Bab 8

1.3K 53 0
                                    

Happy Reading !!!

****

"Pagi banget lo datang, ngapain? Ini minggu, gue gak ke rumah sakit." Judes Laura saat menemukan kehadiran Kai di rumah, duduk di sofa ruang tamu yang entah dipersilahkan oleh siapa karena seingatnya saat akan mandi tadi papinya sudah pergi ke rumah sebelah untuk sarapan.

"Semalam aja manis banget, sekarang judesnya udah kumat lagi aja," cibir Kai. Meskipun sudah bisa memperkirakannya tetap saja Kai sedikit kecewa, karena sebelumnya ia sudah berharap kekasihnya itu tetap manis seperti semalam. Tapi ... ya sudahlah, lambat laun juga Kai yakin Laura akan luluh.

"Bodo!" Laura melenggang pergi melewati Kai begitu saja, keluar dari rumahnya. Ia berniat akan ke rumah sebelah menyusul sang papi untuk sarapan.

"Mau ke mana, Yang, hey?"

"Minta makan," jawab Laura sedikit berteriak, karena jaraknya dengan Kai sudah lumayan jauh. Dan Laura tidak berniat menghentikan langkahnya.

"Aku masakin aja gimana?" kata Kai begitu berhasil menyamakan langkah kakinya.

"Kalau mau niat masakin nanti siang aja, sekarang gue udah keburu lapar. Nunggu lo masak bisa-bisa gue keburu mati," ujarnya seraya mendelik.

"Sejak kapan kamu jadi maniak makan gini, perasaan dulu makannya jarang-jarang?" Kai kembali mengingat masa-masa pacarannya saat remaja dulu.

Laura bukan tipe perempuan yang banyak makan dan mudah lapar, tapi sepertinya sekarang sudah berubah.

"Itu dulu, sekarang beda lagi. Pacar aja gue pengennya beda, sial aja gue malah balik lagi sama lo." Laura mendengus kesal saat kembali mengingat bagaimana semalam dirinya menyetujui kembali pada laki-laki yang menjadi mantannya itu.

Sial, apa benar-benar tidak ada laki-laki yang mau padanya selain Kai? Batin Laura kesal.

"Itu namanya takdir, sayang," kekeh Kai geli melihat wajah kesal kekasihnya. Laura terlihat semakin menggemaskan, dan rasanya Kai gatal ingin mencium bibir cemberut perempuan cantik itu. Sayangnya Kai tidak berani karena kini berada di sarang singa. Bisa-bisa Kai habis oleh Leo dan bodyguard Laura yang lainnya jika nekad mencium.

"Gue mau minta Tuhan rubah takdir gue nanti, seenggaknya gue minta jodoh yang lain," ucap Laura tanpa berpikir, dan Kai yang mendengar itu langsung berdiri di depan, menghentikan langkah Laura.

"Jangan coba-coba minta jodoh lain, ya, Yang. Sejak dulu Tuhan sudah menakdirkan aku sebagai jodoh kamu. Gak bisa di ganggu gugat!" bantah Kai tidak terima dengan kalimat Laura sebelumnya. Enak saja kekasihnya itu mau minta jodoh lain. Di pikir martabak, bisa minta rasa keju atau cokelat!

Laura hanya mencebikkan bibirnya lalu mendorong tubuh Kai menjauh karena ia akan masuk ke rumah sang bunda, perutnya sudah benar-benar lapar saat ini, dan menanggapi Kai sama saja dengan membunuh cacing-cacing di perutnya sendiri.

"Hallo Aunty, mau jam berapa kita pergi?" tanya Nathael membuat Laura yang baru saja masuk ke ruang makan mengerutkan keningnya.

"Pergi ke mana?" heran Laura yang seingatnya hari ini ia tidak mempunyai jadwal apalagi janji ke mana pun dengan siapa pun itu, termasuk ponakannya. Bahkan dengan kedatangan Kai saja Laura akan menolak jika seandainya laki-laki itu mengajaknya pergi keluar. Laura hanya ingin menikmati hari minggunya seperti biasa, bersantai sambil menonton drama korea dan menikmati camilan yang sudah dirinya persiapkan.

"Papa bilang, Aunty Ellasama Uncle Kai mau ngajakin El sama Bang Nath jalan-jalan ke time zone hari ini. Gimana, sih, kalian PHP, ya?" cemberut Nathael dengan kedua tangan di lipat di depan dada.

Married With Ex-BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang