Informasi

290 0 0
                                    

(つ≧▽≦)つ Happy Reading (つ≧▽≦)つ

Carissa dengan cepat segera menyusul orang yang menabraknya tadi dan tanpa ia sadari, ia sudah berada di hutan yang sekelilingnya ditumbuhi pepohonan yang lebat. Ia telah mengejar orang itu tanpa berpikir panjang dan tersesat entah ke mana.

Ia akhirnya mengedarkan pandangan ke sekelilingnya dan ia menyadari bahwa di tanah ada bekas sebuah injakan yang mengarah ke arah barat hutan.

Injakan itu bukan hanya ada satu atau dua tetapi ada banyak. Ia segera mengikuti langkah injakan itu karena siapa tahu saja ia menemukan petunjuk.

Saat ia sedang sibuk memperhatikan setiap langkah injakan itu, ia mendengar suara yang terdengar sangat familier di telinganya.

"Siapa kalian?"

"Kenapa kalian mengikutiku?"

"Apa kalian disuruh oleh seseorang?"

Tidak salah lagi, itu adalah suara Seraphina tetapi kenapa temannya itu berada di sini?

"Tidak perlu banyak tanya karena kau akan habis sekarang juga di sini," ucap salah satu dari anggota yang memakai jubah hitam itu.

"Kalian telah memilih lawan yang salah," balas Seraphina. Ia menatap setiap lawannya dengan tajam.

Carissa yang mendengar hal itu, tentu saja tidak terima karena Seraphina akan dihajar secara berkelompok. Ia baru saja akan menghampiri temannya itu sampai tiba-tiba tangannya ditahan oleh sesuatu.

"Jangan."

Carissa segera menoleh dan mendapati Alara sedang menahan lengannya. Alara memperhatikan pertarungan itu dari jarak jauh, "Kita berdua juga tahu kan kalau Seraphina menguasai ilmu bela diri dan pedang?."

"Apa maksudmu? Meski begitu, dia bisa saja terluka, kan?!"

"Turunkan nadamu. Mereka bisa menyadari keberadaan kita dan menyerang kita."

"Apa aku terlihat peduli? Persetan dengan itu!"

"CARISSA!"

Alara memijat pelipisnya dengan pelan. Padahal ia hanya ingin pergi keluar untuk melihat festival tetapi justru secara tidak sengaja ia melihat seseorang yang mencurigakan lalu mengikutinya karena penasaran. Tidak ia sangka bahwa orang yang mencurigakan itu adalah Seraphina, temannya sendiri.

Seraphina yang menyadari kehadiran Carissa tentu saja sangat terkejut. Untuk beberapa detik, ia tidak memperhatikan sekitarnya.

"Awas!" seru Alara. Gadis itu menusuk mata seorang pria yang ingin menyerang Seraphina dari belakang dengan ranting yang sengaja ia tajami secara cepat barusan.

"ARGH—!" erang pria itu sembari menyentuh matanya yang terasa sangat sakit.

"Bodoh! Kau harus fokus!" pekik Alara pada Seraphina.

"Kenapa kalian bisa ada di sini?" tanya Seraphina dengan heran.

"Entahlah.. mungkin karena kita ditakdirkan untuk bertemu lagi disini dan membantumu?" jawab Carissa seraya tersenyum. Gadis itu mulai menggunakan kekuatan apinya dan membakar setiap orang yang berada disana hingga menjadi abu.

"Curang! Kau harusnya memberiku sisanya!" pekik Alara tidak terima.

"Tetapi sebenarnya siapa mereka? Kenapa mereka ingin menghabisiku?" tanya Seraphina pada dirinya sendiri.

"Yah yang terpenting mereka sekarang telah mati dan tidak ada saksi mata tentang kejadian ini selain kita," jawab Carissa.

"Salah! Masih ada saksi matanya selain kita," sahut Alara seraya tersenyum miring. "Ayo keluar dan kita bicara baik-baik."

EuphoriaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang