Bab 25

946 38 0
                                    

Happy Reading!!

***

“Papi Ela mulai nakal nih, Pi. Pulang-pulang bawa tiga cowok sekaligus,” teriak Rapa heboh dari ruang depan saat melihat Laura yang melangkah masuk menuju rumah bersama tiga pria yang Rapa akui cukup tampan meskipun tetap dirinya yang paling tampan.

Laura yang mendengar teriakan itu langsung melayangkan delikannya pada sang abang. Rapa memang kadang senorak itu. Nyinyirnya jangan di tanya, Rapa sudah senior.

Dan tak lama sosok Leo datang ulah teriakan menantu kesayangannya, di susul oleh Queen dan putri kecilnya, Arabella.

“Temannya Kai, Pi,” Laura lebih cepat berucap sebelum papinya itu bertanya. Leo hanya mengangguk.

Kai yang lebih dulu menyalami tangan Leo, di susul dua temannya sambil memperkenalkan diri masing-masing pada Leo, Rapa dan terakhir pada Queen.

“Cantik,” puji Rasya terang-terangan mengedipkan sebelah mata genitnya ke arah kakak dari Laura yang langsung saja pawangnya menyerobot dan berdiri menghalangi sang istri dari tatapan buaya lapar.

“Istri gue nih, jangan macam-macam!” peringat Rapa dengan tatapan tajam, siap menebas siapa saja yang berani mengganggu miliknya. Berhasil menciutkan Rasya yang tidak menyangka bahwa perempuan secantik Queen sudah menikah.

“Tapi kayaknya udah saatnya deh Queen dapat suami baru, Bang,” kata Leo dengan postur tubuh seperti tengah berpikir. “Rasya ganteng, keliatannya juga baik. Gak durhaka kayak lo!” tambah Leo mendelik kesal di akhir kalimatnya.

“Papi!!” protes Rapa. “Sampai kapan pun Queen cuma istrinya Abang. Papi jangan coba-coba pengaruhin Queen untuk nikah lagi. Awas aja kalau berani, Abang gak akan segan-segan bawa Queen jauh dari papi.”

“Tuh, liat sendiri ‘kan? Mantu mana yang berani ngancam mertuanya coba, dia doang! Udah Queen cari suami lain aja yang bisa lebih menyayangi Papi. Si Rapa buang ke semak-semak. Udah gak sopan, durhaka, nyebelin lagi!” ujar Leo semakin membuat Rapa cemberut. Sementara tiga laki-laki lainnya hanya menyaksikan dengan wajah melongo. Berbeda dengan Queen serta Laura yang sejak tadi menatap malas dan sesekali memutar bola matanya jengah. Drama menantu dan mertua ini sudah sering sekali mereka saksikan, jadi bukan lagi hal yang mencengangkan.

“Papi suka gak sadar diri, sendirinya juga nyebelin!” cibir Rapa.

“Udah stop!” lerai Laura begitu Leo hendak kembali membalas kalimat menantunya. “Papi sama Abang gak malu berantem kayak bocah depan tamu gini? Ingat umur Pi, Bang.” Laura memijat keningnya, pusing.

“Dek—”

“Udah, mending pada duduk deh, ya, ngobrol yang anteng. Ela mau ke atas dulu, ganti baju.” Tanpa menunggu jawaban, Laura menarik kakak dan ponakannya dari ruang tamu agar ikut dengannya.

Bukan hal yang bagus meninggalkan Queen di sana, karena Rapa akan semakin menyebalkan dan mengundang keributan kalau-kalau ada salah satu dari tiga pria itu yang mencuri-curi pandang ke arah istri cantiknya. Rapa memang tidak jauh berbeda dengan ayahnya, sama-sama posesif.

Apa mungkin nanti Kai juga akan seperti itu? batin Laura bertanya pada dirinya sendiri.

“Kak minta tolong dong, telponin Bunda, bilang kalau kita mau makan malam di sini. Kasian bunda sama bibi kalau harus masak lebih banyak dengan tambahan tiga cowok di bawah,” pesan Laura sebelum masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan tubuh lengketnya.

“Terus di sini siapa yang mau masak? Emang bahan buat masaknya ada?” tanya Queen tak yakin karena seingatnya sang papi tidak banyak belanja untuk kebutuhan dapur mengingat mereka selalu sarapan dan makan malam di rumah sebelah.

Married With Ex-BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang