(つ≧▽≦)つ Happy Reading (つ≧▽≦)つ
Di ruang kerjanya, seorang pria tengah duduk dan membaca serta mengerjakan beberapa dokumen yang harus ia tanda tangani atau stempel. Ia memfokuskan semua perhatiannya pada tumpukan kertas-kertas itu.
"Daniel, apa kau benar-benar tidak tahu siapa yang membawa pemilik elemen air?" tanya Elios di sela-sela pekerjaannya.
Daniel yang berada di samping Elios saat ini, menahan dirinya mati-matian untuk tidak panik. Elios tidak bertanya padanya melainkan menyinggung dirinya, menyinggung dirinya dan prajurit lain yang bisa kalah dengan satu orang saja.
"Saya benar-benar tidak mengetahuinya," jawab Daniel. Tentu ia berbohong. Alara adalah teman dari Carissa jadi tidak mungkin Daniel memberitahu kejadian yang sebenarnya pada Elios, jika yang membawa Alara pergi adalah Samuel De Oxalle, Uskup Agung dari kuil. Kuil yang memiliki tujuan yang bertentangan dengan Kekaisaran.
"Apa aku harus menggantimu dengan Ksatria lain yang lebih becus?"
"Maafkan saya, Yang Mulia."
"Aku sudah tahu semuanya. Apa kau pikir aku sebodoh itu?"
*Brak
Lagi dan lagi, Elios menghempas tubuh Daniel ke dinding. Elios menatap Daniel tajam, "Aku tahu. Kau bukannya kalah tapi kau sengaja membiarkan hal itu terjadi."
Perlahan, Elios mulai berdiri dan berjalan menghampiri Daniel. Elios mengangkat dagu Daniel seraya tersenyum miring, "Apa hukuman bagi seseorang yang telah sengaja berkhianat pada Kekaisaran?"
Daniel menggigit bibir bawahnya dengan kuat karena luka yang ia dapatkan kemarin belum sepenuhnya pulih dan ia sudah mendapatkan luka kembali saat ini. Ia terdiam tanpa berniat untuk menjawab pertanyaan Elios. Tentu itu karena ia tahu, hukuman apa yang akan ia dapatkan.
Mati.
Hukuman gantung.
Kali ini Daniel mengerang. Itu karena Elios baru saja membuat dirinya terasa seperti disengat oleh sebuah petir yang mengalir dari tangan pria itu yang Elios gunakan untuk mengangkat dagu dirinya ke dalam tubuh miliknya. Jangan tanya bagaimana keadaan organ dalam milik Daniel saat ini karena jawabannya hanya satu hampir rusak.
Benar, hampir rusak. Elios tentu tidak akan membuat Daniel mati secepat itu, "Aku akan memberikanmu satu kesempatan. Lakukan apapun dan buat pemilik elemen api dan air, bertekuk lutut padaku."
"Aku harap, kau tidak akan menyia-nyiakan kesempatan yang telah kuberikan saat ini. Jarang sekali aku menunjukkan kebaikanku, kau tahu itu bukan?" lanjutnya seraya melepas tangannya dari dagu milik Daniel.
Elios menepuk-nepuk tangannya seolah ia baru saja memegang sesuatu yang kotor. Sedangkan, Daniel hanya bisa menghirup oksigen sebanyak-banyaknya karena merasa sangat lemas.
"Kalian yang diluar," panggil Elios dan tidak lama setelah itu beberapa prajurit datang. "Cepat bawa dia pergi dari ruanganku."
Para prajurit itu terkejut ketika melihat kondisi Daniel. Mereka dengan segera membawa Daniel pergi sesuai perintah Elios.
Di sisi lain, Carissa menggigit jarinya dengan cemas. Ia berputar bolak-balik dan itu membuat Raphael yang ada di dekatnya merasa kesal, "Apa kau sekarang sedang cosplay jadi setrika, hah?!"
Mendengar ocehan yang keluar dari mulut Raphael, Carissa berhenti dari kegiatannya dan berganti menatap Raphael dengan sendu, "Apa tidak apa-apa jika aku membiarkan Daniel bekerja di sana? Aku takut dia kenapa-napa. Kemarin saja, dia sampai luka seperti itu. Kaisar gila itu benar-benar menghalalkan segara cara untuk mendapatkan apa yang dia inginkan. Sekarang pun, dia pasti bukan hanya mengincarku tapi juga Alara."
KAMU SEDANG MEMBACA
Euphoria
FantasyBagaimana jika ternyata anima dari elemen utama seperti air, api, angin, dan tanah bertemu? Ini hanya kisah persahabatan antara anima air, api, dan angin yang harus melawan anima tanah karena tidak menginginkan untuk menjadi bawahan dari Kaisar Erde...