The Pain

226 0 0
                                    

(つ≧▽≦)つ Happy Reading (つ≧▽≦)つ

Laura dengan panik mencoba melepas pergelangan tangannya yang ditahan oleh Elios hingga tiba-tiba sebuah angin berhembus dengan kencang ke arah mereka tetapi anehnya Laura terlihat baik-baik saja dan sebaliknya, Elios terlempar ke dinding dengan cukup kencang dan keras.

"Jadi ini yang kau lakukan selama aku tertidur?"

"Elios, ini bukan dirimu."

Seraphina berjalan ke arah Elios dengan raut wajah yang sedikit kecewa. Gadis itu lalu melirik ke arah Laura, "Jangan pakai wujudku saat aku telah sadar. Aku benar-benar tidak suka."

Laura meneguk salivanya dengan kasar, "Maaf."

Laura mulai meneguk sebuah ramuan yang berada di kantungnya dan perlahan dirinya mulai berubah ke wujud dirinya yang sebenarnya. Seraphina lalu menatap ke arah Elios kembali yang terlihat kesakitan dengan apa yang baru saja telah ia lakukan.

"Biarkan aku yang mengurusnya."

Laura menganggukkan kepalanya sebagai tanda mengerti. Ia lalu menghindar dan membiarkan Seraphina yang menangani Elios sendiri. Sedangkan, setelah kepergian Laura, Elios terkekeh geli.

"Apa hanya ini yang bisa kau lakukan?"

"Apa?"

Sebuah petir mulai menyambar tepat ke arah Seraphina. Untungnya, gadis itu dengan cepat menghindar. Ia tertawa getir, "Kau berubah cukup banyak. Aku tidak tahu apa aku harus sedih atau senang."

"Apa kau berpikir bahwa dari awal aku mencintaimu?"

"Konyol. Kau seharusnya menghilangkan tanda tanya itu."

"Jangan terlalu percaya diri. Kau hanya wanita yang tidak ada bedanya dengan para jalang di luar sana."

"Tapi matamu mengatakan hal yang lain, Elios De Eirik Erde."

*Deg

Ketika mendengar hal itu, entah mengapa hati Elios seperti ditusuk dengan ribuan jarum. Tatapan matanya yang sedikit kosong perlahan mulai kembali seperti semula, hanya saja sebuah sihir berwarna hitam yang membentuk seutas tali mulai merasuki diri pria itu.

Seraphina menoleh ke asal sihir itu dan mendapati seorang wanita yang tengah menyihir Elios dan mengendalikan pria itu dengan sihir hitamnya. Gadis itu menoleh ke arah Elios kembali dan tatapan pria itu menjadi sangat gelap.

Lalu tidak lama kemudian sebuah petir mulai menyambar ke arah dirinya secara beruntun. Seraphina dengan cepat menghindar tetapi lengan pakaiannya robek dan sedikit menimbulkan goresan di lengannya. Gadis itu tidak bisa merasakan rasa sakitnya karena yang ia pikirkan saat ini adalah bagaimana menghabisi penyihir hitam itu.

Di sisi lain, Alara yang tengah menghabisi pasukan Elios tiba-tiba dihadang oleh seorang pria yang melempar batu ke arahnya secara beruntun.

Sulit baginya untuk menghindar. Ia mulai membuat dirinya menjadi seperti air untuk menghindar dari timpaan batu yang bisa melukai kepalanya itu.

Pria itu menggeram dengan kesal. Ia dengan panik mencari ke setiap penjuru di mana Alara bisa saja muncul.

"Mencariku?"

Pria itu berkeringat dingin ketika ia bisa mendengarkan ucapan itu tepat berada di belakangnya. Dengan langkah yang cepat, ia mulai membuat jarak dengan Alara.

Alara yang tadinya tengah mengayunkan pedangnya ke leher pria itu menjadi sangat meleset karena pria itu bisa membaca gerakannya dengan cepat. Ia tersenyum lebar, "Refleksmu bagus juga tetapi apa kau yakin bisa menghindar dari ini?"

EuphoriaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang