Kemenangan dan Nastar

612 79 0
                                    

Jangan lupa vote dan komen yah.

Happy reading~~

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Kegiatan PORSENI masih berlangsung. Ini adalah hari kedua kegiatan di jalankan, saat ini semua kelas 10 RPL 1 dan kelas lainnya berdiri di depan podium menunggu pengumuman keluar.

Pengumuman itu adalah siapa pemenang lomba menggambar digital tema anak sekolahan. Reina berhasil masuk ke final, sekarang dia telah menyelesaikan ronde final. Pengumuman akan segera diumumkan, jurinya sendiri adalah artist digital profesional.

"Posisi ketiga jatuh kepada ...." seorang juri perempuan mulai membacakan siapa pemenangnya, semua jantung murid berdebar dengan kencang, tapi tidak dengan Reina. Banyak yang berharap teman mereka mendapatkan salah satu posisi itu, agar mendapat poin lebih banyak.

"INDAH GITA DARI KELAS 11 TKJ 1. Selamat kepada Indah Gita, silahkan naik ke podium." Juri itu berbicara dengan suara keras disusul tepukan tangan para murid.

"Juara kedua jatuh kepada ... MUHAMMAD RIFKI DARI KELAS 10 TBSM 2, selamat kepada ananda Rifki." Sekali lagi tepukan tangan memenuhi lapangan.

Wajah teman-teman Reina sudah terlihat pasrah, Reina tetap berdiri santai dengan ekspresi wajah datar. Sepertinya mereka tidak yakin Reina berhasil mendapatkan posisi pertama. Karena posisi pertama itu benar-benar sangat sulit didapatkan. Mereka tidak yakin dengan kemampuan Reina.

Hei, tidak tahukah mereka siapa Reina? Dia adalah salah satu artist yang sudah diakui banyak orang. Dia freelancer yang sudah memiliki cukup banyak pengikut. Reina sudah cukup diakui oleh pasar internasional, banyak artist digital dari seluruh dunia mengenalnya.

Bahkan mungkin 2 juri yang di depannya ini mengenalnya. Hanya saja Reina memakai nama samaran dalam dunia digital, orang-orang hanya mengenalnya dengan nama "Nastar" yang berarti Reina Aflastar. Reina tidak pernah memperlihatkan wajahnya dalam dunia digital.

"Dan ini dia juara satu kita, beri tepuk tangan kepada KEIN REINA AFLASTAR DARI 10 RPL 1." teriak juri itu di akhir kalimatnya.

Prok prok prok.

"Konsep yang dia gunakan sangat unik, apalagi pemilihan warnanya yang terlihat soft. Dan juga, background ini pun digambar manual, terlihat hampir sama dengan bangunan aslinya, itu sebabnya dia mendapatkan posisi pertama." Salah satu juri itu menjelaskan gambar yang Reina buat, murid yang mengikuti lomba berdecak kagum.

Teman-teman Reina melotot tidak percaya, jantung mereka sepertinya ingin melompat keluar. Murid-murid yang tidak mengenal nama Reina merasa asing dengan nama itu, tapi merasa tidak asing dengan nama belakangnya.

Karena Reina sangat tertutup, tidak banyak yang mengenal Reina. Reina tidak terlalu menonjol di sekolahnya, mungkin hanya orang yang pernah mengenalnya saja yang tau.

Tapi hari ini, banyak orang yang mengetahui nama itu. Bahkan mereka cukup terkejut karena Reina bisa mendapat posisi pertama, lawannya juga bukan Artist digital abal-abal.

Ketika Reina naik ke podium, semuanya seakan-akan terhipnotis dengan kecantikan Reina. Mereka baru menyadari kalau ada orang secantik itu di sekolah mereka.

"Yee, mau heran tapi ini si Nastar," ucap Fadly di tempatnya. Hampir semua keluarga Reina tau kalau Reina itu seorang freelancer terkenal, termasuk Fadly.

"Selamat kepada para pemenang," ucap kedua juri itu. Lalu kepala sekolah memberikan hadiah kepada Masing-masing pemenang.

Reina mendapatkan piala dan piagam penghargaan, sedangkan dua lainnya hanya mendapat piala saja. Lalu setelah sesi foto, mereka bertiga turun dari podium.

Ketika Reina hendak turun, tangannya ditahan oleh seorang juri. "Tunggu."

Reina berbalik lalu menaikkan sebelah alisnya. "Kamu Nastar kan?" tanya juri itu. Dia adalah juri laki-laki, sedangkan juri yang satunya perempuan.

"Iya, kamu pasti Nastar kan?" tanya juri yang perempuan.

Reina tersenyum lalu memiringkan sedikit kepalanya. "Kenapa kalian beranggapan kalau aku ini Nastar?" tanya Reina dengan senyuman.

"Hanya Nastar yang memiliki arystyle seperti ini. Artstyle dia sangat berbeda, sangat sulit ditiru orang lain. Kami berdua sangat mengenali ciri khas gambar Nastar." jelas juri perempuan.

"Ya, kalian benar," ucap Reina. "Tapi, yang berdiri di depan kalian ini adalah Reina bukan sebagai Nastar."

"Akhirnya, kami bisa melihat secara langsung artist hebat itu. Kau tau? Nastar adalah panutanku, walaupun dia sedikit arogan." Juri laki-laki tersenyum, dia sangat senang bisa bertemu Reina secara langsung.

"Hahaha. Ya, dia memang arogan." Reina tertawa kecil.

Orang-orang yang melihat bahkan mendengar interaksi mereka bertiga merasa bingung. Kelihatannya Reina sangat dekat dengan kedua juri itu.

"Hai, namaku James, dan dia adalah Jessi. Kami sebenarnya diundang secara langsung oleh sekolahmu, untuk menjadi juri di sini." James mengulurkan tangannya untuk berkenalan. Reina mengangguk mendengarnya.

"Salam kenal, senang bertemu dengan kalian. Kalau begitu aku pamit," ucap Reina sambil membalas uluran tangan itu.

"Semoga kita bisa bertemu lagi ya Reina," ucap Jessi. Reina berbalik lalu mengangguk.
.
.
.

"GILA REIN. GAK NYANGKA AKU, KAU BISA JUARA SATU." Keysa berteriak heboh ketika Reina sudah menghampiri mereka. "KOK BISA!"

"Ya bisa lah. Apa yang gak bisa di dunia ini." Reina duduk di sebelah Rasi. Dia meletakan pialanya di samping kanan.

"Tapi gak nyangka aja. Karena saingan kau itu cukup terkenal di IG, ada juga yang komikus webt**n," ucap Rasi. Reina hanya memandang Rasi sinis.

"Tapi tadi kau kenal sama dua juri itu ya Rein? Kok bisa ngobrol sama mereka berdua? Aku jangankan ngobrol, deket aja aku udah insecure," ucap Lani bingung.

"Nggak sih. Mereka cuman nyapa." Reina duduk bersender di bahu Keysa.

"Tapi gimana caranya mereka bisa kenal kau? Secara mereka itu dari luar kota, lulusan universitas terbaik di kotanya." Lani semakin merasa heran dengan Reina.

"Tadi aku denger mereka nyebut kau Nastar. Nastar itu siapa? Kue Nastar kah?" tanya Alea penasaran.

Reina menghela nafas. "Mereka kenal aku karena mereka kenal Nastar. Dan Nastar itu adalah aku," jelas Reina malas. "Nastar atau Reina Aflastar."

"Nastar, itu nama kanvasmu?" tanya Lano.

"Iya. Udah ah, gausah tanya-tanya lagi. Udah kayak mau interview aja, aku gadak niatan masuk kerja." Reina berucap kesal. Sedari tadi teman-temannya hanya melontarkan pertanyaan yang tidak berguna.

"Kalo mau tau siapa itu Nastar. Cari aja di gugel, capek lah." Reina meneguk susu kotak karena merasa haus. Susu? Ya, sepertinya Reina memang benar-benar mulai menyukai susu.

Sekarang teman-teman Reina mulai menyadari sesuatu, Reina bukan orang sembarangan. Dia dikenal banyak orang bukan karena nama keluarga, tapi karena prestasinya.

Satu persatu mereka mulai mengetahui siapa Reina. Menurut mereka Reina memang sulit ditebak. Terkadang dia bersikap dingin dan terkadang juga menyebalkan.

Seperti apa isi hatinya, tidak ada yang tau. Tidak ada yang mengerti dengan jelas, siapa itu Reina. Di dunia maya, maupun di dunia nyata.

"Rein," panggil Rasi.

"Hm?"

"Terkadang aku merasa, kau tidak sesederhana yang aku kira. Apa itu hanya perasaanku saja?" Rasi menatap dalam mata Reina.

"Ya, itu hanya perasaanmu saja."

Bersambung~~

She Is Rein | EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang