Reina Sakit

657 63 0
                                        


"Aduh dedek Rein, kenapa bisa sakit sih?" Rina berteriak

Saat ini teman-teman sekelas Reina sedang menjenguk Reina. Reina sudah sadar sejak semalam. Semua orang merasa lega, termasuk teman-teman Reina.

"Kau gak papa?" Reina bertanya kepada Keysa. Semalem dia belum sempat mengetahui keaadaanya.

Mendengar itu Keysa mencubit pipi Reina gemas. "Eee paok, harusnya aku  nanyak ke kau. Kau gak papa?" tanya Keysa menatap gemas kepada Reina.

"Kau tengok?" Reina menatap Keysa dengan menaikkan alisnya.

"Ya kenapa-napa. Orang kau sakit gini." Keysa mengelus tengkuknya gugup. Pertanyaan yang sedikit bodoh.

"Yaudah, ngapain masih nanya," ucap Reina sambil menyenderkan tubuhnya. Sebenarnya kepala Reina sangat pusing karena efek demamnya.

Keysa menyadari sesuatu, dia menatap Reina lagi. "Eh, tapi Rein? Kenapa kau nanya keadaanku? Memang sih, semalem itu aku sempet diculik terus katanya ada yang nyelametin aku," jelas Keysa, membuat semua orang terkejut.

"Diculik? Ah, canda aja kau kan? Siapa jugak yang mau nyulik orang kayak kau. Nyusahin yang ada," ucap Rana seperti menghina.

"Iiih, gak percaya kau. Aku gak nipu loh," ucap Keysa pada Rana.

"What! Diculik? Pantes pulang sekolah kau gabisa ditelpon, biasanya kan kau online terus," ucap Rasi yang terkejut.

"Iya emang anjing kali. Semalem waktu nunggu jemputan, tiba-tiba ada yang ngebekep aku dari belakang, ya aku pingsan lah. Terus gatau kenapa, tiba-tiba aja aku udah di rumah sakit," jelas Keysa panjang lebar. "Pokoknya yang udah nolongin aku itu, makasih banget lah, siapapun dia," lanjut Keysa.

Lalu Keysa menyadari sesuatu. "Eh Rein. Kau belum jawab tadi, kenapa kau bisa nanya keadaan aku?" tanya Keysa lagi pada Reina.

"Gak papa, nanya aja. Mukak kau, mukak-mukak orang sakit soalnya," jawab Reina enteng.

"Mana ada aku sakit! Kau yang sakit iya!" ucap Keysa sewot.

Ceklek.

Suara pintu terbuka, menampilkan seorang pria masuk ke ruangan Reina. "Sayang," panggil Alfino, Reina menoleh ke arah pintu.

"Ekhem, ayangnya udah dateng nih. Jadi nyamuk lah kita nih we." Lano menatap kedatangan Alfino dengan sinis.

Alfino tidak mempedulikan ucapan Lano sama sekali. Dia mendekati Reina dengan membawa bungkusan di tangannya. Rasi yang duduk di sebelah Reina langsung bergeser, membiarkan Alfino yang duduk.

"Aku bawa martabak, kamu suka martabak gak?" Alfino meletakkan bungkusan putih yang ternyata terdapat martabak di dalamnya.

"Suka," jawab Reina.

"Mau makan gak? Aku suapin ya?" ucap Alfino sambil mengambil satu martabak yang dirinya bawa. Reina mengangguk pertanda iya.

"Aaaa." Alfino menyodorkan martabak itu ke mulut Reina. Reina menerimanya saja, Alfino tersenyum kecil.

"Enak?" tanya Alfino.

"Enak."

Alfino tersenyum senang, dia kembali menyuapi Reina dengan telaten, sampai Reina merasa kenyang. Manusia-manusia lain yang berada di dekat Alfino dan Reina, benar-benar seperti tidak terlihat.

She Is Rein | EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang