A little 🔞🔞🔞
———
Tara terbangun di pagi hari dengan perasaan yang tidak familiar, gadis itu melirik kearah jam di nakas dan menemukan ia sudah tertidur sampai sore menjelang, perkuliahan yang seharusnya ia hadiri tadi pagi terlewat sudah. Gadis itu merangkak turun dari kasur dan mencari pakaiannya yang seharusnya berserakan di lantai. Matanya membelalak karena menemukan lantai kayu itu kosong, tidak ada sehelai pun yang tertinggal disana.
Dengan panik, Tara menarik selimut lebih tinggi, dan menunduk lebih lagi untuk melongok kearah kolong.
"Tara?".
Panggilan itu membuatnya tersentak hingga jatuh bergelinding keatas lantai, membuat Ken langsung berlari mendekat dan mengecek kondisinya. Bunyi dentuman kepala bagian belakang Tara yang beradu dengan lantai kayu membuat Ken khawatir.
"Astaga, Tara!". Seru Ken saat melihat kejadian jatuhnya Tara yang cukup memalukan.
Gadis itu mengaduh, memegangi kepala belakangnya yang sakit. "Aduh, sakit banget".
Ken segera membantu gadis itu untuk bangkit, menggendong tubuh Tara agar kembali berbaring di kasur dan menutupi tubuhnya dengan selimut tadi. "Lo ngapain sih ngelongok ke kolong?".
Tara menaikkan selimutnya hingga ke batas hidung, menutupi wajahnya yang memerah. "Nyari baju gue.. Kok gak ada?".
Ken kemudian memutar bola matanya, sebelum bergerak menuju ke lemari dan mengambil selembar baju miliknya beserta celana dengan warna senada. "Gue cuci, itu lagi di mesin cuci. Pake baju gue dulu aja, ya? Kotor soalnya, kan semalem buat.. Itu.. Ngelap..".
Tara bersumpah ia bisa meledak jika pembicaraan mengenai semalam dibahas lagi, wajahnya yang tersembunyi itu memerah bukan main. "Oke, oke. Gak perlu diperjelas".
Ken menatap kearah Tara dengan raut khawatir, memutuskan untuk duduk diatas kasur dengan tenang sembari Tara mengenakan kaos milik Ken, dan melupakan celana kebesaran itu.
Ken menatap heran, mengapa gadis itu terlihat begitu santai setelah kejadian semalam?
"Tar.. Mau ngomong boleh?". Ucap Ken memulai lebih dulu percakapan mereka, lelaki itu memainkan jarinya sendiri, gelisah akan pemikirannya yang tertahan.
Tara menghentikan kegiatan merapikan rambutnya dan menatap kearah Ken. Gadis itu tidak menjawab, hanya terus memberi tatapan pada Ken, membuat sang lelaki pada akhirnya memberanikan diri.
"Lo.. Inget semua soal semalem?". Tembak Ken to-the point.
Pipi yang masih bersemu itu terlihat makin menunjukkan rona-Nya. "Gak usah dibahas, boleh gak? Gue malu".
Rona kemerahan di pipi Tara menjalar hingga ke bagian leher dan dadanya, seakan seluruh jengkal tubuhnya memerah mengingat betapa panasnya mereka di malam sebelumnya, penuh lumatan, hujaman, bahkan perlakuan penuh afeksi yang terbalut dengan eksotis.
Ken menggeleng ringan. "Gak bisa, Tar. Gue tadi tidurnya sampai gak tenang, kepikiran. Gue butuh kepastian kalo lo.. Gak nyesel, dengan apa yang terjadi antara kita semalam". Ken menahan pandangan matanya pada Tara, mencoba menerka isi kepala sahabatnya yang baru saja menghabiskan malam bersama.
Gadis itu terlihat memijit bagian belakang lehernya sebelum menjawab. "Gue gak nyesel, kok".
Bibir Ken sampai terbuka mendengarnya, lelaki itu masih tak mempercayai bahwa gadis di hadapannya ini bisa jadi semenggemaskan sekarang, begitu polos dan tak terpengaruh, berbeda dengan ucapan yang keluar dari mulutnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/316916905-288-k722851.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
A MILE AWAY
RomanceGirisha Triastara Briel, Tara, gadis yang bahkan dijuliki si tomboy di kampusnya punya hobi mendatangi aktivitas drifting berkat ajakan sang kakak. Di arena balap itulah, Tara menemukan trigger dan juga ketertarikan. Di arena balap itu juga lah, Cal...