Vote dan komen, jangan lupa.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
"Yaampun Rein, kau kenapa kayak abis kenak badai gini?" Keysa teman sebangku Reina menghampiri Reina yang baru saja masuk ke kelas.
Penampilan Reina memang berantakan.Rambut yang sedikit berantakan, dasi yang tidak dipasang dengan benar, baju kemeja kotak-kotak yang keluar setengah dari rok. Kancing terbuka dua buah, untung saja Reina memakai baju kaos hitam di balik baju kemejanya, dan tali pinggang tidak dipakai. Benar-benar seperti murid yang tidak niat sekolah.
Keysa membantu merapikan penampilan Reina, Reina hanya diam saja saat keysa merapikan penampilannya. "Nah, gini kan cantik," ucap Keysa setelah selesai membenarkan penampilan Reina.
Reina langsung menelungkupkan kepalanya ke atas tasnya. "Kenapa sih Rein?" tanya Rasi yang datang ke bangku Reina.
"Gurunya siapa?" tanya Reina.
"Eyy, orang nanya itu jangan dibalas sama pertanyaan lagi."
"Gurunya Pak Adi, udah pasti dia ga masuk. Anak kelas 12 TBSM ada yang bermasalah lagi." Keysa menjawab peryanyaan Reina.
"Oh."
"Emang anak TBSM bermasalah kenapa Key?" Seorang cowok datang menghampiri meja Keysa dan Reina, namanya adalah Bintang karena terlihat di name tagnya.
"Oh itu, orang itu bawak HP, kan sekolah kita gaboleh bawak HP. Udah itu salah satu dari orang itu dengan bodohnya malah ngerekam kawan-kawannya pas lagi ngerokok. Kau tau lah sekolah kita ini dilarang kali yang namanya ngerokok, apalagi masih pake seragam sekolah," Jelas Keysa.
"Eh kelen gak ada yang bawak HP kan? Takutnya hari ini ada razia," ucap Rasi menunjuk semua temannya.
"Tenang aja, HP kami simpen di jok motor. Gilaklah kalo kami bawak ke kelas, kenak sita mampos." Seorang cowok berambut pirang bersuara, namanya adalah Sanju. Sanju adalah ketua kelas di kelas 10 RPL 1.
"Udah itu tau kelen? Anak TBSM tawuran semalem, mangkanya Pak Adi marah kali ni," ucap Keysa agak pelan.
"Tawuran? Bener tuh Key?" tanya salah satu cewek di kelas, samanya Salma. Dia adalah bendahara kelas.
"Iya Sal, mereka ngajak ribut sama anak negri 1. Taulah kelen kekmana anak negri satu itu, mereka ada geng kayak gengnya orang Bang Alfin. Ya karena anak negri satu disenggol, maju semua," jelas Keysa, Salma manggut-manggut tanda mengerti.
(Noted: mungkin di sini ada beberapa istilah yang gak kalian mengerti, jadi aku kasih tau dulu ya.
Kelen = kalian.
Orang itu = Bisa seseorang atau sekumpulan kelompok kayak sirkel lah istilahnya. Nah kalau ada kata "orang Alfin" berarti Alfin dan temen-temennya.
We = Panggilan untuk temen. Kayak misalnya "We oh we, sinilah dulu."
Nah gitulah kira-kira.")"Oalah, jadi gara-gara itu tawuran lah ya," kata Bintang, Keysa mengangguk.
Brak.
Tiba-tiba saja pintu di buka dengan keras oleh teman sekelas Reina yang bernama Arjun. Wajah Arjun terlihat panik, dia tadinya baru kembali dari toilet.
"We we, Pak Adi we sama KAJUR dateng. Duduk kelen cepet!" perintah Arjun. (Kajur itu kepala jurusan).
Semua murid di kelas ini sontak duduk rapi di kursinya masing-masing. Reina yang tadinya menutup mata, langsung membuka matanya dengan malas. Lalu masuklah 2 guru ke dalam kelas Reina dengan membawa kotak yang berisikan barang-barang sitaan.
"Berdiri kalian semua," ucap sang KAJUR dingin. Namanya adalah Buk Diana. Semua murid di kelas ini berdiri.
"Keknya Pak Adi marah tuh," bisik Rasi pada Rana teman sebangkunya. "Bener, mukak Pak Adi serem benget," bisik Rana juga pada Rasi.
"Maju kedepan, tinggalkan tas kalian di meja," perintah pak Adi yang langsung di kerjakan Reina dan teman-temannya. Reina berjalan ke depan dengan malas, sampai di depan dia malah menyender ke bahu Keysa.
"Kayak gak punya tulang kau Rein." Keysa menggerakkan bahunya. Reina hanya berdehem sekali.
Setelah semuanya sudah berdiri ke depan kelas, pak Adi langsung saja menggeledah tas anak muridnya. Begitu juga dengan buk Diana, dia merogoh-rogoh saku celana dan kemeja Reina dan teman-temannya.
"Aduh Buk, jangan grepe grepe saya buk. Saya masih suci." Sanju menggeliat karena geli.
"Lebay kamu, kan mana tau kamu bawa rokok," ucap buk Diana. Lalu buk Diana menemukan sesuatu di saku celana Sanju, "ini apa?" tanya Buk Diana.
"Itu bombon Buk, pakek ditanyak," ucap Sanju dengan santainya.
"Oh bagus ya, berarti kamu selama ini di kelas makan bombon ya?"
"Mana ada, orang saya makannya pas istirahat aja." Sanju berdusta, padahal dia makan permen tiap pelajaran berlangsung.
"Yaudah ini saya sita, saya gak percaya sama yang kamu bilang." Buk Diana memasukkan beberapa bungkus permen ke dalam kotak.
"Aduk, jangan disita napa Buk. Masa bombon doang disita sih buk, mana saya belinya tiga ribu." Sanju protes dengan menghentak-hentakkan kakinya, tapi buk Diana tidak peduli.
"Kamu lagi Reina. Ngapain kamu mengantongi bombon sebanyak ini? Mau jualan kamu?" Buk Diana menemukan banyak permen kopiko dari saku rok Reina.
"Ya dimakan lah Buk," jawab Reina santai.
Akhirnya Reina dan Sanju mendapat jeweran maut dari Buk Diana. Mereka berdua mengaduh kesakitan, teman-teman mereka malah tertawa. Lalu buk Diana juga memasukkan permen-permen milik Reina ke dalam kotak.
"Gapapa, nanti beli lagi," batin Reina.
Tak lama kemudian dua guru itu selesai menggeledah seluruh tas dan merogoh saku seragam Reina dan teman-temannya.
"Duduk," perintah pak Adi. Tak lama mereka semua sudah rapi duduk di kursi masing-masing.
"Kalian beneran gak ada bawak HP kan?" tanya pak Adi mengintograsi. Sejenak mereka semua terdiam.
"NGGAK PAK!" jawab semuanya serentak.
"Bener? Jangan sampek HP itu kedapatan sama saya, kalau sampai dapat, gak akan saya pulangin sampek kalian naik ke kelas sebelas."
"BENER."
"Saya kecewa sama semua murid di sekolah ini. Susah banget di atur, bisa-bisanya merokok pas masih pake baju sekolah? Cobaklah, tawuran lagi yang lebih parahnya. Buat apa?" Pak Adi mengungkapkan kekesalannya.
"Saya capek loh. Saya jadi wali kelas kalian, saya ngurus semua masalah-masalah kalian. Tolong ngerti dikitlah, jangan buat masalah."
"Kelakuan kalian tuh cuman buat malu sekolah aja, saya kecewa."
Semua teman-teman Reina menunduk. Mungkin kata-kata itu memang bukan untuk mereka, tapi perkataan pak Adi seolah-olah merekalah yang bersalah.
"Bapak jangan bilang kalian lah, kalok kalian tuh berarti kami termasuk dong," ucap Bintang mewakili.
"Kamu diam Bintang! Ini bukan untuk yang bermasalah aja, tapi untuk semuanya! Dari kelas AK yang selalu membawa make up ke sekolah, TBSM yang tawuran, TKJ yang selalu bermasalah sama guru! Kalian stop lah buat masalah! kalian dah besar!" Nada bicara pak Adi sedikit membentak.
"Pak, tapikan RPL-"
"Sama aja! Semuanya sama aja! Mungkin ini belum, tapi gak tau kedepannya!"
Setelah mendengar perkataan itu, semuanya terdiam tanpa bisa protes lagi, kecuali Reina. Dengan perasaan kesal Reina bangkit dan berjalan ke hadapan pak Adi.
Bersambung~~

KAMU SEDANG MEMBACA
She Is Rein | End
Dla nastolatkówFollow sebelum membaca. ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ Kalau ada yang bertanya, siapa yang hidupnya paling santai? Jawabannya adalah Reina. Yang sikapnya selalu berubah-ubah? Jawabannya adalah Reina. Siapa yang pecinta kopi? Jawabannya adalah Reina? Selalu...