Bab 35

882 33 3
                                    

Happy Reading!!!

***

"Ay bangun,” Laura menepuk-nepuk pipi Kai, membangunkan pria itu dengan sabar. Mengenai panggilan Laura memutuskan untuk menggunakan panggilan sayang mereka waktu pacaran dulu, karena menurut Laura itu tidak terlalu lebay. ‘Ay’ bukan hanya kependekan dari sayang, melainkan juga pelesetan dari nama Kai, ‘Ai’. Laura suka mengucapkannya. Singkat, manis dan tidak terlalu lebay.

“Eungghh,” lenguh Kai malas, membalik tubuhnya menjadi terlentang, lalu mengerjap kan matanya perlahan sebelum kemudian membukanya. Seulas senyum terbit di bibir Kai untuk menyambut pagi indahnya, lebih indah dari yang selama ini selalu Kai bayangkan.

Morning wife,” ucap Kai seraya bangkit dan mendaratkan kecupan dalam di kening Laura di susul kecupan-kecupan kecil di mata, pipi, hidung dan berakhir di bibir tipis lembut milik istri cantiknya itu.

Morning too hubby,” balas Laura dengan seulas senyum manis, tanpa membalas kecupan yang Kai berikan. Terlalu malu untuknya melakukan itu. “Mandi gih terus kita sarapan dan berangkat kerja,” lanjut Laura belum menyurutkan senyumnya.

“Kerja?” Kai memastikan. Laura mengangguk pelan sebagai jawaban. “Kita pengantin baru loh, Yang, masa udah masuk kerja lagi aja,” keluhnya lesu.

“Aku gak ngambil cuti, bahkan gak ada yang tahu kalau kita nikah kemarin, termasuk Dini,” jelas Laura singkat.

Kai semakin mengerucutkan bibirnya, tidak rela jika setelah ini mereka harus berpisah walau hanya untuk urusan pekerjaan. Padahal niatnya Kai ingin mesra-mesraan berdua hari ini seperti layaknya pengantin baru pada umumnya.

“Gak usah cemberut! Nanti kita ambil cuti lama setelah resepsi,” kata Laura membujuk suami manjanya. Kai mendongak mendengar itu.

“Bener ya, sebulan pokoknya, gak mau tahu!” tegas Kai dengan sorot mengancam.

Laura hanya mengangguk untuk menjawab, membuat Kai melebarkan kembali senyumnya dan langsung menarik Laura ke dalam pelukan. Benar-benar seperti anak kecil yang bahagia di janjikan mainan. Bedanya kalau Kai bukan akan mendapat mainan, melainkan rencana bulan madu yang akan segera terwujud.

“Sekarang kamu mandi, bajunya udah aku siapin,” Laura menunjuk sofa yang ada di kamarnya, di sana setelan kerja Kai tergelatak rapi. “Hari ini kita sarapan di rumah Bunda dulu, aku gak sempat masak soalnya.”

Kai mengangguk, tidak mempermasalahkan soal dimana dia akan sarapan, yang penting bersama Laura. Sebucin itu memang seorang Kaivan.

Selagi Kai mandi, Laura membereskan tempat tidurnya lalu keluar dari kamar dengan barang-barang kebutuhan kerjanya yang lengkap,  dan mampir terlebih dulu ke kamar Leo untuk memastikan bahwa sang papi sudah mandi dan siap berangkat kerja.

Tadi sebelum membangunkan suaminya, Laura lebih dulu membangunkan sang papi dan menyiapkan segala kebutuhan pria tua kesayangannya itu, aktivitas yang selalu Laura lakukan setiap harinya. Dan sekarang meskipun sudah menikah Laura tidak akan melupakan kebiasaan sekaligus tugasnya itu, menggantikan sang mami.

Leo tetaplah ayahnya, pria yang sudah membuat dirinya hadir di dunia ini, yang menyayanginya dan merawatnya hingga tumbuh dewasa seperti sekarang ini. Jasanya tidak akan pernah bisa Laura balas, terlebih kasih sayangnya. Maka dengan hal-hal kecil seperti ini Laura ingin membahagiakan orang tua tunggalnya itu selagi bisa.

***

Hari ini seperti biasanya setelah satu bulan cuti mengantar jemput Laura, Kai kembali pada aktivitas yang dirindukannya. Bedanya sekarang Kai tidak lagi menjemput Laura seperti biasa karena mereka sudah tinggal di satu atap yang sama. Dan karena kemarin Kai pulang menggunakan taksi jadilah hari ini ia memakai mobil Laura untuk mengantar perempuan itu ke rumah sakit sekaligus dirinya yang akan ke restoran.

Married With Ex-BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang