Saat ini Alfino bersama teman-temannya sedang berkumpul di markas mereka. Alfino hanya diam saja sambil memandangi layar ponsel, sesekali dia tersenyum.Teman-temannya yang melihat itu merasa heran. Baru kali ini Alfino tersenyum seperti itu, sepertinya dia merasa bahagia.
Cobak tebak, apa yang sedang dilihat Alfino? Dia sedang melihat beberapa foto Reina yang sengaja dia ambil dari ponselnya. Reina yang sedang melamun, tersenyum, makan, kesal, dan sebagainya. Beberapa hari ini Alfino seperti menjadi stalker semenjak dia bertemu Reina secara langsung di toilet.
"Liatin apa sih Fin? Asik kali kayaknya." Alfen berusaha mengintip ponsel Alfino. Alfen melihat foto seorang gadis, sebelum Alfino buru-buru mematikan ponselnya.
"WOOO, FINO LIAT POTO CEWEK WOI!" Sontak Alfen berteriak, yang lainnya pun ikut mendekat. "Mana cantik banget lagi, tuh cewe." Alfen menatap Alfino menggoda.
"Mana? Mana Fin?"
"Liat lah kami Fin. Masa cewe cantik diumpetin sih."
"Fin, liat dulu Fin."
"Jangan pelit gitu Fin, kamipun mau liat."
"Parah kau Fin. Liat doang, gak nya kami rebut."
Teman-temannya berusaha merebut ponsel Alfino. Alfino berusaha untuk menyembunyikan ponselnya dari teman-temannya.
"Gadak gadak. Kelen gaboleh liat, cuman aku yang boleh. Ku sleding pala kelen satu-satu, mau?" ucap Alfino memperlihatkan tangannya yang ingin memukul.
"Parah nih Alfin. Pelit banget," ucap Danu sinis.
Alfen seperti mengingat sesuatu saat melihat foto Reina. Seperti ada kejadian yang tidak mengenakkan yang dia alami.
"Eh, tapi tunggu dulu. Muka tuh cewe, kayak cewe yang ... tau gak yang dulu kita bully dekel, terus tuh cewe yang tiba-tiba dateng nendang pantat kita." Alfen berbicara kepada Dandi dan Sehan.
Dandi dan Sehan mencoba berpikir. Kejadian itu sepertinya familiar. "Ooo itu, dekel songong itu ya. Pedes kali tuh mulutnya, tapi memang cantik sih." Sehan melebarkan matanya ketika sudah mengingatnya.
Dandi mencari sesuatu dari ponselnya. "Yang inikan orangnya? Aku dapet fotonya dari web sekolah, namanya Kein Reina Aflastar," ucap Dandi menunjukkan foto Reina.
"Loh? Reina Aflastar? Bukannya yang peringkat satu paralel kemaren? Yakan, aku masih inget nama tuh anak." Devan juga seperti mengingat sesuatu yang cukup berbekas.
"Widih, ternyata si bos tertarik sama dia. Gimana? Udah muncul benih-benih cinta gak?" Devan melirik Alfino juga menyenggol lengannya. Alfino memalingkan wajahnya.
"Hm."
"Tunggu apalagi? Gas lah, keliatannya masih jomblo dia tuh. Udah cantik, pinter, minusnya ngeselin banget sih emang. Harus nyetok kesabaran banyak-banyak." Devan menepuk bahu Alfino.
"Memang iya ya? Ngeselin gitu? Kemaren aku coba deketin dia, malah ditonjok dong. Sakit banget lagi," ucap Alfino dengan polosnya sambil memegangi pipinya.
"Haha, beneran Fin? Kapan?" tanya Danu penasaran.
"Mungkin lima hari yang lalu, posisinya di toilet sih. Hampir aja aku cium dia, mangkanya aku ditonjok." Alfino mengingat kejadian cukup memalukan yang dia alami.
"Wah, sejarah nih. Ketua DARKMOON ditonjok cewe, tidak bisa dipercaya," ucap Dandi sambil menepuk tangan karena kagum, kagum dengan keberanian Reina.
"Diamlah."
"Ajaib banget emang ya. Aku pernah jugak bermasalah sama tuh anak," ucap Devan.
"Gimana tuh ceritanya?" Sehan yang kepo pun mendekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
She Is Rein | End
Teen FictionFollow sebelum membaca. ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ Kalau ada yang bertanya, siapa yang hidupnya paling santai? Jawabannya adalah Reina. Yang sikapnya selalu berubah-ubah? Jawabannya adalah Reina. Siapa yang pecinta kopi? Jawabannya adalah Reina? Selalu...