Happy Reading!!
***
“Pagi sayang,” sapa Kai dengan cengiran andalannya.
“Lo ngapain di sini?” galak Laura, menatap tak suka dengan keberadaan Kai pagi-pagi di rumahnya. Namun kali ini bukan tidak suka akan kehadirannya, melainkan karena Kai seharusnya berada di rumah, istirahat. Bukan malah keluyuran seperti ini.
“Jemput kamu. Mau kerja ‘kan?”
Laura mengangguk kecil, dan sebenarnya tanpa di jawab pun Kai sudah tahu karena Laura memang sudah siap dengan pakaian rapinya. Tidak lupa jas putih kebanggaannya dan juga tas berisi peralatan kedokterannya yang berdampingan dengan tas tangan berisi keperluan pribadi Laura.
“Gue bisa berangkat sendiri, Kai! Lagian lo seharusnya istirahat, bukan malah ada di sini.”
Mendengar omelan itu, Kai malah justru mengulas senyumnya. Sejak kemarin Laura semakin menunjukkan kepeduliannya, meyakinkan Kai bahwa memang perasaan itu masih ada meskipun ia sadar bahwa itu mungkin tidak sebesar dulu. Namun Kai percaya, dengan seiring berjalannya waktu semua akan kembali seperti semula, bahkan mungkin lebih besar dari dulu. Dan Kai berjanji tidak akan lagi menggoreskan luka di hati gadis tercintanya.
“Aku udah sehat, kok, Yang. Terima kasih sudah rawat aku,” ucapnya tersenyum tulus, membuat Laura memalingkan wajahnya dengan cepat saat rasa hangat menjalar di wajahnya. Karena entah kenapa sejak dulu senyum Kai selalu melemahkannya.
Tidak ingin membuat Kai besar kepala dan tahu bahwa dirinya sudah luluh, Laura hanya merespons dengan deheman singkat dan segera berbalik badan melangkah keluar dari rumahnya, meninggalkan Kai yang masih berdiri di ruang tamu rumah sang papi. Tanpa di ajak pun Laura sudah yakin bahwa Kai akan mengikutinya ke rumah sebelah, karena memang itu dilakukan Laura setiap harinya dan Kai sudah hapal di luar kepala, sampai mobilnya saja selalu Kai parkir di luar, pinggir jalan tengah-tengah antara rumah Leo dan Lyra.
“Priela, sialan emang lo, ya! Gara-gara cerita lo, gue jadi gak bisa tidur semalaman,” gerutuan Rapa menyambut kedatangan Laura dan Kai di ruang makan, membuat semua orang yang ada di sana menoleh dengan kening mengerut, terlebih Kai yang tidak mengetahui apa pun sebab sudah dua hari tidak mengunjungi rumah calon mertuanya akibat demam yang menyerang.
“Lah, kok, Ela yang disalahin?” Laura menggaruk tengkuknya yang sama sekali tidak gatal. Wajah polos yang ditampilkannya membuat Rapa mendengus kesal.
“Ya terus, setannya gitu yang harus gue salahin?” geram Rapa. “Kalau bukan gara-gara cerita lo, gue gak akan mungkin kepikiran. Mana kebayang-bayang lagi semalam!” lanjutnya mendengus.
Tidak bohong, Rapa memang tidak bisa tertidur semalaman akibat ketakutan akan sosok penunggu pohon mangga yang kata Laura mendekat ke arahnya. Rapa benar-benar merasa seolah sosok itu mengikutinya, memperhatikannya dan berada dekat dengan dirinya. Sekejap saja dirinya terpejam sosok menyeramkan itu muncul dan pada akhirnya Rapa kembali terjaga hingga pagi ini.
“Ela kan cuma ngasih tahu aja, Bang. Lain kali kalau mau manjat pohon numpang-numpang dulu, jangan seenaknya. Masih mending tuh setan hampir ke senggol, coba kalau benar-benar kesenggol, tuh setan jatuh, marah deh sama Abang,” ucap Laura dengan nada santainya seraya mengedikkan bahu.
“La, udah dong,” melas Rapa yang tidak ingin lagi mendengar cerita berbau horor adik iparnya. Ia benar-benar merinding.
“Ck, lagian Abang cowok, kok, penakut. Kai aja Ela certain setan di pohon besar belakang sekolah malah penasaran dan nekat datang malam-malam demi liat. Abang malah jejeritan. Payah!” cibir Laura lalu menarik Kai untuk duduk di kursi meja makan di sebelahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married With Ex-Boyfriend
General FictionBaca Lengkap dan Gratis di NovelToon. Menikah memang impian setiap insan, entah itu muda atau tua. Harapannya adalah menikah dengan sosok yang di cinta, sosok yang di damba dan sosok yang sempurna dari segi manapun. Tapi bagaimana jadinya jika menik...