Cerdas Cermat

572 85 0
                                    

Kalau kalian bisa membantuku mendapatkan 1000 view dalam waktu dekat ini, aku bakalan crazy update. Aku janji.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Teeet.

"Lima puluh Buk!" Seseorang memencet bel dan langsung menjawab pertanyaan. Pandangan buk Rahma langsung tertuju padanya.

"Benar," ucap buk Rahma sambil tersenyum pada orang itu. "Dari kelas berapa?" tanya buk Rahma.

"Sepuluh AK satu," jawab gadis itu, buk Rahma tersenyum.

"Bagus. Oke kita lanjut, hasil dari nilai akar enam ditambah akar dua puluh empat ditambah akar lima belas ditambah akar seratus tiga puluh lima, sama dengan?" Soal kedua telah dibacakan guru itu.

Teet.

"Lima puluh tujuh Buk!" Anak 10 TKJ dua mengangkat tangan.

"Benar. Oke soal selanjutnya, ketika seseorang bergerak dengan cepat dari tempat yang satu ketempat yang lainnya, disebut?" tanya buk Rahma.

"Kecepatan!" Anak 10 TBSM 1 langsung memencet tombol dan langsung menjawab pertanyaan dengan cepat.

"Bagus anak TBSM satu. Oke, tetap pasang telinga kalian ya. Karena tidak akan ada siaran dua kali." Buk Rahma mengingatkan. "Empat tahun yang telah lalu usia Siska empat kali dari usia Tuti. Empat tahun yang akan datang usia Siska dua kali dari usia Tuti, usia Tuti dan Siska dan masing-masing enam tahun mendatang adalah titik titik tahun." Buk siska membacakan soal yang cukup panjang.

"Delapan dan dua belas tahun." Dengan cepat murid dari kelas 10 BM 3 menjawab peryanyaan.

"Ya, benar." Buk Rahma kembali menuliskan point pada papan score.

Lalu dia membacakan soal-soal berikutnya. Semua murid dari kelas-kelas berbeda telah menjawab soal-soal itu, masing-masing dari setiap kelas sudah menjawab 1-2 soal. Sementara kelompok Reina, belum bisa menjawab satu soal pun.
"Aduh Rein, kita belum bisa jawab satupun. Satu soal pun gak ada yang aku ngerti, ngitung-ngitung aja." Alea menggerutu kesal.

Teman-teman Reina yang sedang menonton pun cemas, dari tadi Reina hanya diam tanpa ada niatan menjawab soal. Mereka cemas sekalipun bingung, apakah Reina memang tidak ada niatan menang?

"Ayolah Rein, jangan diam aja. Semangat ayo." Said berusaha menyemangati Reina dan Alea.

"Mana ini kelas sepuluh RPL satu? Kenapa belum ada menjawab?" Buk Rahma melihat point kelompok Reina, angka itu tetap diangka 0, tidak bertambah sedikitpun.

"Ya namanya mereka bodoh Buk. Ibuk kayak gak tau aja."

"Haha, kan kelas pecundang. Gak heran sih."

"Gak bisa diandalkan emang. Pasti wali kelas mereka kecewa."

"Sok pinter sih, gitulah jadinya."

"Ayo dong. Katanya pada pinter-pinter, masa gabisa jawab."

"Malu-maluin aja."

She Is Rein | EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang