(つ≧▽≦)つ Happy Reading (つ≧▽≦)つ
Elizabeth De Hellen secara resmi mendatangi rapat yang diadakan oleh Kekaisaran untuk melaporkan hasil pajak per bulannya. Pajak yang harus dibayar oleh semua rakyat yang berada di wilayah Kekaisaran Erde tak terkecuali dengan para bangsawan.
Elizabeth datang untuk mewakili kediamannya, Earl. Ia datang bersama pelayan setianya yang selalu berjalan di belakangnya. Ia masuk ke dalam ruang rapat itu yang telah penuh dengan para bangsawan lainnya untuk melapor ke pusat Kekaisaran atas pajak yang telah mereka hasilkan di daerah mereka masing-masing.
Raphael De Velland bersama ksatria terpercayaannya, Xavier Baston. Mereka berdua pun ikut hadir dalam rapat itu. Elizabeth sekarang berusaha membuat dirinya merasa tenang. Situasi saat ini terlihat sangat tegang.
Elizabeth duduk di kursi yang menggambarkan lambang kediamannya. Tidak lama setelah kedatangannya, Elios masuk dengan jubah Kekaisaran miliknya yang terlihat sangat mencolok.
Pria itu duduk di kursi paling ujung, kursi yang berbeda dengan kursi yang lain, kursi yang memiliki kaki lebih tinggi dengan lambang Kekaisaran yang besar.
"Aku tidak akan berbicara dengan panjang. Di wilayah Deansea saat ini, penduduknya mengalami posisi ekonomi yang sangat stabil. Benar begitu, tuan Marquis?"
Herotius Deansea yang merupakan kepala istana Marquess menganggukkan kepalanya. Ia membenarkan ucapan Elios mengenai wilayahnya yang saat ini tengah memiliki ekonomi yang sangat stabil.
Hal itu terjadi karena wilayah Deansea dipenuhi oleh banyaknya lautan. Deansea merupakan rumah bagi para makhluk air. Siren maupun Mermaid tinggal di wilayah itu.
Mereka membangun Kerajaan air yang hanya bisa diakses oleh sesama makhluk air saja dan karena wilayah itu telah menjadi milik Herotius, maka para makhluk air yang membangun Kerajaan itu wajib membayar pajak untuk Herotius.
Herotius Deansea juga dikenal sebagai rajanya para makhluk air. Ia merupakan jelmaan seorang Siren. Ia mendapatkan gelar Marquess dengan hasil jerih payahnya sendiri. Ia berperang melawan penguasa Deansea terdahulu hingga ia bisa mendapatkan tahta itu.
Elios tentu tidak mempermasalahkan hal itu. Justru di tangan Herotius, wilayah Deansea menjadi wilayah yang jauh lebih baik dibanding penguasa Deansea terdahulu.
Elios menatap seluruh bangsawan yang hadir dengan sorot tajam dan seriusnya, "Wilayah Deansea adalah wilayah yang sangat menguntungkan bagi Kekaisaran saat ini. Aku akan memberimu penghargaan atas perjuangan yang telah kau lakukan hingga saat ini, Marquess Herotius Deansea."
"Terima kasih untuk perhatian anda selama ini pada wilayah Deansea, Yang Mulia."
"Tidak perlu berterima kasih. Kau berhak mendapatkannya. Jangan seperti mereka yang tidak menguntungkan apa pun bagi Kekaisaran."
Sindiran Elios barusan tentu membuat setiap bangsawan yang hadir merasa cemas sekaligus khawatir. Tentu mereka semua tidak bodoh jika apa yang dimaksud Elios barusan adalah mereka semua, bangsawan kelas atas yang selalu telat melaporkan hasil pajak di setiap daerah mereka masing-masing.
Raphael tentu tidak merasa bahwa sindiran itu ditujukan padanya. Ia selalu melaporkannya tepat waktu jadi tentu saja ia tidak merasa cemas atau khawatir.
"Duke Velland, apa kau mendengar kata-kataku barusan?" tanya Elios. Pria itu menyadari bahwa Raphael sedari tadi tampak tidak memperhatikan kata-katanya.
"Saya mendengarnya," jawab Raphael. Ia memutar bola matanya dengan malas.
Elizabeth De Hellen yang melihat interaksi antara kedua pria berstatus bangsawan tinggi di depannya, bergidik ngeri. Darah memang tidak dapat berbohong. Kedua pria itu memiliki aura pekatnya masing-masing.
KAMU SEDANG MEMBACA
Euphoria
FantasyBagaimana jika ternyata anima dari elemen utama seperti air, api, angin, dan tanah bertemu? Ini hanya kisah persahabatan antara anima air, api, dan angin yang harus melawan anima tanah karena tidak menginginkan untuk menjadi bawahan dari Kaisar Erde...