Gadis Kecil dan Malaikat Kecil

685 64 3
                                    


Berita mengenai Reina bukannya mereda, malah semakin menjadi. Semua orang telah mengetahui kalau Reina adalah bagian dari Aflastar. Seluruh warga sekolah semakin menjelek-jelekkan dia.

Bagaimana mungkin keturunan Aflastar sekotor itu?

Dia pasti bukan bagian dari Aflastar.

Dia tidak pantas menjadi bagian dari Aflastar.

Aku semakin tidak menyukainya.

Huh, apakah dia anak pungut?

Menjijikkan, pasti keluarganya mengusirnya dari rumah.

Itu pasti, dia sudah membuat malu nama keluarganya sendiri.

Usir dia dari keluarga Aflastar.

Begitulah kalimat-kalimat jelek yang mereka lontarkan untuk Reina. Sudah  menjadi keputusan yang tepat dengan Sari melarang Reina bersekolah untuk beberapa waktu.

Sudah pasti mental Reina benar-benar kalau dia menerima semua kebencian itu secara langsung. Siapapun pasti akan merasa sangat terpuruk ketika semua orang membenci. Sari tau, mental Reina sangat lemah.

Reina hanya keliatan dari luar, tapi tidak dari dalam. Dari dalam dia sangat rapuh, selama ini Reina hanya berpura-pura menjadi sosok yang kuat. Berusaha bertahan dengan segala masalah yang menimpanya.

Sari dan Alfino mengepalkan tangan mereka mendengar semua umpatan yang mereka lontarkan untuk Reina. Alfino berusaha untuk menahan keinginan membunuhnya untuk saat ini.

"Fino, kau yakin tidak ingin memutuskan pacarmu itu? Ketika semua keburukannya sudah terungkap ke publik?" Devan menatap Alfino.

"Kau tidak tau apa-apa, jadi diamlah." Alfino menatap tajam Sehan.

"Jangan sampai kau menyesal, Fino," sahut Danu juga. Dia menatap Alfino miris.

"Itu tidak akan pernah terjadi," ucap Alfino dingin.

Dandi menepuk bahu Alfino. "Aku cukup prihatin padamu, Fino. Segitu cintanya kau sama dia, sampai membuatmu buta," ucap Dandi.

Alfino memejamkan matanya, berusaha meredam amarahnya. Jangan sampai dia memukul teman-temannya di tempat ini.

"Masih lebih bagus Sena. Aku akui dia salah dengan meninggalkanmu tanpa sebab. Tapi dia kembali lagi cuman demi kau loh, Fin. Pikirkan lagi itu." Devan juga ikut berbicara. Alfino menatap tajam Devan

"Dia tidak akan pernah lebih baik dari Reina. Aku percaya pada Reina. Dan aku tidak akan pernah menyesal untuk mempercayainya." Alfino berucap mantap. Ya, dia tidak akan pernah menyesal dengan keputusannya. Tidak hari ini, ataupun di masa yang akan datang.

"Kuharap kau tidak akan menyesal suatu saat, bro. Kami cuman berdoa semoga pikiranmu terbuka suatu saat." Setelah Sehan mengucapkan itu, semua teman-teman Alfino meninggalkannya sendirian.

Alfino tersenyum miring. "Kita lihat, aku atau kalian yang akan menyesal nanti. Telah memfitnah malaikat kecil itu, dia tidak pantas menerima semua kebencian ini."

"Aku akan tetap mencintainya, selamanya."

Di sisi lain.

Sari tersenyum miring melihat laptop yang ada di depannya. "Huh, tidak pantas menjadi bagian dari Aflastar? Dia sangat pantas. Seharusnya keluarga itu yang tidak pantas menjadi keluarganya. Mereka sudah menyia-nyiakan orang sebaik itu. Dasar bodoh!"

"Tenang saja, sebentar lagi akan gue bungkam mulut busuk lo semua." Sari menatap laptopnya dengan tatapan marah.

Dia merogoh sesuatu dari saku rok sekolahnya. Memandangi foto gadis kecil yang cantik. "Dek, gue benci sama lo Dek. Tapi di waktu yang bersamaan, gue sayang banget sama lo." Sari menatap lembut foto itu.

She Is Rein | EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang