(つ≧▽≦)つ Happy Reading (つ≧▽≦)つ
Di sisi lain, Alara baru saja terbangun dari tidurnya. Ia dengan cepat segera mengganti pakaiannya. Suara ketukan dari luar pintunya tiba-tiba menghentikan kegiatannya, "Ada apa?"
"Duke datang. Dia mencarimu," ucap Gabriel dari luar pintu.
Alara dengan cepat segera menyelesaikan kegiatannya dan keluar. Ia terkejut ketika Gabriel masih berada tepat di luar kamarnya, "Kau ini?! Kenapa masih di sini?"
Anehnya bukan mensahuti ucapan Alara, Gabriel justru malah terdiam. Hal itu membuat Alara mengernyit heran, "Aku akan ada di perpustakaan. Jika Duke benar-benar ingin menemuiku, aku akan ada di sana."
Setelah Alara benar-benar pergi dari hadapan Gabriel, pria itu bergumam, "Tidak. Aku tidak akan memberitahunya."
Gabriel lalu berjalan dan menemui Sri Paus dan Raphael yang sedang berbincang. Di belakang Sri Paus terdapat Samuel yang juga sedang ikut mendengarkan.
"Lady Natasya masih tertidur. Lebih baik anda menemuinya lain kali," sahut Gabriel yang segera mendapat perhatian dari Sri Paus, Raphael, dan Samuel yang berada di sana.
Suasana mendadak hening seketika. Sri Paus dan Samuel saling menatap satu sama lain dan mengernyit heran.
"Tetapi seharusnya saat ini dia sudah terbangun," ucap Sri Paus.
"Ah, biar saya yang mencoba untuk membangunkannya," ucap Samuel yang langsung mendapat tatapan tajam dari Gabriel.
"Apa anda sebegitu inginnya menemui Lady Natasya?" tanya Gabriel pada Raphael.
"Saya memang ingin menemuinya tetapi jika memang dia masih tertidur, saya akan pulang saja. Bagaimanapun saya tidak ingin mengganggunya," jawab Raphael.
Saat Raphael ingin beranjak untuk pergi, seorang saintess tiba-tiba masuk dan menyela pembicaraan mereka, "Maaf atas kelancangan saya tetapi Sri Paus, Lady Natasya bertanya pada saya di mana soal-soal tentang buku sihir yang berada di perpustakaan."
Sri Paus, Samuel, dan Raphael yang mendengar itu mengernyitkan keningnya dengan heran kembali.
"Bukankah dia masih tertidur?" tanya Sri Paus.
"Tertidur? Tetapi Lady Natasya sudah terbangun setengah jam yang lalu," jawab Saintess itu.
Gabriel seketika membeku di tempat. Samuel yang menyadari itu tersenyum canggung. "Ah, begitu rupanya? Kalau begitu, apa Duke mau saya antarkan ke sana untuk bertemu dengan Lady Natasya?"
"Oh? Iya," jawab Raphael.
Kedua pria itu pun segera pergi dan menemui Alara di ruang perpustakaan. Sesampainya di sana, Alara sedang berdiri dan sibuk mencari buku yang dicarinya.
"Lady," panggil Samuel.
Alara yang mendengar namanya dipanggil seketika menoleh dan mendapati Samuel serta Raphael di sampingnya.
"Kalau begitu, saya tinggal dulu," ucap Samuel yang telah selesai menyelesaikan tugasnya untuk mengantar Raphael ke hadapan Alara. Sebelum pria itu benar-benar pergi, ia menoleh pada Alara seraya berkata, "Oh, buku yang anda cari ada di rak paling kanan nomor tiga dari depan. Tepatnya ada di rak yang paling atas. Selamat membaca."
Setelah mengucapkan hal itu, Samuel benar-benar pergi dan meninggalkan Raphael dan Alara sendiri. Kedua insan itu saling menatap satu sama lain selama beberapa detik. Sampai akhirnya, Alara memutus tatapan itu dengan pergi mengambil buku yang disebut oleh Samuel tadi.
Raphael hanya mengikuti Alara dari belakang dan saat Alara telah menemui buku itu, ia justru malah tidak bisa mengambilnya karena terlalu tinggi. Ia berusaha untuk menggapainya tetapi tetap tidak bisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Euphoria
FantasyBagaimana jika ternyata anima dari elemen utama seperti air, api, angin, dan tanah bertemu? Ini hanya kisah persahabatan antara anima air, api, dan angin yang harus melawan anima tanah karena tidak menginginkan untuk menjadi bawahan dari Kaisar Erde...