(つ≧▽≦)つ Happy Reading (つ≧▽≦)つ
Bel istirahat telah berbunyi kembali, menandakan bahwa istirahat telah selesai. Alara, Carissa, Seraphina, dan Laura segera bergegas kembali ke dalam kelas.
Setelah sampai di dalam kelasnya, Carissa tidak langsung duduk. Seperti yang sudah Carissa katakan di kantin bahwa ia akan memutuskan Renaldy setelah bel istirahat selesai. Ia akhirnya melangkahkan kakinya menuju meja Renaldy.
"Aku mau kita putus."
Mendengar suara yang tampak tidak asing di indra pendengarannya, Renaldy menoleh pada suara itu dan mendapati Carissa yang saat ini tengah berdiri di samping mejanya.
"Putus?" tanya Renaldy tidak mengerti.
"Iya putus," jawab Carissa.
Renaldy semakin tidak mengerti tapi tiba-tiba saja bulu kuduknya merinding. Ia melirik ke arah sekitarnya untuk melihat penyebabnya hingga ia menyadari pada satu titik dimana Alara sedang melihat ke arahnya dengan tatapan tajam.
Renaldy akhirnya kembali melirik ke arah Carissa dan dengan cepat mengatakan, "Oke."
Carissa mengepalkan tangannya dengan kuat. Ia tidak menyangka bahwa Renaldy sama sekali tidak bertanya apa alasannya atau apa salahnya hingga dirinya memutuskan pria itu. Hubungannya benar-benar terlihat seperti lelucon.
Tidak ada lagi percakapan di antara mereka berdua. Carissa segera duduk di kursinya dan terdiam hingga jam pulang.
Alara sendiri tahu jika hal itu akan membuat Carissa sedih tetapi Alara sendiri juga tidak akan tega membiarkan Carissa menjalani hubungan dengan Renaldy yang hanya didasari karena pria itu merasa bosan.
Jika Carissa tahu hal itu suatu saat nanti, mungkin saja hatinya akan jauh lebih sakit karena ia sudah jatuh terlalu dalam pada Renaldy dan Alara tidak mau hal itu terjadi.
Suasana di antara mereka menjadi hening hingga jam pulang. Tidak ada yang berani mengajak Carissa berbicara duluan. Alara dan Seraphina juga bisa mengerti perasaan Carissa, jadi suasana itu benar-benar hening.
Di satu sisi, saat Renaldy sudah sampai di rumahnya. Ia segera bergegas untuk mandi untuk membersihkan dirinya karena habis disiram oleh guyuran air kotor oleh Alara, mengernyit heran saat menyadari bahwa shower yang ia pakai untuk mandi tidak keluar air dari tempatnya.
Ia mencari apa ada yang salah tetapi nihil. Ia tidak menemukannya sampai airnya tiba-tiba saja menyala dan keluar tetapi bukan air bersih yang keluar melainkan air kotor seperti bekas selokan yang berada di rumahnya.
Tanpa persiapan yang matang, air itu segera menyiram ke arah Renaldy dan membuat tubuh Renaldy tambah kotor.
"Bangsat! Sialan! Ini kenapa airnya kotor? Bau lagi? Gila ya?!" ucap Renaldy dengan geram.
Pria itu dengan segera mematikan showernya dan memastikannya kembali tetapi hanya ada air kotor yang terus-menerus keluar. Renaldy menggeram frustasi. Ini benar-benar membuatnya menjadi gila.
Tanpa ia ketahui, penyebab dari keluarnya air kotor dari showernya adalah karena Alara yang menginginkannya. Benar, itu karena Alara kesal dan meminta Air untuk mengerjai Renaldy sedikit. Hanya agar pria itu menyadari kesalahannya dan merenunginya.
***
Sekarang jam sudah menunjukkan pukul delapan malam. Seorang gadis dengan jubah coklatnya tampak mendatangi sebuah taman, mungkin karena sudah malam jadi taman itu sangat sepi.
"Alara itu anima air, kan?" tanya gadis itu tetapi tidak ada jawaban sama sekali. Hening.
"Kenapa? Kau sudah berjanji pada Air ya untuk melindunginya dariku?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Euphoria
FantasyBagaimana jika ternyata anima dari elemen utama seperti air, api, angin, dan tanah bertemu? Ini hanya kisah persahabatan antara anima air, api, dan angin yang harus melawan anima tanah karena tidak menginginkan untuk menjadi bawahan dari Kaisar Erde...