(つ≧▽≦)つ Happy Reading (つ≧▽≦)つ
Suara derap langkah kaki seseorang yang berjalan ke arah kelas XI IPA 1 menghentikan suasana ricuh di kelas itu.
Pak Setha masuk ke dalam kelas itu dengan membawa seorang siswi yang terlihat asing di belakangnya.
Para siswa dan siswi yang melihat pak Setha membawa siswi asing di belakangnya dan masuk ke dalam ruang kelas mereka membuat mereka mengernyit heran dan bertanya-tanya siapa ia.
"Semuanya perkenalkan, dia murid baru disini. Tolong berteman dengan baik ya," ucap pak Setha seraya tersenyum lembut.
"Perkenalkan nama saya Alara Natasya," ucap siswi asing yang sekarang berada di samping pak Setha.
Para siswa dan siswi yang ada di kelas itu tampak tersenyum ramah pada Alara. Ketika pak Setha menyuruh Alara untuk duduk di salah satu kursi yang kosong, pandangan Alara tertuju pada satu tempat.
Alara duduk di salah satu kursi kosong yang berada tepat di nomor dua paling belakang. Pak Setha yang melihat Alara sudah memilih tempat duduknya tersenyum dan menyuruh para muridnya untuk membuka buku TIK (Teknologi informasi dan komunikasi).
Alara segera membuka tasnya dan mencari buku itu, entah hanya perasaannya saja atau tidak tetapi ia merasa sedikit tidak nyaman dengan aura yang dimiliki teman sebangkunya. Aura itu sedikit terlihat menyeramkan.
Meski teman sebangkunya terlihat diam dan tidak berkata apa-apa, Alara bisa merasakannya jika teman sebangkunya itu sedang memaki dirinya entah apa itu.
Selama pak Setha menerangkan mata pelajarannya, semua murid terlihat fokus dan tidak ada yang ribut. Itu benar-benar suasana yang damai. Alara suka kelas itu.
Bunyi bel pergantian pelajaran akhirnya membuat pak Setha mengakhiri mata pelajarannya dan pergi. Alara baru saja ingin menutup bukunya sampai suara seseorang yang sedang menyapanya menginterupsi pendengarannya.
"Halo!! Gue Feisya, anak baru ya? Pindahan dari mana? Kok bisa milih sekolah ini? Terus—"
"Anjir, banyak nanya lo!"
"Biarin sih, orang dianya ini nggak apa-apa kok jadi lo yang sewot?!"
"Dih? Udah nggak usah ditanggepin. Btw, nama gue Carissa Zevinna."
Ya, Carissa dan Feisya sendiri duduk tepat di depan kursi milik Alara. Kelas yang tadinya sunyi tiba-tiba menjadi ramai. Alara berusaha tersenyum meski sebenarnya ia merasa canggung.
Entah hanya perasaan Alara saja atau bukan tetapi sepertinya Carissa dan Feisya tahu jika Alara sedikit canggung jadi mereka berbincang dengan pembicaraan yang bersifat komedi.
Feisya terus menjahili Carissa dan Carissa sendiri pun tidak tinggal diam ketika dijahili. Mereka bertengkar seperti anjing dan tikus tetapi tentu saja tidak ada amarah di dalam bercandaan itu.
Alara yang melihat itu terkekeh bahkan teman sebangkunya juga ikut terkekeh saat melihat Feisya dan Carissa terus bertengkar.
Tidak terasa waktu sudah menunjukkan jam istirahat dan bel juga sudah berbunyi. Feisya, Carissa, dan teman sebangkunya Alara terlihat telah beristirahat duluan.
Saat Alara melangkahkan kakinya untuk beristirahat tiba-tiba saja langkahnya dihentikan oleh seorang pria. Alara tersentak kaget saat melihat pria yang menghentikan langkahnya ternyata adalah teman masa kecilnya.
Namanya, Gio Bastian.
Pria itu berbisik di telinga Alara, "Hei, cowok yang duduk di depan itu bilang kalau lo cantik."
KAMU SEDANG MEMBACA
Euphoria
FantasyBagaimana jika ternyata anima dari elemen utama seperti air, api, angin, dan tanah bertemu? Ini hanya kisah persahabatan antara anima air, api, dan angin yang harus melawan anima tanah karena tidak menginginkan untuk menjadi bawahan dari Kaisar Erde...