Bab 5

1.7K 75 2
                                    

Happy Reading !!!

****

Awalnya Kai merasa terancam dengan pertemuan yang dilakukan Laura dengan pria bernama Rendra itu, Kai mengira bahwa mungkin saja Pandu berniat mempertemukan Laura dengan calon jodohnya yang lain, apalagi pertemuan mereka di lakukan di ruang privat. Membuat Kai tidak karuan, hatinya ketar-ketir memikirkan bagaimana jika dugaannya benar.

Kai ingin menarik Laura kembali ke luar dari sana dan mengurung di ruang kerjanya yang berada di lantai tiga restoran miliknya ini. Namun begitu duduk dan Laura langsung membahas tujuannya tanpa basa-basi sedikit pun membuat Kai menghela napas lega. Laura-nya masih sama seperti dulu, to the poin. Dan Kai bersyukur akan hal itu, lega juga karena tebakannya salah.

Berdiskusi yang Laura dan Rendra lakukan sejak setengah jam yang lalu. Keduanya sama-sama serius, sedangkan Kai hanya menjadi penyimak dan sesekali menimpali untuk memberi masukan, hingga tak lama kemudian pasangan paling romantis dan bucin datang. Siapa lagi jika bukan pasangan paruh baya Lyra dan Pandu.

Kai yang lebih dulu menyapa calon mertuanya, dan kemudian basa-basi dilakukan oleh Lyra dan laki-laki berusia pertengahan tiga puluh itu, Rendra.

Pandu memilih untuk mengobrol dengan Laura dan menanyakan apa saja yang sudah mereka bahas. Sedangkan Kai kembali lagi menjadi penyimak. Sungguh menyedihkan. Tapi tak apa, toh itu tidak berlangsung lama karena Pandu dan Laura bukanlah sosok yang senang membuang-buang waktu. Jadi setelahnya Kai memiliki teman ngobrol.

"Ini belum ada yang pesan apa-apa?" tanya Lyra begitu menyadari bahwa mejanya hanya diisi dengan alat gambar dan laptop.

"Belum Tan, mau pesan sekarang? Atau Tante ikut Kai masak di dapur, biar Om Pandu, Laura sama Pak Rendra melanjutkan diskusinya?" tawar Kaivan. Mengalihkan semua mata yang semula sibuk dengan obrolan mengenai desain untuk rumah sakit yang akan Laura bangun.

"Kamu serius? Emangnya boleh kita ke dapur?" Lyra mengernyitkan keningnya tak yakin.

Kai mengulas senyumnya. "Boleh kok, Tan, Kai yang punya restorannya. Jadi gak akan ada yang larang."

"Ck, bilang dong dari awal kalau ini restoran punya kamu. Kalau gitu 'kan Tante minta gratisan!" dengus Lyra tanpa malu-malu, membuat Laura geleng kepala.

"Kalau ada Si Abang heboh nih, Bun," kata Pandu menoleh pada sang istri.

"Heboh gimana?" Laura mengernyit tak paham. Sedangkan Lyra malah sudah tertawa. Kai dan Rendra sendiri sama tak pahamnya. Karena menurut mereka tidak ada sesuatu yang perlu di hebohkan.

"Bungkus apa pun yang ada, Bun, sayang kalau calon mantu gak dimanfaatin," seru Lyra dan Pandu kompak, sebelum kemudian keduanya tertawa dan saling bertos ria. Membuat Lyra menepuk jidatnya, sedangkan dua laki-laki lainnya, Rendra dan Kai melongo melihat Pandu yang begitu kalem, berwibawa dan datar bisa seheboh dan sekonyol ini.

"Ayah terlalu lama bergaul sama Bunda jadi ketularan gerseknya. Malu-maluin!" Laura dengan terang-terangan mencebikkan bibirnya.

"Dasar anak durhaka, udah makin judes, makin nyinyir juga. Untung Kai tahan sama kamu," cibir Lyra, membuat Laura melotot dan hendak kembali membalas nyinyiran bundanya itu, tapi Pandu lebih dulu berdeham dan meminta Rendra melanjutkan penjelasan mengenai desain yang di usulkannya. Akhirnya Laura hanya mendelik pada bundanya, sedangkan Lyra memilih bangkit dan menarik Kai. Mengajak calon menantunya itu untuk segera ke dapur, tidak sabar melihat seberapa kerennya Kai saat memasak. Lyra tidak memedulikan meski Pandu sempat memberikan tatapan mengancam.

***

Tidak butuh waktu lama untuk Kai menyelesaikan masakannya, karena kurang dari satu jam kini ia sudah selesai dengan beberapa menu andalan restorannya dan siap di bawa ke ruang privat yang masih di huni Laura, Pandu, juga Rendra.

Married With Ex-BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang