(つ≧▽≦)つ Happy Reading (つ≧▽≦)つ
Seraphina membalasnya dengan senyuman kembali. Tiga menit kemudian, Elios sudah sampai kembali ke ruangan kerjanya dan menemui Seraphina. Gadis itu sendiri tidak sadar bahwa Elios sudah kembali ke ruangan itu.
"Meski kau memakai gaun yang sangat sederhana pun itu akan tetap terlihat mewah," ucap Elios sembari memakaikan jubah berwarna hijau tua pada Seraphina dari belakang gadis itu.
Seraphina membeku selama beberapa detik. Ia berusaha untuk mencerna apa yang terjadi barusan. Tiba-tiba saja wajahnya memerah karena malu, bahkan jantungnya pun juga ikut berdegup dengan kencang.
Setelah selesai memakaikan jubah itu pada Seraphina, Elios memutar tubuh gadis itu untuk berhadapan dengannya, "Jadi kau ingin mengajakku kemana, hm?"
Pria itu berkata demikian sembari membungkukkan sedikit tubuhnya agar sejajar dengan Seraphina. Elios tersenyum, itu adalah senyuman yang hanya dirinya tujukan pada Seraphina.
'Ukh— silau,' batin gadis itu.
"Pegang tangan saya, Yang Mulia. Anda mungkin akan merasa pusing untuk pertama kali jadi saya akan sepelan mungkin," ucap Seraphina seraya membalas senyuman Elios.
Gadis itu menggenggam tangan Elios dan sedetik kemudian mereka melesat secepat angin. Tidak butuh waktu lama untuk sampai di tempat tujuan, mereka sampai dalam waktu kurun sepuluh detik karena Seraphina yang menggunakan kekuatannya.
Elios tersentak. Pria itu terkejut ketika ia menyadari bahwa Seraphina membawanya ke Pasar Erde. Jika saja dirinya boleh jujur, ia bahkan jarang sekali melakukan pemantauan di wilayahnya. Itu karena tugas itu sudah ia percayakan pada Keluarga Marquis.
"Yang Mulia, apa anda tidak penasaran mengapa saya memilih untuk membawa anda kemari?"
"Bukankah sekarang kita ada di tengah-tengah rakyat? Akan lebih baik jika kau tidak memanggilku dengan sebutan Yang Mulia."
"Kalau begitu, bagaimana jika saya memanggil anda dengan panggilan Eli?"
"Hm, ya. Tidak terlalu buruk."
Elios menganggukkan kepalanya sebagai tanda setuju dan Seraphina mulai melatih bibirnya untuk berbicara dengan panggilan yang ia buat secara mendadak barusan untuk Elios.
"Kalau begitu, mari ikut saya! Saya denger dari beberapa pelayan katanya jajanan disini enak. Maka dari itu, mari kita buktikan, Eli!" ucap Seraphina seraya menarik lengan Elios.
Elios hanya pasrah dan menuruti setiap ucapan gadis itu. Pria itu mengikuti langkah Seraphina yang kecil. Padahal Seraphina sendiri saat ini sedang berlari, tentu saja itu karena Elios memiliki kaki yang lebih tinggi dan langkah yang lebar daripada Seraphina.
Meski begitu, jauh dari lubuk hati terdalam Elios. Pria itu tidak bisa menyangkal bahwa hanya bersama Seraphina saja, ia bisa merasakan apa itu arti kebahagiaan.
Ia yang tidak pernah percaya akan cinta justru telah terjatuh dalam ketidakpercayaannya saat ini. Langit yang cerah dan senyuman yang sangat hangat itu.
Andai, Elios bisa memiliki gadis itu sesuai egonya saat ini, ia akan menggenggamnya dengan erat dan tidak akan pernah satupun ia berpikir akan melepaskannya tetapi di sisi lain, logikanya juga harus tetap berjalan. Ia benar-benar frustasi.
"Eli, ini enak loh. Tidak ingin mencobanya?" ucap Seraphina seraya mengunyah makanannya dan menyodorkannya pada Elios.
Elios menatap Seraphina dengan tatapan matanya yang tampak sendu. Pria itu terkekeh dan dengan refleks, ia mencubit pipi gadis itu, 'Imutnya'.
KAMU SEDANG MEMBACA
Euphoria
FantasyBagaimana jika ternyata anima dari elemen utama seperti air, api, angin, dan tanah bertemu? Ini hanya kisah persahabatan antara anima air, api, dan angin yang harus melawan anima tanah karena tidak menginginkan untuk menjadi bawahan dari Kaisar Erde...