(つ≧▽≦)つ Happy Reading (つ≧▽≦)つ
"Aku harap ketika peperangan itu benar-benar terjadi, kita masih bisa berbincang santai seperti ini."
Pada akhirnya hanya itu yang keluar dari bibir Alara sebelum gadis itu melangkahkan kakinya untuk pergi. Ia pergi menuju danau yang terdapat tidak jauh dari kuil dan mulai memanggil Air dengan dirinya yang terus memaksa untuk fokus hingga air yang ada di danau itu membentuk sebuah sosok lalu perlahan sosok itu berubah wujud menjadi sesosok manusia.
Air berjalan mendekati Alara dengan tatapan lembutnya seperti biasa, "Apa ada sesuatu yang mengganggumu?"
Alara menggelengkan kepalanya tetapi Air tetap tidak percaya dengan itu, "Katakan saja padaku jika ada suatu hal yang mengganggumu seperti dulu."
Perlahan, Alara mulai memberanikan dirinya untuk berbicara pada Air, "Apa kau ingat saat kau mengajakku pergi ke istanamu?"
"Itu sudah cukup lama tetapi aku masih mengingatnya. Memangnya ada apa?"
"Apa boleh aku menggunakan istanamu untuk menampung orang-orang yang tidak ada hubungannya dengan perang yang akan terjadi nanti?"
"Apa?"
Alara bisa melihatnya. Ia bisa melihat dengan jelas raut wajah Air yang tampak tidak setuju dengan kata-katanya. Ia tahu itu akan sulit baginya untuk membujuk Air mengingat istana pria itu cukup privasi.
Air berdecak dengan kesal. Ia memutar bola matanya dengan malas ke arah lain lalu menghela napasnya sejenak. Satu hal yang membuat Alara begitu terkejut adalah jawaban pria itu selanjutnya.
"Mau bagaimana lagi? Aku tidak akan melarangmu jadi lakukan saja sesukamu."
"Apa kau serius?"
"Apa aku terlihat seperti sedang bercanda sekarang?"
Demi apa pun, Alara tidak menyangka bahwa akan semudah ini untuk meminta pada Air. "Tapi kau tidak akan membunuh mereka saat mereka ada di istanamu, kan?"
"Apa aku terlihat sekejam itu? Akan tetapi jika ada seseorang yang mencoba untuk merusak sedikit saja bagian dari istanaku, aku sebagai pemiliknya tentu saja tidak akan tinggal diam."
Itu benar tetapi tidak benar juga. Alara mengerutkan keningnya, "Apa yang akan kau lakukan jika itu benar-benar terjadi?"
"Entahlah. Mungkin menghukum mereka?"
"Aku mengerti tapi bisa tidak jika kau tidak membebani mereka dengan hukuman yang berat, khususnya putri dari Alpha Kaeiljan?"
"Kalau kau yang meminta mungkin aku akan mempertimbangkannya kembali."
"Aku tidak tahu harus berterima kasih seperti apa lagi padamu."
"Kalau begitu, bayarlah terima kasih itu dengan nyawamu. Berjanjilah padaku bahwa kau tidak akan mati di peperangan itu."
Air menggenggam tangan Alara dengan erat. Alara hanya bisa tersenyum getir, "Apa kau tidak memiliki permintaan lain?"
"Hanya itu. Cukup itu saja."
"Aku tidak bisa berjanji tetapi seperti yang aku katakan padamu sebelumnya, aku akan berusaha untuk tetap bertahan hidup."
Alara juga bukannya tidak tahu bahwa Elios telah mengumpulkan beberapa elemen lain meski itu bukan elemen utama. Hanya saja meski elemen yang dikumpulkan pria itu bukanlah elemen utama, Alara tidak bisa meremehkannya. Itu akan sulit dan mungkin akan menjadi benar-benar sulit.
Hari-hari telah berlalu dengan cepat dan saat ini adalah hari di mana Ksatria William akan dieksekusi. Laura telah kembali ke istana dan berlaku seolah tidak ada yang terjadi di hadapan Elios. Gadis itu mendampingi Elios dengan wujudnya yang saat ini tengah ia rubah menjadi wujud Seraphina.
KAMU SEDANG MEMBACA
Euphoria
FantasyBagaimana jika ternyata anima dari elemen utama seperti air, api, angin, dan tanah bertemu? Ini hanya kisah persahabatan antara anima air, api, dan angin yang harus melawan anima tanah karena tidak menginginkan untuk menjadi bawahan dari Kaisar Erde...