Undangan

295 2 0
                                    

(つ≧▽≦)つ Happy Reading (つ≧▽≦)つ

Hari ini, Carissa baru saja terbangun dari tidurnya saat ia dibangunkan oleh pelayan yang bertugas menjaga kebersihan perpustakaan itu. Di meja di gadis itu terdapat banyak sekali coretan-coretan tentang sejarah-sejarah dari Dunia Emrysverse.

Api memang menyuruhnya untuk membuat penelitian tentang Kekaisaran ini saja, akan tetapi Carissa bertekad untuk mencari lebih dalam hingga ke dunia itu. Ya, setidaknya ia akan memiliki pengetahuan baru tentang Dunia Emrysverse.

Carissa sendiri tadi tertidur di antara tumpukan kertasnya. Ia mencatat semua informasi-informasi dan mengumpulkan semuanya untuk dijadikan sebuah fakta yang logis agar Api tidak bisa menyangkalnya dan mau tidak mau, pria itu harus menuruti permintaannya.

Bahkan saat ini pun, meski gadis itu telah dibangunkan oleh para pelayan, ia tetap tidak beranjak dari ruang perpustakaan itu dan justru malah mencari buku baru.

"Para pelayan berkata bahwa anda tidak memakan apa pun sejak kemarin," sahut seorang pria yang tiba-tiba berada di belakang Carissa. Gadis itu menoleh ke arah suara itu dan ia terdiam. "Saya pikir mereka berbohong tetapi sepertinya mereka mengatakan hal yang sebenarnya dilihat dari wajah anda yang terlihat sedikit pucat."

Carissa menghela napasnya sejenak, "Apa kau disuruh oleh Raphael, Xavier?"

"Benar. Duke mencari anda karena anda tidak hadir saat sarapan dan makan siang hari ini," jawab Xavier.

"Aku tidak apa-apa. Aku hanya sedang sibuk jadi tolong jangan biarkan siapapun masuk ke perpustakaan ini. Aku tidak suka diganggu," ucap Carissa seraya membalikkan tubuhnya untuk ke rak buku untuk mencari buku sejarah yang cocok untuk penelitiannya.

Tangannya bergerak untuk mengambil buku sejarah yang ada di atas rak buku itu. Ia telah menjijitkan kakinya akan tetapi tangannya masih tidak bisa meraihnya.

"Saya tidak tahu mengapa anda tiba-tiba seperti ini tetapi jika anda butuh bantuan, saya bisa membantu anda," ucap Xavier seraya meraih buku yang Carissa inginkan dengan mudahnya.

"Aku bisa melakukannya sendiri maka dari itu tolong pergi. Kau benar-benar menggangguku," balas Carissa sembari merebut buku yang ada di tangan Xavier itu.

Xavier terdiam sejenak lalu pria itu menghembuskan napasnya lelah, "Baiklah jika itu keinginan anda. Saya akan memberitahu pada yang lain untuk tidak mengganggu anda di sini."

Setelah mengucapkan hal itu, Xavier pergi. Sedangkan, Carissa hanya bisa menatap punggung pria itu yang berjalan semakin jauh dari pandangannya. Gadis itu memutar bola matanya malas, "Benar. Aku harus bersikap tegas padanya seperti ini."

"Aku tidak bisa terus berpura-pura tidak tahu dengan perasaannya."

"Aku tidak boleh memberikannya sedikitpun celah untuk berharap padaku."

"Aku menghargai perasaannya tetapi aku juga tidak bisa berbohong bahwa aku sama sekali tidak memiliki perasaan yang spesial itu."

"Maafkan aku, Xavier."

Sebuah bayangan seorang laki-laki yang sedang tersenyum tiba-tiba muncul di pikiran Carissa, "Benar. Aku menyukainya. Dia telah memiliki hatiku dan itu adalah dia, Daniel William bukan kau, Xavier."

Di sisi lain, Gabriel sedang berjalan ke arah kamar Alara. Tentu, pria itu melakukannya bukan tanpa alasan. Alara belum keluar dari kamarnya dari kemarin malam hingga sore ini. Meski gadis itu sering bangun siang tetap saja Alara tidak pernah hingga bangun sore.

Setelah sampai di luar kamar Alara, Gabriel mengetuk pintu gadis itu. "Alara?"

"Hm?" jawab Alara dari dalam kamarnya dengan gumaman.

EuphoriaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang