki hati. Ia dan Carissa sama-sama seorang perempuan.
Laura bisa merasakan perasaan Carissa yang sedang takut, panik, dan cemas ketika melihat orang yang disayangi gadis itu terluka parah karena Laura juga pernah mengalami hal itu.
"Yang Mulia, akan lebih baik jika anda penjarakan saja Ksatria William dan akhiri rasa sakitnya."
Itu mungkin sedikit konyol bagi Carissa tetapi itu adalah jalan yang lebih baik daripada Daniel terus-menerus merasakan sakit. Elios terdiam sejenak untuk berpikir lalu setelah itu ia menyetujui ucapan Laura.
Daniel akhirnya dibawa oleh prajurit ke penjara bawah tanah atas kelancangannya yang telah berani mendekati wanita milik Kaisar.
Carissa hanya bisa pasrah karena mau ia mengamuk seperti apa pun Daniel tidak akan bisa keluar dari penjara itu, justru sebaliknya, jika ia melakukan hal itu yang ada ia hanya akan memperparah keadaan.
Elios yang melihat langsung bahwa Carissa benar-benar terlihat mencintai Daniel, mendenguskan napasnya dengan kesal. Sedangkan, Carissa menatap Elios dengan penuh kebencian.
Pada akhirnya, Elios memerintahkan prajuritnya untuk mengantar Carissa kembali ke kediaman Duke Velland. Elios tentu tidak bodoh untuk tetap membuat Carissa berada di istana Kekaisaran miliknya.
Meski begitu, Elios akan tetap memerintahkan satu atau dua orang kepercayaannya untuk mengawasi pergerakan Carissa jika suatu saat gadis itu ingin memberontak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Euphoria
FantasyBagaimana jika ternyata anima dari elemen utama seperti air, api, angin, dan tanah bertemu? Ini hanya kisah persahabatan antara anima air, api, dan angin yang harus melawan anima tanah karena tidak menginginkan untuk menjadi bawahan dari Kaisar Erde...