Chapter 29 - Partner Around Night

3.4K 189 12
                                    

🔞🔞🔞🔞!!!

———

Malam ini, segala jenis keangkuhan Tara runtuh sudah. Dengan berada diatas tubuh Calvin, bergerak naik turun dengan bagian tubuh saling terhubung. Tangan mereka terjalin, bibir mereka berulang kali saling mengecap, bagian inti menyatu dan menyebabkan peluh membasahi kening keduanya. Calvin tidak pernah tahu, bahwa seks bisa membawa perasaan menyenangkan seperti sekarang. Ia tidak pernah tahu sebelumnya, kalau partnernya di ranjang bisa membuatnya tak henti memuja, menyebutkan serangkaian kata yang menekan kepada 'cantik'.

Tara memang cantik, dilihat dari sisi manapun, gadis itu memang mempesona. Bahkan dengan peluh membanjiri bagian kening hingga ke lehernya, dan dengan wajah memerah karena menahan desahannya sejak tadi. Egonya tetap dijaga setinggi mungkin, walau gadis itu sudah jelas mengalah dan berakhir menyetujui pergempuran mereka malam ini di ranjang Calvin, dengan kondisi high tentunya, karena Calvin sempat mencekokinya beberapa sloki vodka sebelum mereka melakukannya.

"Gak usah ditahan, kalo mau desah, desah aja, Kak". Ucap Calvin susah payah karena makhluk kecil di pangkuannya itu masih terus bergerak acak dengan lincah.

Tara berakhir menggigit bibirnya sendiri, bersikeras menahan desahan yang sudah memaksa diujung bibirnya. Melihatnya, Calvin tidak tahan dan beranjak bangkit untuk duduk dan memagut bibir itu, dengan Tara yang tersentak namun tetap berupaya bergerak naik turun ditengah ciuman mereka.

Calvin merasakan Tara merespon ciumannya dengan sama bersemangatnya, sebelum berakhir memejam saat Calvin melepasnya dan berkata dengan nada rendah. "God, I'm obsessed with you".

Diluar dugaan, Tara menggeleng pelan. "Gak boleh".

Wajah merah itu terlihat lucu saat berupaya menjawab, seperti anak kecil yang tengah mengajak berdebat lawan bicaranya. Jadi, Calvin menanggapi. "Kenapa gak boleh?".

"Kita kan.. Ah—musuhan". Respon Tara, pada akhirnya meloloskan lenguhan karena meraskan Calvin mulai ikut bergerak dengan ritme yang memabukkan.

Calvin menyatukan kening keduanya saat meraskan nikmat itu mulai membabi-buta memanjakannya. Lelaki itu mulai kehilangan kemampuan berpikir, namun memaksakan untuk berbicara. "Kata siapa musuhan? Orang gue ngejar-ngejar lo".

Tara melempar kepalanya hingga mengadah, sebelum berakhir kembali menggeleng kuat. "Lo.. Kan.. Ah—Punya.. Pacar".

"Bisa gue putusin besok. Sekarang juga bisa, asal lo mau gue pacarin". Balas Calvin lagi, kali ini menggempur Tara jauh lebih dalam dan cepat dari sebelumnya.

"Ah—Calv. No. Jangan cepet-cepet". Rengek Tara sembari membawa wajahnya ke lekukan leher Calvin dan menyembunyikannya disana.

"God.. My name sounds really sexy everytime you say it". Puji Calvin sembari memejam, merasakan bagaimana dinding Tara mengetat, ia tahu gadis itu akan segera sampai di puncaknya dalam beberapa hujaman lagi. Calvin hafal betul. "You close? Wanna cum, baby?".

Tara mengangguk berulang kali, membiarkan apapun yang akan terjadi nanti tanpa sanggup berpikir lagi. Calvin memastikan temponya tetap terjaga saat berbisik di telinga Tara. "Enak ya, sayang? Kamu suka ya? Go on, Tara, cum".

Seakan Calvin baru saja menekan tombol di tubuh Tara, gadis itu merengek saat menerima pelepasannya,  Calvin menggeram saat merasakan basah di area bawahnya, seakan sesuatu menyemprot keluar dan membasahi paha terbukanya.

A MILE AWAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang