Chapter 6 - Awake in Stranger's Hands

4K 233 7
                                    

This is 🔞 yaaaa!

Be wise.

———

Tara merasakan hangat di seluruh sisi tubuhnya, dengkuran halus membuatnya terbangun secara perlahan. Gadis itu mengerjapkan matanya, berupaya beradaptasi dengan sinar matahari yang menusuk kearah matanya. Otaknya mulai berpikir, kenapa sekitarannya terasa asing?

Gadis itu berangsur untuk duduk, namun tubuhnya menegang saat mendengar geraman rendah, membuatnya membeku selama beberapa detik. Tara melirik kearah lengan yang menahan pinggangnya, melingkar sampai ke perutnya.

Lengan siapa ini?

Tara bersumpah rasanya tidak berani menengok ke belakang, kearah si pemilik lengan. Tiba-tiba saja, sesuatu yang terasa seperti kecupan mendarat di tengkuk Tara, membuat seluruh darahnya berdesir. Gadis itu sontak bangkit dan terduduk disana.

Mata mereka bertemu saat Tara menatap kearah siapa yang mendekapnya sejak tadi, Calvin menampakkan senyum setengahnya, berbaring miring dengan dada terbuka tanpa pakaian. Lelaki itu menepuk-nepuk bantal yang tadi Tara tiduri.

"Kok bangun, sih? Sini tidur lagi, masih ngantuk gue". Ucap Calvin santai.

Tara menatap horror kearah lelaki itu. "Lo siapa?! Kok ada disini?".

"Emang ini dimana?". Tanya Calvin balik.

Tara terlihat celingukan, bingung menjawab pertanyaan lelaki itu. Benar juga, dimana dia? Tempat ini terasa asing. "Gue dimana?".

Calvin terkekeh renyah, suaranya terdengar satu oktaf lebih rendah dari biasanya, efek bangun tidur. "Di kamar gue".

Sorot horror makin jelas tergambar di wajah Tara, gadis itu langsung mengalihkan pandangannya kebawah, menemukan bahwa tubuhnya kini berselimut kaos oversize yang ia yakini bukan miliknya.

Sontak ia memegangi tubuhnya sendiri. Tubuhnya meremang di segala sisi. "What have we done?".

Calvin menumpukan beban kepalanya di satu lengannya. "Not much, you fell asleep when we're about to go through the main course".

"Brengsek, gue lagi gak sadar". Umpat Tara.

Calvin memunculkan senyumnya. "Sekarang udah kan? Yuk? Mau lanjutin?".

"Gak ada otak lo?". Maki Tara lagi, berniat beranjak dari kasur king size itu, namun lengan Calvin lebih cepat menahannya.

Calvin bahkan mengubah posisi mereka secepat kilat, dengan lelaki itu diatas tubuh Tara.

"Mau kemana?". Ucap Calvin, mendekatkan wajah keduanya dengan senyum yang masih mengembang disana.

Kedua tangan Calvin sigap menjaga tangan Tara agar tetap berada di masing-masing samping kepalanya. Gadis itu menggeliat. "Lepasin gue!".

"Gak akan, you're not allowed to leave the bed before both of us cum this morning". Bisik Calvin rendah, tepat di telinga Tara.

Gadis itu merasakan nafasnya memberat ketika Calvin mulai mengecupi sekitaran lehernya. Melalui posisinya yang sekarang, gadis itu baru bisa melihat dengan jelas bagian bawah tubuh Calvin yang masih terbungkus celana ketat pendek, benda berukuran besar itu terlihat menonjol disana.

Tara mencoba kembali memberontak dan melepaskan diri, namun cekalan Calvin makin erat di kedua pergelangan tangannya, membuatnya hampir tidak mungkin untuk bergerak. Baru saja Tara ingin mengumpati kelakuan lelaki diatasnya, saat bibir itu menyapa dan menyegel bibirnya terlebih dahulu.

Calvin menciumnya dengan tergesa, menelan segala rengekan Tara yang masih meminta lelaki itu untuk dilepaskan. Tara menggigit bibir itu kencang, membuat Calvin sontak melepas ciuman mereka dan menggosok luka di bibirnya dengan punggung tangan.

A MILE AWAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang