The Sacrified (2)

226 0 0
                                    

(つ≧▽≦)つ Happy Reading (つ≧▽≦)つ

"Aku tidak pernah meremehkanmu."

"Kau jelas meremehkanku."

"Bagaimana mungkin itu terjadi? Jika aku meremehkanmu, seharusnya dari awal aku akan merebut posisimu dan tidak akan mengalah. Jika aku memang meremehkanmu, seharusnya dari awal aku telah membunuhmu demi mendapat posisi itu. Hanya saja aku tidak pernah ingin melakukannya."

"Lalu mengapa? Apa kau pikir aku tidak mampu untuk mengalahkanmu?"

"Itu karena kau adalah keluargaku yang tersisa. Itu karena kau adalah satu-satunya kakakku. Aku tidak bisa membunuhmu."

*Deg

Elios tersentak mendengar hal itu, tatapan matanya mulai kembali seperti semula lagi tetapi tidak lama setelah itu, tatapan matanya kembali menjadi gelap. Sebuah tawa yang terdengar melengking dari arah belakang Elios, membuat Raphael beralih menatap sumber suara itu.

Penyihir hitam itu kembali dan mulai mengontrol kendali atas diri Elios kembali. Raphael mengepalkan kedua tangannya dengan kuat. Sedangkan, Elios mulai maju dan mengayunkan pedangnya, "Kau pikir aku peduli?"

Raphael menahan serangan pedang milik Elios dengan pedang miliknya hingga menimbulkan suara dentingan yang cukup kencang. Elios tentu tidak ingin kalah, ia mulai menggunakan elemen petirnya dan sebuah petir hampir menyambar Raphael jika pria itu tidak dengan cepat menghindar dan membuat sihir pertahanan miliknya.

"Apa kau ingat? Dulu kau pernah marah pada ayah karena dia tidak memperlakukan kita dengan adil."

"Berhentilah berbicara omong kosong."

"Dia memanipulasimu untuk membenciku tetapi kau tidak terpengaruh dengannya."

"Aku bilang berhenti!"

"Apa kau ingat, saat aku sakit dan orang yang menyadarinya pertama kali adalah dirimu? Saat itu kau dengan cemas memanggil tabib."

"AKU BILANG BERHENTI!"

Petir-petir mulai menyambar kembali dan itu melukai pasukan Raphael serta pasukan Elios sendiri. Manik mata Elios terlihat berkilat, "Itu dulu."

Mereka kembali saling bertarung tetapi kali ini tidak menggunakan senjata melainkan kekuatan. Raphael mengangkat tangannya lalu dengan kekuatan yang dimilikinya sebagai penyihir putih, ia mengangkat seluruh benda yang ada di sekitarnya dan menyerangnya ke arah Elios.

Kening Elios sedikit mengeluarkan darah karena ia terlambat menghindar. Raphael menyerang dirinya tanpa ia memiliki kesempatan untuk menyerang balik.

Raphael mulai merapalkan beberapa mantra dan dari tangannya muncul sihir berwarna putih terang yang berupa benda-benda tajam dan ia mengarahkan sihirnya itu pada Elios secara beruntun. Elios kembali terluka dan itu mungkin cukup parah.

Raphael berjalan menghampiri Elios sembari membawa kedua pedang di tangannya. Elios yang saat itu tidak sedang memegang pedang, ia segera mengambil perisai yang ada di sekitarnya untuk menahan serangan pedang Raphael.

"Menyerahlah."

Elios terkekeh mendengar itu, "Menyerah kau bilang? Itu tidak akan pernah terjadi."

Elios bangkit dengan cepat lalu mengambil salah satu pedang yang ada di tangan Raphael dengan gerakan yang cepat hingga Raphael sendiri tidak bisa melihatnya dengan jelas.

"Lihatlah ini, bagaimana kau akan menyerah."

Bukannya mengayunkan pedang itu pada Raphael. Elios justru melemparkan pedang itu dan mengarahkannya pada seseorang. Ketika melihat siapa target itu, mata Raphael membelalak terkejut. Ia tanpa sadar melesat ke arah 'seseorang' itu.

EuphoriaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang