Bab 15

1.1K 49 1
                                    

Happy Reading!!!

***

“Suster Dara, sepertinya nanti saya akan terlambat kembali ke rumah sakit. Tapi saya sudah minta Dokter Andri untuk menggantikan selama saya tidak ada. Kalau ada yang mencari saya suruh tunggu saja, atau kalau memang darurat kamu segera hubungi saya, ya,” pesan Laura yang langsung diangguki mengerti oleh suster cantik bernama Dara itu tanpa banyak bertanya karena melihat Laura yang sepertinya sedang terburu-buru.

Ya, itu memang benar. Laura sedang buru-buru saat ini karena Kai tidak bisa menjemput. Laki-laki itu sibuk di dapur, menyiapkan menu makan siang ini. Laura sendiri tidak mengerti kenapa harus Kai sendiri yang masak sedangkan ada koki di restoran milik pria itu. Tapi Laura tahu bahwa Kai selalu saja berlebihan jika itu berhubungan dengan dirinya. Oke, katakanlah Laura terlalu percaya diri, namun memang begitulah faktanya.

Awalnya Laura berniat memesan taksi online sebagai kendaraan untuk mengantarnya tiba di restoran milik Kai, tapi niat itu urung saat mengingat bahwa ini adalah jamnya makan siang orang-orang perkantoran. Sudah dapat di pastikan bahwa jalanan akan padat. Jadilah Laura memilih ojek online sebagai tumpangannya. Setidaknya kendaraan roda dua itu tidak akan terlalu terjebak macet, dan Laura tidak harus membuang-buang waktu di tengah kemacetan kota yang bisa menghabiskan waktu berpuluh-puluh menit bahkan bisa saja memakan waktu satu jam atau lebih.

Restoran Kai di jam makan siang ini cukup ramai, membuat Laura diam-diam mengulas senyumnya, ikut bahagia dengan usaha sang kekasih yang semakin maju. Bukan karena Laura matre atau bagaimana, hanya saja Laura sudah mendengar bagaimana Kai membangun restoran ini dengan modal yang seadanya karena enggan menerima bantuan dari sang papa.

Laura bangga akan perjuangan Kai dalam mewujudkan cita-cita sederhananya ini, cita-cita yang ternyata di persembahkan untuk dirinya. Terlihat dari nama restoran ini sendiri yang gabungan dari namanya dan nama Kai sendiri. Kaira’s Restoran. Hal yang membuat Laura tersentuh ketika mendengar penuturan Kai beberapa waktu lalu. Dan Laura tidak tahu bagaimana harus dirinya mengekspresikan diri untuk menunjukkan rasa harunya. Yang jelas Laura merasa begitu beruntung dan istimewa.

“Ibu Laura, betul?” tanya salah satu pelayan yang Laura temui di depan restoran, sepertinya memang sengaja menunggu kedatangannya.

Laura hanya mengangguk saja lalu mengikuti langkah pelayan itu yang membawanya ke lantai atas, tepatnya lantai tiga yang lebih ke area pribadi, melihat perabotan yang tersusun di sana berupa rak sepatu, televisi, seperangkat game, sofa, karpet berbulu tebal, bantal-bantal lantai dan beberapa perabotan yang biasa ada di ruang keluarga.

Tempat ini rapi dan tentunya nyaman, interiornya yang minimalis identitas asli seorang Kaivan. Lagi dan lagi Laura mengelum senyumnya, diam-diam ia semakin kagum pada mantan yang kini sudah kembali menjadi kekasihnya lagi.

Sepuluh tahun berlalu, ternyata Kai bisa semenakjubkan ini.

“Hai sayang, kamu udah datang?” Indah menyapa saat Laura sibuk melihat-lihat ruangan di lantai tiga restoran ini.

“Eh, iya Tante, baru sampai,” Laura tersenyum lalu menyalami punggung tangan dan mencium pipi wanita cantik paruh baya itu. Setelahnya berbasa basi menanyai kabar sebelum Indah mengajak Laura ke depan. Dan betapa terkejutnya Laura saat menemukan papi, abang, ayah dan ketiga ponakannya di sana, di meja persegi yang cukup panjang dengan banyak kursi mengelilingi. Semua orang tengah mengobrol akrab dengan tawa yang senantiasa mengiringi terlebih saat menanggapi cerita si kembar Nathan dan Nathael, sedangkan si kecil Arabella sibuk dengan cupcake strawberry di tangannya.

“Kamu udah datang, Dek?” Pandu yang menyadari lebih dulu kehadiran sang putri bungsu, hingga semua mata sekarang terarah pada Laura yang berdiri kebingungan di ambang pintu menuju balkon luas restoran milik Kai ini.

Married With Ex-BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang