Bab 54

435 32 0
                                    

Happy Reading!!!

****

Jika biasanya memasak akan selalu membuat Miko tersenyum, sekarang pria itu malah justru cemberut dan mengomel dalam hati membuat rasa lelahnya semakin mendera.

Tersiksa. Itu yang Miko rasakan sekarang. Keadaan restoran yang ramai semenjak buka hingga sore menjelang membuatnya sulit untuk sekedar istirahat, dan di saat lega baru dirasa karena akhirnya memiliki kesempatan untuk menyandarkan punggung, tamu baru datang dengan kehebohan, meminta Miko untuk membuatkan menu makan malam yang cukup banyak, menggagalkan niat istirahat Miko.

Mengumpat. Bahkan sudah Miko lakukan semenjak melihat kedatangan segerombolan orang yang dikenalnya. Entahlah kenapa setelah kepergian Kai, Miko merasa dirinya sedang di siksa. Selalu ada saja waktu para sesepuh Kai-Laura datang menambah beban Miko, karena mereka hanya ingin memakan masakan Miko, padahal chef di restoran Kai bukan hanya dirinya saja.

Sial. Bahkan double sial karena di tengah dirinya lelah berkutat dengan berbagai macam peralatan dapur orang-orang itu malah asyik ketawa ketiwi. Menyebalkannya Andra dan Rasya berada diantaranya. Itu yang membuat Miko semakin keki dan menyesal memilih menjadi seorang koki.

“Masih banyak pelanggan gak, Mik?” tanya Indah saat Miko mengantarkan langsung hasil masakannya ke lantai dua dimana orang-orang yang sebagian dikenalnya berada. Mereka adalah Lyra-Pandu, Angga-Indah, dan masih banyak lagi orang yang belum Miko kenal kecuali Andra dan Rasya sedang mengobrol seru layaknya keluarga bahagia yang harmonis.

“Gak terlalu kayaknya, kenapa memang Tan?” jawab Miko sesopan mungkin. Meskipun mereka sudah dekat, tetap saja Miko merasa segan terlebih Angga ada di sana juga. Miko tidak ingin karirnya hancur gara-gara tidak sopan pada keluarga bosnya.

“Duduk sini, ikut kumpul. Kita rayain kehamilannya Laura.”

Miko menghela napas lega saat Indah melontarkan kalimat tersebut. Akhirnya. Batin Miko tersenyum lebar. Lalu duduk di salah satu kursi yang berjejer mengelilingi beberapa meja yang di gabung menjadi lebih panjang dan muat untuk banyak orang, bahkan masih ada beberapa yang kosong entah akan di huni oleh siapa. Tapi, mungkinkah Kai dan Laura pulang? Miko dengan cepat menggeleng. Sudah jelas bahwa pasangan baru yang sedang berbahagia akibat kabar kehamilan itu tidak akan pulang dalam waktu dekat.

Mengabaikan sisa kursi yang kosong, Miko memilih ikut dalam obrolan Andra dan Rasya serta Rapa dan beberapa laki-laki paruh baya yang baru di kenalkan oleh Indah dan Lyra. Miko tidak menyangka bahwa ternyata keluarga dari istri bosnya seramai ini, membuatnya rindu pada keluarga yang berada jauh di sana. Sudah hampir satu tahun Miko tidak pulang karena terlalu sibuk dengan pekerjaannya. Dan itu gara-gara Kai.

“Maaf kita terlambat,”

Suara itu mengalihkan semua orang yang ada di meja, termasuk Miko yang langsung tercengang melihat sosok cantik yang beberapa malam lalu dirinya tolong. Bidadari tanpa nama yang tiba-tiba hadir dalam mimpinya, mengusik Miko yang akhirnya menimbulkan harap untuk kembali bertemu.

“Apa mungkin ini mimpi?” gumam Miko amat pelan masih tidak melepaskan pandangan dari sosok yang melangkah anggun di depan sana bersama empat orang lainnya, yang Miko tebak sebagai keluarganya. Namun dengan cepat Miko meringis saat teringat malam dimana dirinya mengantarkan si cantik bak bidadari itu.

Untuk memarkirkan motornya di depan gerbang rumah perempuan itu saja Miko sudah minder. Terlihat amat kecil dan tidak pantas. Tapi sayang hatinya tidak bisa di cegah untuk berharap. Dan sekarang mereka kembali di pertemukan. Tahu seperti ini Miko memilih sibuk di dapur dari pada harus merasa kecil di kumpulan keluarga sang bos. Dan Miko tidak menyangka bahwa ternyata bidadari yang di tolongnya malam itu adalah bagian dari keluarga Laura. Miko tidak tahu harus bersyukur atau malah justru menyesal saat ini.

Married With Ex-BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang