Bab 41

815 35 7
                                    

Happy Reading!!!

***

“Cerah nih,” goda Miko menyenggol pundak Kai yang baru saja tiba di restoran setelah sebelumnya mengantar istri tercinta seperti biasa.

“Oh jelas, jangan mau kalah sama langit, Bro.” Balas Kai terkekeh pelan, lalu mengambil apel yang ada di meja dapur.

“Yang udah kawin emang beda,” cibir Miko, membuat Kai semakin terkekeh.

“Cepat nyusul, Ko. Rugi lo kalau gak ngerasain,” setelah mengucapkan kalimat tersebut Kai menepuk singkat bahu sahabat sekaligus Chef-nya itu lalu melangkah menuju ruangannya yang terletak di lantai tiga. Meninggalkan Miko yang mulai disibukkan dengan pekerjaannya sebagai Chef karena tidak lama lagi restoran akan buka.

Sebelum melakukan pekerjaannya, Kai lebih dulu meraih ponsel, menghubungi istri tercinta untuk mengabarkan bahwa dirinya sudah tiba dengan selamat.

“Oke, Wife, semangat. Anak-anaknya jangan kamu galakin, nanti mereka nangis.” Kai terkekeh saat mendengar dengusan istri cantiknya dari seberang telepon. “Ya udah, bye sayang. Sun jangan nih,” goda Kai yang lagi-lagi mendapat dengusan dari istri cantiknya itu.

“Jangan rese bisa?!” geram Laura dari seberang.

“Bisa kok, tapi kalau gak kangen gak bisa,” jawabnya masih saja asyik menggoda Laura. “Kamu kenapa gak jadi dokter cinta aja, sih, Yang? Ini aku jadi bingung, loh, gimana caranya berhenti kangen kamu,”

“Ay, gak usah gombal terus, please! Aku udah harus kerja ini.”

“Aku gak gombal, Sayang. Apa yang aku katakan itu tulus dari hati yang paling dalam,” bantah Kai, dan helaan terdengar dari Laura setelahnya.

“Ya udah iya, sekarang aku tutup telponnya ya, Sayang. Aku harus kerja. Kasihan pasien-pasien aku udah nunggu,” lembut Laura berucap dan itu sukses menerbitkan senyum di bibir Kai.

“Untung pasien kamu anak-anak jadi gak buat aku cemburu,” kata Kai masih dengan senyumnya seraya mengucap syukur dalam hati karena istrinya itu memilih jadi dokter anak.

“Tapi ada orang tuanya, Ay,”

“Gak masalah, aku percaya kamu gak akan rusak rumah tangga orang,” ucap Kai cepat.

“Makasih.” Ucapan tulus yang diberikan Laura lagi dan lagi menerbitkan senyum di bibir Kai yang tidak hentinya menggumamkan syukur atas kebahagiaan yang di dapatnya. Laura boleh judes di awal, boleh ketus dan menolak Kai beberapa waktu lalu. Tapi semua sudah berubah, hubungan mereka tidak lagi dingin, tidak lagi kaku, dan tidak lagi hambar, karena sekarang hari-harinya di jalani dengan manis meskipun masih tetap ada sedikit perdebatan.

***

Berbeda dengan hari-hari sebelumnya, Kai tidak membawa menu makan siang seperti biasa saat mengunjungi Laura di rumah sakit. Sejak pagi mereka sudah sepakat untuk makan di luar, meskipun hanya café seberang rumah sakit yang menjadi tujuan mereka. Setidaknya sebagai sepasang suami istri baru, Laura dan Kai ingin selalu bersama. Tidak melulu di dalam ruangan, jalan-jalan singkat sudah cukup untuk semakin mendekatkan diri.

Bukan bermaksud untuk pamer, tapi setidaknya orang-orang di sekitar tahu bahwa keduanya sudah saling memiliki, terlebih di rumah sakit. Laura ingin menunjukkan bahwa dirinya sudah memiliki seseorang yang di pilih agar mereka yang tertarik tidak lagi berharap.

Yang, kamu setuju gak kalau aku bikin café di dekat sini?” Kai membuka obrolan setelah mendudukkan diri di kursi sebuah kedai soto yang menjadi pilihan mereka untuk makan siang hari ini.

Married With Ex-BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang