Perlindungan

235 0 0
                                    

(つ≧▽≦)つ Happy Reading (つ≧▽≦)つ

Di penjara bawah tanah yang redup, Daniel sesekali memejamkan matanya dan membuka matanya. Rasa sakit saat Elios menyerangnya, masih terasa meski sedikit. Ia kadang mengerang ketika merasakan rasa sakit itu kembali.

Lalu entah apa yang terjadi, tiba-tiba prajurit yang menjaga penjaranya terjatuh dan tidak sadarkan diri? Bukan hanya itu, semua yang ada di penjara bawah tanah tiba-tiba tidak sadarkan diri secara aneh?

Situasi penjara bawah tanah itu seketika menjadi sangat terang benderang. Daniel bisa melihat sosok pria yang berjalan ke arahnya dengan pakaian yang terlihat sangat bersinar dari ujung kepala hingga ujung kaki pria itu.

"Keparat sialan. Gara-gara dirimu, Carissa terus menangis tanpa henti."

Daniel tentu saja merasa terkejut dengan kehadiran pria itu yang langsung memaki dirinya. Daniel mengernyitkan keningnya dengan heran, ia tidak tahu siapa pria yang ada di hadapannya saat ini. "Apa maksudnya?"

"Jangan pura-pura tidak tahu, bodoh! Gadis itu mencintaimu sampai aku ikut terbawa dalam perasaan sakitnya. Untungnya sekarang rasa sakit itu telah berhenti, entah apa alasannya."

Sebuah sosok yang tidak kalah bersinarnya dengan sosok pria itu barusan, muncul di hadapan Daniel kembali secara tiba-tiba. "Itu karena anima-ku. Kau harus berterima kasih padanya."

Benar, itu adalah sosok Air dan Api yang saat ini tengah berubah wujud menjadi sosok manusia. Api memutar bola matanya malas, "Jika itu bukan dirimu. Aku tidak akan masalah."

"Wah, sialan kau," balas Air seraya tersenyum kecut.

"Sebenarnya siapa kalian?" tanya Daniel dengan suara yang terdengar sangat lirih.

"Salah satu dari setiap Dewa. Kau beruntung dapat melihat wujud kami, meski ini bukan wujud kami yang sebenarnya," jawab Api dengan wajah yang sombong.

"Kau harus menjaga sopan santun saat berbicara dengan kami. Ini tidak seperti saat kau berhadapan dengan makhluk lain, spesies naga, Daniel William," ucap Air.

"Hei, kau tidak perlu ikut campur. Ini urusanku dengan pemuda ini!" balas Api pada Air.

"Ini urusanku juga. Aku mendengar dari Dewa Utama bahwa Alara berdoa padanya dan meminta agar semua orang yang berada di Kekaisaran Erde berada dalam perlindungan," balas Air.

Daniel hanya bisa memasang wajah bingungnya. Apa mereka sedang berbicara omong kosong? Itu adalah satu-satunya yang ada pikirannya. Dewa apanya? Mana ada makhluk yang percaya bahwa Dewa bisa memaki.

"Aku tidak akan berbicara lebih banyak," ucap Api. Ia menjetikkan jarinya dan sebuah tanda api berada di lengan Daniel.

Perlahan tanda itu mulai menghilang seperti sudah mengalir dalam darah Daniel. "Aku pernah berjanji pada Carissa untuk melindungimu. Tanda itu kuberikan padamu. Itu akan berfungsi ketika kau memiliki permohonan yang kuat."

"Permohonan yang kuat?" tanya Daniel tidak mengerti.

"Benar. Itu bisa berupa permohonan apa pun," jawab Api.

"Apa pun?" tanya Daniel sekali lagi.

"Ya. Asal permohonanmu itu kuat," jawab Api kembali.

"Kalau begitu, aku juga tidak ingin terlihat kalah keren!" celetuk Air tiba-tiba. Ia tiba-tiba mengarahkan telapak tangannya ke arah kening Daniel. Cahaya berwarna biru terang muncul. "Itu adalah perisai yang akan melindungimu dari kematian jika kau ingin menggunakannya. Ingatlah bahwa itu hanya berlaku sekali."

Api berdecak kesal dengan tingkah Air. Daniel tentu saja masih belum bisa mencerna situasi yang sedang terjadi padanya.

Kedua Dewa tiba-tiba datang padanya dengan alasan yang aneh dan berkata bahwa mereka akan melindunginya? Kalau itu orang atau makhluk lain pasti sudah menganggap mereka konyol dan tertawa terbahak-bahak.

EuphoriaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang