Bab 7

1.3K 61 1
                                    

Happy Reading!!!

***

"Silahkan tuan putri," Kai membukakan pintu mobil untuk Laura yang malam ini tampil begitu cantik dalam balutan gaun berwarna biru lembut sepanjang mata kaki tanpa lengan. Rambutnya di biarkan tergerai indah, dan hanya berhiaskan jepit rambut Mutiara. Make up yang menempel di wajahnya hanya make up tipis natural, tapi sukses membuat Laura secantik bidadari, bahkan sepertinya bidadari pun kalah cantik oleh Laura malam ini.

"Yakin nih gak mau gandeng," goda Kai begitu Laura hendak melangkahkan kaki menuju hotel yang ada di depannya, tempat di mana acara reuni diselenggarakan.

Dengan terpaksa Laura menautkan tangannya di lengan Kaivan dan berjalan bersama menuju lobi hotel, lalu masuk ke dalam lift bersama beberapa orang lainnya yang sudah lebih dulu menunggu.

Setibanya di ballroom lantai lima belas, gugup itu mulai Laura rasakan apalagi saat melihat orang-orang yang cukup dirinya ingat memanggil Kai, menyuruhnya untuk menghampiri.

Awalnya Laura tidak ingin ikut, tapi Kai tidak mau melepaskannya, jadilah di sini Laura berdiri sekarang, di depan kedua teman Kaivan yang masih Laura ingat wajah dan namanya. Rasya dan Andra, sahabat dekat Kai sejak SMA dulu. Dan tidak menyangka bahwa hingga saat ini mereka masih bersahabat. Padahal setahu Laura semua akan berpencar setelah sama-sama sukses.

"Siapa nih Kai yang lo gandeng? Cantik, boleh kali kenalin sama gue," ujar Andra tersenyum manis pada Laura yang membuang muka.

"Lo gak kenal?" tanya Kai pada sahabatnya itu.

Andra dan Rasya menatap lamat-lamat, membuat Laura risi karenanya, dan semakin mengeratkan cengkeramannya di tangan Kai.

"Kayak kenal sih, tapi gue lupa. Memangnya dia siapa, Kai?" Rasya menggaruk kepala belakangnya saat tidak juga dapat mengingat sosok dalam gandengan Kaivan.

"Calon istri gue," ucap Kai, langsung mendapat cubitan dari Laura. Namun Kai sendiri malah tertawa karenanya.

"Anjir, serius lo, Kai?" heboh Andra sampai menarik perhatian yang lainnya, membuat orang-orang yang semula sibuk dengan aktivitasnya masing-masing mulai menghampiri Kai, Rasya dan Andra. Semua menatap penasaran ke arah Laura sambil menyapa Kai dengan akrab.

Laura tahu Kai memiliki banyak teman di tengah temperamennya yang buruk, mereka tetap solid dan menjadi teman yang care, meski tidak semuanya. Tapi Laura cukup iri dengan itu, pasalnya ia tidak memiliki satu pun teman semasa SMA-nya. Pernah dulu, namun sayangnya yang dianggapnya sahabat itu bermuka dua.

"Lo Laura 'kan?" salah satu dari mereka ternyata mengenali dirinya.

Laura hanya tersenyum kecil sebagai respons, namun tidak menyangka bahwa mereka akan berubah heboh terutama Andra dan Rasya yang sempat tidak mengenali.

"Lo beneran Laura?" ulang Andra memastikan.

"Iya," singkat Laura menjawab dengan seulas senyum di bibir. Membuat beberapa dari mereka terpesona sampai lupa bagaimana menutup mulut dan bernapas.

"Anjir, kok, makin cantik," seru Rasya, satu diantara beberapa orang yang terpesona akan Laura.

Kai yang menyadari tatapan kagum teman-temannya itu pun dengan segera menarik Laura, menyembunyikan perempuan itu dalam pelukannya sekaligus memberi tahu semua orang yang ada di sana bahwa Laura adalah miliknya.

Ya, meskipun ajakan balikannya belum juga di'iya'kan perempuan itu.

"Punya gue, ingat!" ujar Kai penuh peringatan. "Awas deh, lo pada minggir, calon istri gue pegal berdiri terus dari tadi," lanjut Kai meminta teman-temannya itu memberi jalan untuk dirinya dan Laura.

Married With Ex-BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang