Happy Reading!!!
***
Cukup sulit membawa Leo pergi dari atap hotel, karena pria tua itu selalu saja menunjuk arah dirinya berdiri tadi dengan terus mengatakan bahwa Luna tengah menunggunya untuk turun bersama.
Tentu saja itu membuat Laura sedih dan kembali meneteskan air matanya, tapi tidak membuat Laura menangis berlarut-larut karena ia sadar bahwa menangis bukanlah sikap yang bijak untuk menghadapi Leo saat ini.
Pria tua kesayangannya itu butuh di tenangkan, butuh di yakinkan dan butuh perhatian lebih. Maka dari itu, Laura memutuskan untuk membawa Leo pulang ke rumah dan akan membicarakan penanganan Leo bersama keluarganya yang lain.
Sudah saatnya bunda, ayah dan yang lainnya tahu agar mereka bisa membantu Laura menyembuhkan sang papi. Dan kalau perlu Laura akan membawa papinya itu jauh dari rumah yang tersimpan banyak kenangan tentang Luna.
“Ay, kalau sekiranya resepsi pernikahan kita di tunda sampai Papi sembuh gimana? Rencananya aku bawa papi ke Swedia, aku pengen papi benar-benar mendapatkan penanganan yang baik dan intens. Aku gak mau papi tersiksa terus-terusan seperti ini, Ay ….”
Laura menunduk dalam, menyembunyikan air matanya dari sang suami. Bisa di bilang, ini pertama kalinya Laura memperlihatkan sisi lemahnya di depan orang lain karena selama ini bahkan di depan orang tuanya sekali pun, Laura tidak pernah menunjukkannya.
“Aku gak keberatan, Yang, lagi pula kesembuhan papi lebih penting dari resepsi kita. Kita bicarakan sama yang lainnya setelah tiba di rumah nanti, ya, setelah itu secepatnya akan aku urus kepindahan kita,” Kai mengangkat dagu istrinya, menyeka bulir bening yang sudah membasahi wajah cantik itu, menatapnya dengan penuh kesungguhan.
“Kamu yakin mau ikut aku?”
“Meskipun seharusnya istri yang ikut ke mana pun suami pergi, gak ada salahnya jadi suami yang ikut ke mana pun istrinya pergi selama itu tujuannya jelas dan baik. Lagi pula aku gak akan mungkin biarin kamu ninggalin aku, dan gak akan pernah aku rela biarin kamu pergi sendiri, mengurus papi seorang diri. Kita sama-sama bantu papi untuk sembuh,” tekad Kai serius.
Laura menarik kedua sudut bibirnya dan berhambur memeluk sang suami yang kembali melajukan mobilnya setelah lampu merah berganti hijau.
***
“Papi kamu kenapa, La?” tanya Pandu ketika mobil yang Kai kendarai berhenti di pekarangan rumah.
Pandu memang sengaja datang karena di minta Laura sejak beberapa menit yang lalu, dengan Leo sebagai alasan. Tentu saja.
“Nanti Ela jelasin, sekarang bantu Kai angkat papi ke kamarnya dulu, ya, Yah?” pinta Laura yang langsung Pandu angguki dan segera membantu Kai yang tengah mengeluarkan tubuh tak sadarkan diri Leo dari mobil.
Dalam benak Lyra sudah banyak pertanyaan-pertanyaan yang ingin di utarakan, tapi dengan cepat Lyra sadar bahwa sekarang yang terpenting adalah membaringkan besannya itu terlebih dulu. Dan entah kenapa melihat wajah Leo yang terpejam saat ini membuat Lyra sedih meskipun belum tahu alasan di balik ketidak sadaran besannya. Yang jelas Lyra dapat melihat ada gurat keputusasaan di sana.
Selesai tubuh lemah Leo di baringkan di ranjang. Laura menarik selimut hingga batas perut papinya, lalu menjatuhkan satu kecupan di kening pria tercintanya itu, diiringi setetes bulir bening yang sejak tadi di tahannya. Setelah itu Laura melangkah menuju lemari yang masih diisi lengkap dengan pakaian mami-nya dan mengambil beberapa map dari dalam sana yang langsung Laura serahkan pada ayah dan bundanya.
“La—”
“Selama ini, Papi menyembunyikan semua itu dari kita, Bun,” ucap Laura lirih sambil menahan isak tangisnya. Dan Kai yang mengerti dengan kondisi istrinya itu pun segera menarik Laura ke dalam pelukannya. Kai memang belum sepenuhnya tahu apa yang terjadi pada papi mertuanya, tapi sedikit banyak Kai bisa menebaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married With Ex-Boyfriend
Fiksi UmumBaca Lengkap dan Gratis di NovelToon. Menikah memang impian setiap insan, entah itu muda atau tua. Harapannya adalah menikah dengan sosok yang di cinta, sosok yang di damba dan sosok yang sempurna dari segi manapun. Tapi bagaimana jadinya jika menik...