Bab 28

729 30 0
                                    

Happy Reading!!!

***

"Semalam kamu kok gak ke sini, La?” Lyra bertanya begitu putri bungsunya memasuki dapur bersama Leo, duduk bergabung dengan Pandu, Rapa, Queen dan ketiga bocah yang sudah mulai berebut perhatian sang mama. Nathan dan Nathael terlalu suka menggoda adik manjanya yang tidak pernah ingin lepas dari Queen.

Mengabaikan kehebohan yang sudah biasa terjadi, Laura memilih menjawab pertanyaan dari sang bunda, “Semalam Ela kecapean, Bun jadi langsung ke rumah dan tidur.”

Lyra mengangguk paham. Lalu mengisi piring anak bungsunya itu dengan nasi dan membuatkan susu yang biasa di minum Laura. Sebelum kemudian menanyakan Kai yang belum terlihat keberadaannya.

“Kai telat kayaknya, Bun.” Laura mengedikkan bahunya cuek seraya menyuapkan kembali nasi dalam sendoknya. Tidak terlalu memikirkan Kai yang belum datang. Laura terlalu lapar karena gara-gara kelelahan dan percekcokannya dengan sang papi semalam ia sampai melewatkan makan malamnya.

Hampir saja Laura berangkat bersama papinya, ketika tiba-tiba mobil Kai berhenti di depannya. Laki-laki itu turun dengan cengirannya dan meminta maaf atas keterlambatannya. Leo hanya menganggukkan kepala, sedangkan Laura mendengus kecil sebelum memutuskan pamit pada sang papi dan memeluk pria tua itu sambil membisikan kata maaf.

“Nyetirnya hati-hati Kai, jangan sampai anak saya lecet sedikit pun!” ujar Leo penuh peringatan.

“Pasti Om, Kai juga gak mau calon istri Kai baret-baret, nanti cantiknya berkurang,” balasnya yang di akhiri kedipan genit ke arah Laura yang terlihat mendelik malas.

Benar-benar godaan seperti apa pun tidak pernah mempan pada perempuan cantik satu itu. Padahal harapannya Kai ingin melihat wajah merona sang tunangan di pagi cerah ini.

“Gak usah ngegembel pagi-pagi gini Kai, aku takut langit berubah mendung dengar gombalan kamu yang gak berkelas itu.” Bukannya tersinggung Kai malah justru terkekeh, pun dengan Leo yang masih berada di antara pasangan muda itu.

“Kurangin ketusnya, La. Kai kabur baru tahu rasa nanti!” Leo memberikan sentilan kecil di kening putri bungsunya.

“Kabur aja kalau berani,” delikan super tajam Laura lemparkan ke arah Kai yang langsung bergidik ngeri.

Terkadang Kai heran pada Laura yang kenapa cantik-cantik begitu bisa menyeramkan. Apa mungkin setan-setan kenalannya bergantian merasuki tubuh Laura. Jika iya, apa boleh Kai minta setan lemah lembut, manis dan penyayang saja yang merasuki Laura agar ia bisa selalu merasakan kehangatan seperti kemarin?

“Heleh kayak yang iya aja,” Leo memutar bola matanya. “Papi yakin kalau sampai Kai pergi kamu nangis di pojokan, curhat sama setan-setan kamu itu,” ucap geli Leo, kemudian tertawa apalagi saat melihat wajah memerah Laura yang terlihat kesal.

“Papi jangan mulai deh nyebelinnya,” dengus Laura memajukan bibirnya beberapa senti, semakin membuat Leo dan Kai tertawa.

Merasa gemas dengan ekspresi tunangannya itu Kai tidak segan-segan mencubit pipi Laura, lalu mengecupnya sekilas, karena Leo lebih dulu menarik Kai menjauh.

“Masih ada bapaknya lo berani cium-cium anak gue. Minta di tonjok lo, hah?!” Leo melipat lengan kemeja panjang yang dikenakannya, bersiap untuk menghajar Kai yang sudah berani menodai putri bungsunya di depan mata.

“Maaf Om, refleks,” ringis Kai.

“Tonjok aja Pi, tonjok, hajar sampai babak belur. Abang siap bantu Papi kalau di perlukan,” suara Rapa terdengar memberi semangat di belakang sana. Laki-laki itu benar-benar kegirangan, membuat Laura menoleh dan melayangkan delikan tajamnya sementara Kai menggaruk tengkuknya salah tingkah saat melihat di teras sana bukan hanya ada Rapa saja, melainkan Pandu, Lyra dan Queen pun berdiri di sana, menatap Kai dan Leo dengan geli.

Married With Ex-BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang