Bab 9

1.1K 51 3
                                    

Happy Reading !!!

***

"Nty, makan yuk," ajak Nathan pada Laura yang masih asyik menikmati es krim yang dibelikan Kai.

"Udah puas mainnya?" Laura bertanya dengan sebelah alis terangkat. Ia ingin memastikan terlebih dulu bahwa keponakannya itu benar-benar sudah selesai bermain, ia malas jika harus pergi ke tempat lain lagi dan berakhir menunggu lagi seperti ini. Laura malas, dan ia sudah lelah, ingin segera pulang ke rumah untuk istirahat.

Seketika Laura ingin menjadi kaum rebahan. Enak sepertinya hanya tiduran dan malas-malasan di rumah tanpa khawatir dengan hari senin yang mengharuskan kembali beraktivitas. Manusia memang kadang lupa untuk bersyukur. Di kasih kerjaan ngeluh, nganggur uring-uringan. Hidup memang rumit, tapi mati jelas belum kepikiran.

Ah, dasar manusia, serba salah.

"Untuk sekarang udah, tapi minggu depan ajak ke dunia fantasi ya, Nty," cengir El, yang menyusul di belakang kembarannya.

"Lo terlalu the poin, El, kalau urusan main," ujar Nathan menoyor kening kembarannya. "Jeda dulu harusnya, nunggu hari sabtu atau dadakan kayak tadi, biar gak ada alasan Aunty nolak. Kalau gini ceritanya yang ada Aunty akan buat seribu alasan untuk menghindar ngajak kita main. Lo selama ini kan tahu bagaimana sok sibuknya, Aunty Ela," lanjut Nathan mengoceh seperti orang yang tengah dibicarakannya itu tidak berada di sana.

Laura mendengus keras agar kedua bocah itu dapat mendengar dan tahu bahwa Laura ada di sana. "Kalian emang paling pintar gibahin orang. Gak tanggung-tanggung lagi ngomongnya, percis depan orangnya," cibir Laura. "Emang gak salah kalau kalian anaknya Bang Rapa," lanjut Laura memutar bola matanya.

"Udah ayo, mau makan di mana?" tanya Laura yang meski jengkel tetap tidak tega membiarkan dua ponakannya itu kelaparan.

"Tapi minggu depan ke Dufan 'kan?" Nathan dan Nathael memastikan sambil mengikuti langkah Laura keluar dari area time zone.

"Jangan minggu depan, akhir bulan aja. Aunty ajak kalian ke Universal Studio Singapore, gimana?" tawar Laura, membuat mata kedua bocah itu berbinar dan mengangguk antusias. "Kalau begitu deal, ya, akhir bulan? Jadi minggu depan kita gak pergi ke mana-mana." Nathan dan Nathael mengangguk setuju.

Laura membentuk jari telunjuk dan ibu jarinya menjadi huruf 'o' seraya tersenyum. "Kalian jangan lupa minta uang yang banyak sama Papa kalian. Ingat uangnya harus dari Papa, jangan minta ke kakek atau nenek!" Laura memberikan peringatan dengan tegas untuk dua bocah kesayangannya itu. Ya, meskipun menyebalkan tetap saja Laura menyayangi keponakan kembarnya.

"Tapi, Nty, minta uang sama Papa itu susah," keluh Nathael yang mendapat anggukan setuju dari kembarannya.

"Itu urusan kalian, mau bujuk kayak gimana kek, yang penting dapat uangnya harus dari Papa. Kalau enggak, ya udah Universal-nya batal, dan jangan harap Aunty mau ajak kalian ke Dufan!" tajam Laura, membuat dua bocah itu bergidik.

Laura memang galak, dan Kai baru tahu bahwa ternyata perempuan itu tidak hanya ketus dan galak padanya saja. Ah, beruntunglah. Tapi ngomong-ngomong ke mana perginya sosok Laura yang lembut dulu? Entahlah, mungkin di gondola setan-setan yang berteman dengannya. Kai mengedikkan bahunya, lalu kembali mengikuti langkah Laura dan dua keponakannya yang berjalan mencari tempat makan sambil mengobrol, merencanakan kepergian mereka ke Singapura. Tapi ngomong-ngomong apa dirinya di ajak?

"Yang, hey tunggu!" teriak Kai saat menyadari bahwa ketiga orang yang bersamanya tadi sudah turun bersama escalator. Sialnya, ketiganya tidak menghiraukan Kai sama sekali. Benar-benar menyebalkan.

Married With Ex-BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang