Penyesalan Yang Terlambat

925 82 2
                                    


Prang

Prak.

Brugh.

Terjadi kekacauan di mansion Aflastar karena video yang baru saja tersebar. Para pekerja menjauh dari tuan mereka, daripada mereka terluka, lebih baik menghindari.

Si penyebar video bahkan mengirimkan sebuah pesan yang berisi.

Haha, bagaimana rasanya tuan? Menyakiti orang tidak bersalah sedikitpun? Berlian kalian itu sudah tidak ingin lagi bertemu dengan kalian. Selamat menikmati penyesalannya, tuan.

"AAARRGGGHH."

"BODOH! KENAPA AKU BISA SEBODOH INI! Aku mengusir putriku sendiri ...."

"Maafkan Papa sayang. Maaf  ...." Mahardika meluruh ke lantai. Ya, dia bahkan tidak bisa mengatakan apapun selain meminta maaf.

Untuk pertama kalinya, Mahardika menangis. Ya, dia menangis atas kebodohannya sendiri. Kebodohan karena tidak mempercayai darah dagingnya sendiri. Semudah itu dia bisa mengusir Reina? Apa sebenarnya yang ada di dalam otak mereka?

Mahendra mengepalkan tangannya sendiri setelah menghancurkan semua barang yang ada dekatnya. Dia yang paling merasa bersalah atas kejadian ini.

Sekarang semuanya hanya bisa menyesal. Andaikan dari awal mereka langsung percaya, semua ini tidak akan terjadi, dan Reina tidak akan pergi kan? Tapi semua itu hanya andai.

Para saudara Reina yang tempramental, menghancurkan barang-barang mereka sendiri untuk menghilangkan rasa sesak di dada. Kianzee dan Salsabila hanya bisa menatap kosong lantai, merenungi kebodohan mereka sendiri.

Permintaan maaf tidak akan bisa mengembalikan apapun. Mereka sudah terlambat, hanya ada penyesalan yang tersisa. Penyesalan yang sangat menyiksa batin.

Seketika ingatan-ingatan mereka tentang perlakuan buruk mereka kepada anak itu terlintas begitu saja di kepala mereka. Pengabaian mereka  dulu, sikap mereka yang mengekang Reina, ketidak percayaan mereka. Semuanya, tatapan sendu itu yang menggambarkan betapa terlukanya dia, membuat mereka begitu tersiksa.

Mengapa baru sekarang mereka menyadari itu semua? Setelah semua yang terjadi? Pasti malaikat kecil itu sangat tersiksa, betapa jahatnya mereka.

"Aku yang memintanya untuk tidak pergi, tapi aku sendiri yang mengusirnya. Bagaimana ini?" Olivia menatap kosong lantai, dengan air mata yang terus mengalir. "Andai saja waktu bisa diputar. Aku berjanji akan memperbaiki semuanya."

"Bolehkan aku berharap kali ini, ya Allah. Tolong kembalikan dia ke pelukan kami." Olivia memejamkan matanya.

"Tanpa dia ... kami benar-benar hancur berantakan."

Reina diibaratkan pondasi bagi keluarga itu. Terbukti ketika kepergiannya, Aflastar menjadi kacau. Sekarang semakin kacau ketika tahu kebenarannya.

Bagaimana ketika suatu bangunan kehilangan pondasinya? Maka bangunan itu akan runtuh. Begitu juga dengan Aflastar.

"Kakak benar-benar Kakak yang bodoh kan, Rein? Kamu sudah mengorbankan banyak hal untuk Kakak. Tapi Kakak tidak bisa mengorbankan apapun untukmu." Salsabila memandangi liontin yang ada foto dirinya dengan Reina. Liontin itu dihadiahkan Reina untuknya beberapa waktu lalu.

"Kakak, aku ingin memberikan ini untukmu." Reina meletakkan kalung liontin ke tangan Salsabila.

Salsabila terkekeh kecil. "Hei, kenapa kamu tiba-tiba memberikanku ini?" tanya Salsabila heran. "Tumben-tumbenan kamu bersikap semanis ini di hadapan Kakak?"

"Gaktau kenapa, Rein pengen ngasih ini ke Kakak." Reina menyenderkan tubuhnya ke bahu Salsabila. "Rein kedinginan, boleh peluk gak?"

She Is Rein | EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang