Bab 42

677 37 0
                                    

Happy Reading!!!

***

Yang, di Singapura dulu ada cowok bule yang naksir kamu gak?” tanya Kai tiba-tiba setalah duduk di sofa dan menyandarkan kepala Laura pada dada bidangnya.

“Banyak,” jawabnya tanpa mengalihkan fokus dari layar di depannya, sambil mulut yang terus menguyah buah-buahan yang sudah di potong kecil-kecil.

“Ada yang sempat jadi pacar kamu?” gelengan kepala yang menjadi jawaban Laura kali ini. “Masa?” Kening Kai mengerut tak percaya.

“Mereka gak menarik,” kata Laura masih tidak merubah posisi nyamannya.

“Kok bisa, bukannya bule itu ganteng-genteng?” heran Kai sekaligus juga penasaran.

“Memang, tapi aku tetap aja gak suka mereka.”

“Kenapa?” tanya Kai semakin penasaran, bahkan sekarang laki-laki itu sudah mengangkat tubuh Laura untuk duduk di pangkuannya, memposisikan perempuan itu agar menghadapnya. Kai ingin melihat jelas raut wajah istri cantiknya tapi enggan memberi jarak, jadilah posisi ini yang Kai pilih.

“Karena kalau aku naksir mereka, aku gak mungkin jadi istri kamu sekarang,” jawab Laura seraya menyentuh lembut pipi Kai yang mulai di tumbuhi bulu-bulu halus yang terasa menusuk di telapak tangannya.

“Kamu lagi gombal?” tanya polos Kai, yang membuat Laura menjawil hidung mancung pria itu dengan gemas.

“Aku gak pernah suka gombal. Memang benar, kok, aku gak tertarik sama mereka meskipun yang naksir aku banyak dan tampan-tampan. Aku terlalu malas menjalin hubungan dengan pria manapun setelah putus dari kamu. Takut juga sih sebenarnya,” ucap Laura tersenyum paksa di akhir kalimatnya. Membuat Kai semakin mendongak untuk melihat raut wajah istrinya. Dan gurat luka masih sedikit membayang di kedua bola mata indah itu.

“Maaf,” cicit Kai lirih.

Laura sedikit menundukan kepala, mengulas senyum dan kembali mengusap lembut wajah tampan suaminya. “Gak apa-apa,” ucap tulus Laura. “Dari kejadian itu justru sedikit banyak aku bersyukur karena dari sana aku tahu bahwa apa yang terlihat baik tidak akan selamanya baik. Prisil. Kamu tahu ‘kan gimana baiknya dia yang seolah-olah merangkulku di saat semua orang justru menganggapku aneh dan ketakutan?”

Kai mengangguk, mengingat bagaimana sahabat Laura dulu begitu baik dan perhatian. Selalu memberi semangat juga dukungan pada Laura agar tidak berkecil hati dengan tatapan orang-orang yang menganggapnya aneh hanya karena Laura bisa melihat hantu, dan kadang menebak apa yang akan menimpa seseorang.

Awal mula Kai mendekati Laura adalah untuk menaklukan gadis cantik yang selalu terlihat murung dan sendiri. Sosok Laura yang terlihat misterius membuat Kai penasaran, terlebih tidak banyak orang yang mendekati, padahal Laura cantik. Bisa di bilang bahwa Laura gadis tercantik di SMA-nya saat itu. Anehnya Laura tidak menjadi primadona. Namun siapa yang menyangka niat awal yang hanya ingin mengenyangkan rasa penasaran itu malah berakhir dengan jatuh cinta.

Laura yang semula Kai anggap mudah di taklukkan nyatanya amat sulit sampai Kai berniat untuk menyerah, tapi tidak pernah direstui hati. Egonya yang selalu menolak terkhianati oleh tubuhnya yang ingin terus menghampiri. Sampai akhirnya Kai benar-benar jatuh hati pada sosok yang kemudian dirinya ketahui memiliki keistimewaan yang tidak banyak orang miliki. Bukan hanya perihal sosok yang sudah mati, tapi juga tebakannya yang selalu terjadi. Itu pernah menjadi hal yang membuat Kai ngeri dan berniat untuk pergi menjauh seperti orang-orang lainnya. Tapi sayang hatinya lagi-lagi tidak bisa di ajak kompromi. Hingga lama kelamaan Kai bisa menerima semua keistimewaan Laura tanpa peduli apa pun lagi. Karena hatinya yang terlanjur terjerat pada pesona dan kebaikan Laura yang tulus.

Married With Ex-BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang