Halo, aku kembali lagi nih. Kangen gak? Kangen lah, yakan?
Bener kan, cuman beberapa hari. Aku udah balik nih. Gamau lama2 hiatusnya, nanti kalian nangis.
Oke, happy reading.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Reina berjalan menuju kelasnya. Di sepanjang koridor sekolah banyak sekali murid-murid yang menatapnya sinis, mengejek, tajam, dan berbagai tatapan lainnya yang menunjukkan kalau mereka tidak suka Reina.
Reina mengerutkan keningnya bingung. Apa yang salah dengan dirinya? Perasaan Reina tidak melakukan kesalahan apapun hari ini. Kenapa tatapan mereka seakan, akan dirinya melakukan kesalahan besar?
Wah, ternyata dia perempuan murahan.
Haha, dasar murahan.
Aku kira dia perempuan baik-baik. Rupanya ....
Aku jadi hilang respek.
Sangat menjijikkan.
Menjauh darinya, entar kita ketularan murahan.
Tapi belum tentu video itu benar.
Hey bro, itu video. Bukan seperti foto yang mudah diedit.
Tapi wajahnya tidak keliatan, walaupun memang pakaiannya sama percis.
Aku percaya gak percaya sih.
Kalo memang murahan ya murahan aja lah.
Reina berusaha mengindahkan perkataan-perkataan mereka. Jelas mereka semua mengatainya, membuat telinga Reina panas. Reina tetap melanjutkan jalannya menuju kelas.
Apa? Murahan? Reina tidak seperti itu. Reina tidak peduli apapun tentang s*ks, apalagi melakukannya. Lalu? Kenapa mereka mengatai Reina murahan? Entah kenapa kata-kata mereka itu menyakiti Reina.
Saat Reina masuk ke kelasnya, semua mata tertuju padanya. Tatapan mereka semua, datar dan dingin. Reina kembali mempertanyakan dalam dirinya sendiri, kesalahan apa sebenarnya yang ia perbuat? Apa benar yang orang-orang katakan tadi tentangnya?
Di tengah-tengah mereka ada Sena yang sedang menatap sinis ke arahnya. Sena mendekati Reina yang terdiam bingung, tidak mengetahui permasalahan yang terjadi.
"Hey, kenapa kelen menatapku seperti itu?" tanya Reina bingung. Daritadi dia ingin menanyakan ini. Sebelum dia pergi sebentar, semuanya baik-baik saja. Tidak ada yang menatapnya aneh-aneh, ataupun mengatainya.
"Ah, sudah datang dia lont*nya RPL." Sena berucap seperti mengejek, membuat Reina menatap Sena tajam. Apa-apaan dia berbicara seperti itu?
"Jaga muncung kau ya. Kek gapernah disekolahin mulut kau itu ku tengok!" ucap Reina yang sudah emosi. Sena menatap mengejek kepada Reina secara terang-terangan.
"Apa? Sekarang kau berlagak sok gak tau? Sangat menjijikkan, kau benar-benar seseorang yang rendahan." Sena menghina Reina dengan tatapan mengejek.
Arjun melempar ponselnya ke arah Reina. "Lihat video yang ada di situ," ucap Arjun dingin.
Reina yang masih bingung dengan cepat menangkap ponsel Arjun. Dia sudah berpikiran negatif. Reina mengikuti perintah Arjun dengan menonton video yang berdurasi 5 menit.
Di video itu terlihat Reina yang memasuki sebuah klub mewah. Di scene selanjutnya terlihat seseorang yang tidak keliatan wajahnya tapi pakaiannya sangat mirip dengan Reina, bahkan gaya rambutnya juga dibuat semirip mungkin. Gadis itu bersama dengan seorang pria, sedang melakukan kegiatan yang seharusnya dilakukan oleh pasangan pada malam pertama pernikahan mereka.

KAMU SEDANG MEMBACA
She Is Rein | End
Ficção AdolescenteFollow sebelum membaca. ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ Kalau ada yang bertanya, siapa yang hidupnya paling santai? Jawabannya adalah Reina. Yang sikapnya selalu berubah-ubah? Jawabannya adalah Reina. Siapa yang pecinta kopi? Jawabannya adalah Reina? Selalu...