Happy Reading !!!
***
"Papi ngapain ke rumah sakit memangnya? Papi sakit?" tanya Laura saat sang papi yang berada di seberang telepon sana menanyakan keberadaannyanya.
"Enggak, Papi tadi abis ketemu Amel sama Dimas. Niatnya mau sekalian ngunjungin kamu ngajak makan bareng. Eh kamunya malah gak ada di ruangan. Papi lapar tau, Aunty sama Uncle kamu tega banget, mereka cuma suguhin Papi minum doang," adunya yang diakhiri dengan dengusan.
Laura hanya menggelengkan kepala. Semakin tua papi-nya itu semakin banyak drama.
"Ohh, Ela kira," Laura menghela napasnya lega. "Iya, tadi sebelum jam makan siang Ela langsung izin pulang. Kai demam," ucapnya jujur.
"Ck, kayak bocah aja sakitnya demam," cibir Leo dari seberang sana.
Laura terkekeh mendengarnya lalu melirik pada laki-laki yang tertidur nyenyak sambil memeluknya itu, tangannya terulur memainkan rambut lebat Kai.
"Papi masih di rumah sakit?" tanya Laura mengalihkan.
"Iya, tapi udah mau pulang sekarang. Kamu mau nginep di apartemen bocah itu?" jawab Leo, yang kemudian balik bertanya.
"Emangnya Papi izinin?"
"Sebenarnya sih enggak, kalian kan belum nikah. Tapi kalau emang bocah itu lagi sakit, kasian juga kalau di tinggal, Si Angga kemarin siang ke luar kota bawa istrinya juga," helaan napas dapat Laura dengar dari seberang sana. "Manja emang tuh orang, udah aki-aki aja masih harus di temani kalau pergi," kali ini decakan yang keluar dari mulut Leo.
"Bilang aja kalau Papi iri karena ke mana-mana sendiri," sindir Laura becanda.
"Papi mana mungkin iri, lagi pula Papi gak sendiri. Mami selalu ikut Papi ke mana pun,"
Laura menunduk sedih saat mendengar kalimat itu padahal Leo mengucapkan dengan nada riang. Seolah itu hal yang biasa, dan Luna benar-benar berada di samping pria itu, mengikutinya ke mana pun dia pergi.
"Iya, Mami gak pernah pergi. Mami selalu ada di hati kita, jadi ke mana pun kita pergi Mami selalu mengikuti." Laura meyakinkan itu, bukan untuk papinya, tapi untuk dirinya sendiri. Selagi di hati masih tertanam sosok bidadarinya, maka ke mana pun kakinya melangkah pergi keberadaan sang mami akan tetap terasa.
"Kalau begitu Papi tutup teleponnya, ya, Dek. Kamu baik-baik jaga Kai. Awas jangan macam-macam dulu sebelum halal!" peringat Leo terdengar tajam, membuat Laura memutar bola matanya. Siapa juga yang niat macam-macam. Batin Laura.
"Papi hati-hati di jalan, jangan ngebut-ngebut nyetirnya. Jangan lupa makan, tidurnya jangan terlalu malam. Besok pagi, Papi mau kan bawain baju Ela?"
"Tanpa kamu minta pun Papi udah berniat bawain kamu baju ganti besok, sekalian Papi jenguk calon mantu," ucap Leo dengan nada menggoda, membuat semburat merah muncul di pipi Laura. "Udah ah, Papi matiin, ya, bye sayang. I love you."
"Love you too," balas Laura kemudian menjauhkan ponsel dari telinganya saat sambungan di putus dari seberang sana.
"Telponan sama siapa?"
"Astaga!" kaget Laura hampir membuat ponselnya jatuh. "Apa-apaan sih lo, Kai. Ngagetin tahu gak!" deliknya kesal.
"Ngagetin gimana coba, aku cuma tanya loh, Yang, kamu Telponan sama siapa, mesra gitu, sampai bilang love you too segala. Sama aku aja kamu gak pernah bilang kayak gitu," ucapnya cemberut.
"Cemburu," ledek Laura memutar bola matanya. "Kenapa udah bangun lagi?" tanyanya mengalihkan.
"Aku takut kamu diam-diam pergi, makanya tidurnya gak nyenyak. Ditambah lagi kalimat cinta terakhir itu bikin aku langsung bangun. Kuping aku panas," Kai menunjuk telinganya yang memang memerah akibat dari demamnya. "Mungkin kalau kata itu ditunjukinnya ke aku, tidur aku bakalan makin nyenyak," cengirnya kemudian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married With Ex-Boyfriend
General FictionBaca Lengkap dan Gratis di NovelToon. Menikah memang impian setiap insan, entah itu muda atau tua. Harapannya adalah menikah dengan sosok yang di cinta, sosok yang di damba dan sosok yang sempurna dari segi manapun. Tapi bagaimana jadinya jika menik...