Bab 43

671 32 0
                                    

Happy Reading!!!

***

“Kenapa gak bangunin aku?” Kai berbisik di depan telinga Laura sambil melingkarkan tangannya di pinggang ramping istri cantiknya. Membuat Laura yang sedang berkutat di depan kompor tengah memasak sarapan terlonjak kaget. Dan dengan cepat melayangkan pukulan kecil pada lengan Kai yang melingkar di perutnya.

“Ngagetin!” sebal Laura mendengus pelan.

Kai malah justru terkekeh dan melayangkan satu kecupan di pipi Laura sambil membisikkan kata selamat pagi yang tentu saja Laura balas dengan manis meskipun tanpa kecupan seperti yang Kai lakukan.

“Ini tangannya gak mau lepas?” Laura menepuk lengan suaminya itu, dan Kai menggeleng kecil di pundak Laura. “Tapi aku lagi masak, Ay,”

“Gak apa-apa, sekalian aku bantuin,” ucap Kai enggan menyingkir.

“Kalau gini sih, kamu bukannya bantuin aku, tapi malah ganggu,” cibir Laura sebal, membuat Kai terkekeh masih dalam posisi memeluk Laura.

“Aku bantuin kok, Yang, sini biar aku yang masak,” Kai mengambil alih spatula dari tangan istrinya dan mengoseng nasi goreng di wajan tanpa membiarkan Laura terlepas dari kukungannya. “Di tambah garam belum?” Laura menjawab hanya dengan sebuah gelengan, tidak mampu berkata menyadari posisinya dengan Kai saat ini yang sukses membuat wajahnya memanas dan sudah dapat di pastikan bahwa pipinya memerah. “Boleh minta tolong tambahkan?”

“O—oke,” jawab Laura gugup, lalu mengambil toples berisi garam yang tidak jauh dari kompor. “Segini cukup gak?” Laura menunjukkan sendok kecil berisi garam pada Kai yang masih mengoseng nasi goreng dalam wajan.

“Tambah sedikit lagi,” Laura mengangguk dan melakukan apa yang Kai minta, terus seperti itu hingga nasi goreng yang awalnya Laura masak selesai Kai teruskan.

“Simpan ke meja, gih, biar aku yang goreng ayamnya,” ucap Laura berniat mengusir Kai yang masih berada di belakangnya dengan posisi memeluk.

“Kamu yang simpan, aku yang goreng ayam,”

“Oke,” Laura sedikit menghela napas lega. “Tangannya, Ay, aku gak bisa jalan kalau kamu-nya masih meluk gini,” Laura sedikit menggerakkan tubuhnya, memberi tahu Kai bahwa dirinya susah melangkah akibat pria itu yang masih saja enggan melepaskan tangannya yang sudah kembali melingkar di perut Laura setelah selesai memindahkan nasi goreng dari wajan ke mangkuk besar yang Laura pegang.

“Gak mau lepas, Yang, terlalu nyaman,” bisik Kai semakin mengeratkan pelukannya di pinggang Laura, sementara perempuan itu mendengus kesal dan akhirnya menginjak kuat kaki suaminya hingga pria itu mengaduh dan refleks melepaskan tangannya yang melingkar di perut Laura seraya mundur beberapa langkah dengan kaki yang terangkat satu.

“Kejam banget sih, Yang, pagi-pagi bukannya di cium malah di injak,” gerutu Kai sambil mengusap-suap kakinya yang berdenyut. Laura benar-benar tanpa hati menginjaknya.

“Ya salah kamu kenapa gak lepasin aku juga. Untung-untung aku injak kaki kamu bukan tumpahin nasi goreng ini ke wajah kamu.” Laura mengangkat mangkuk kaca berisi nasi goreng yang masih mengepul.

“Emang kamu tuh istri super tega!” gerutu Kai mendelik pada Laura yang sudah melangkah menuju meja makan.

“Maaf, Ay, janji aku ulangi lagi nanti,” ucap Laura dengan senyum manis di bibir, membuat Kai semakin mendelik dengan bibir mengerucut.

“Kenapa Kai?” Leo yang baru saja menampakan diri di dapur dengan niat meminta sang putri membuatkan teh hangat mengernyit melihat menantunya duduk menyedihkan di lantai dengan satu kaki terangkat mendekat pada wajahnya.

Married With Ex-BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang