Bab 30

862 32 3
                                    

Happy reading!!!

***

Satu minggu terakhir yang Kai habiskan dengan tak semangat akhirnya berakhir dan sekarang ia bisa pulang. Tapi kepulangannya ini tidak membuat Kai bahagia, karena kepalanya di penuhi dengan Laura yang tidak juga memberikan kabar kepadanya hingga sekarang, ponselnya masih sulit di hubungi dan orang tua perempuan itu selalu saja mangkir setiap kali Kai menanyakan perihal Laura.

Sesuai janji, Kai akan pulang ke rumah Leo atau Lyra terlebih dulu untuk memastikan keadaan perempuan tercintanya. Tidak lupa Kai memberi tahu sang mama agar wanita tersayangnya itu tidak khawatir dan menunggu-nunggu kepulangannya seperti biasa.

Selama dalam taksi perjalanan dari bandara menuju rumah Laura, Kai tidak hentinya menghubungi nomor sang kekasih yang tidak juga mendapat respon selain dari operator. Ini hari minggu tidak mungkin untuk Laura ada di rumah sakit meskipun sebenarnya bisa saja mengingat pekerjaan Laura yang mengharuskan siap kapan saja.

Cukup lama waktu yang Kai habiskan di perjalanan, sekarang taksi yang dinaikinya sudah tiba di rumah yang di tuju. Rumah besar yang belakangan sering dirinya kunjungi untuk mengakrabkan diri dengan si pemilik.

Kening Kai mengernyit saat didapatinya rumah yang biasa sepi itu sekarang terlihat ramai. Bukan hanya itu saja, tapi sebuah janur kuning yang melengkung tepat di depan rumah membuat Kai bertanya-tanya siapa gerangan yang menikah di rumah itu.

Tidak ingin hanya menebak-nebak, Kai menarik kopernya masuk ke dalam, menghampiri satpam lebih dulu untuk menanyakan siapa yang menikah, tapi jawaban dari satpam yang sudah dikenalnya itu mengejutkan Kai, sekaligus membuatnya sesak.

“Den Kai gak tahu kalau Neng Laura menikah hari ini?” tanya si satpam. Tanpa menjawab, Kai menjatuhkan kopernya begitu saja lalu berlari masuk ke dalam rumah itu.

Beberapa keluarga Laura yang sudah Kai kenal berada di sana, menatap Kai dengan kening mengernyit. Tapi Kai tidak menghiraukan itu karena yang penting sekarang adalah menemui Leo, Pandu atau Lyra untuk meminta penjelasan.

Perasaan Kai benar-benar campur aduk, marah, kecewa, penasaran dan juga perasaan lainnya yang tidak bisa dirinya ungkapkan bercokol di kepala dan hatinya. Sampai kemudian Kai menemukan sosok Leo di ruang tengah sedang mengobrol dengan laki-laki sebayanya, entah siapa karena Kai belum mengenalnya sebelum ini.

“Om,” panggil Kai tanpa peduli telah tidak sopan dengan memotong obrolan orang tua, karena yang dipikirkannya saat ini bukanlah kesopanan, tapi kejelasan mengenai semua ini.

Leo yang merasa di panggil menoleh, tubuhnya langsung menegang saat melihat keberadaan Kai di sana.

Kaki Kai melangkah tegas menghampiri Leo yang terlihat gelagapan dan tingkahnya yang selalu menghindari tatapan menuntut akan sebuah penjelasan milik Kai.

“Sama siapa Laura akan menikah?” tanya Kai langsung begitu langkahnya berhenti tepat tiga langkah di depan pria paruh baya yang tidak tenang dalam posisinya.

“Bukan urusan kamu,” jawab Leo dengan nada ketusnya dan tanpa menatap Kai.

“Bagaimana bisa itu bukan urusan saya, sementara Laura adalah tunangan saya. Om masih ingat bukan bahwa dua bulan lalu saya yang menyematkan cincin ke jemari Laura? Tentu Om tidak lupa karena acara itu di saksikan langsung oleh Om dan semua tamu undangan. Sekarang apa Om masih menganggap bahwa ini tidak ada urusannya dengan saya?” Kai menaikkan sebelah alisnya menatap Leo yang masih saja enggan menatap Kai. Padahal biasanya Leo lebih mengintimidasi meskipun pembawaannya santai dan keseringan konyol.

“Meskipun satu bulan belakangan ini saya tidak datang ke sini, bukan berarti hubungan saya dan Laura usai. Dia masih tunangan saya, Om, bagaimanapun ceritanya.  Jadi bisa tolong jelaskan ini semua?” Kai menatap ruangan yang sudah terdekor cantik dengan hiasan bunga segar di setiap sudutnya.

Married With Ex-BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang